Share

Bab 388

Author: Camelia
Tangan Aura bergetar. Sendoknya hampir saja jatuh ke dalam bubur. Dia menoleh ke arah Jose. Wajah pria itu memang tak menunjukkan banyak ekspresi, tetapi Aura tidak bodoh. Tatapan dingin dan tajam Jose terlihat sangat jelas di mata Aura.

Mengingat hal yang pernah dia alami di hadapan Jose, Aura memaksakan senyuman. "Pacar kecil apaan? Mereka cuma ngarang."

"Masa?" Jose mengambil sepotong akar teratai, meletakkannya di mangkuk Aura. Lauk itu memang tampak menggoda selera, tetapi Aura tak berani menyentuhnya.

Nada bicara Jose tadi terlalu sarkastis. Dia tahu jika dia tidak bisa memberi penjelasan yang masuk akal malam ini, bisa-bisa dia dalam masalah besar.

Aura diam sesaat, lalu menyahut, "Serius, mereka cuma salah paham. Sore tadi waktu aku ke rumah sakit, aku ketemu Fendro, terus tiba-tiba pingsan. Dia yang bantu panggil dokter. Mungkin dokternya yang salah paham soal hubungan kami."

"Oh?" Alis tebal Jose terangkat. Dia tampak masih kurang percaya.

Aura menghela napas dalam hati, mera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Abu Ahmmad
berharap ada benih di rahim aura
goodnovel comment avatar
Dimas rengga permana Firmansyah
sweet bgtt ternyata. semoga semakin hari Jose dan aura merasakan getar cinta yg semakin tumbuh.
goodnovel comment avatar
idagh7
jose ini sayang sama aura, tetapi dia terlanjur bilang 'aura kamu memang menarik tapi jadi orang harus tahu diri' buat aura skeptis sampai sekarang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 425

    Aura terdiam beberapa saat. Tatapannya mulai terlihat memelas saat menatap Jose. "Pak Jose, boleh aku tinggal di sini sebentar?"Jose melirik ke arah mie instan di tangan Aura, ekspresinya langsung berubah sedikit jijik. "Coba bilang, kali ini kamu datang ke tempatku karena apa lagi?"Sambil berbicara, dia melangkah ke sofa dan duduk, lalu menarik longgar dasinya. Penampilannya terlihat sangat lelah.Aura melirik ke arah mie instan di tangannya, lalu segera berjalan ke dapur untuk membereskan sisanya. Begitu kembali, Jose sudah memegang segelas anggur di tangannya.Aura mendekat. Sebenarnya selain ingin menumpang untuk sementara waktu, tujuan utama Aura kali ini adalah meminjam beberapa orang dari Jose.Kalau ingin meminta bantuan, tentu harus menunjukkan sikap yang sopan. Tangan mungil Aura terulur ke bahu Jose, mulai memijat. Tenaganya sangat lemah, pijatannya seperti garukan ringan.Namun, Jose justru tampak menikmatinya. Matanya yang biasa dingin pun terpejam sejenak. "Kelihatannya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 424

    Setengah jam kemudian, Aura duduk di sebuah kafe tak jauh dari kantor. Karena suasana hatinya sedang tidak baik, dia memesan segelas kapucino. Minuman manis itu sedikit membantu meredakan emosinya.Tak lama kemudian, seorang pria duduk di hadapannya."Bu Aura memang selalu tepat waktu.""Ada hasil apa kali ini?" Aura tidak membuang waktu.Detektif pribadi, Sammy, duduk di hadapannya dan membetulkan topi di kepalanya. "Urusanmu kali ini benar-benar sulit. Nyawaku hampir melayang. Tapi, aku berhasil dapatkan yang kamu mau."Sambil berbicara, dia melemparkan satu map dokumen ke hadapan Aura. "Silakan lihat sendiri."Aura membukanya. Saat melihat isi map itu, ekspresinya tetap datar. Penyelidikan tentang Keluarga Santosa memang membuahkan sedikit hasil.Bagaimanapun, Keluarga Santosa bukan keluarga sembarang, tidak mungkin mudah dibongkar. Terutama Markos, pria itu terlihat tenang, tetapi sangat kejam dalam bertindak.Andai saja dia tidak mendengar percakapan Daffa secara tidak sengaja seb

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 423

    Namun, ekspresi yang muncul bukanlah bahagia, melainkan terkejut. Lebih tepatnya, terkejut yang disertai rasa tidak percaya."Ini kontrak kerja sama antara Grup Tanjung dengan Renald? Kamu berhasil dapat tanda tangannya?"Aura melirik Anrez sekilas. "Ya, jadi sekarang kamu bisa suruh orang ini keluar."Anrez mengernyit. Wajahnya tak menunjukkan sedikit pun kegembiraan, hanya sepasang mata keruh yang tajam menatap Aura.Setelah hening beberapa saat, barulah dia bertanya dengan nada dingin, "Jadi, ini alasanmu nggak pulang semalaman?"Ekspresi Aura langsung berubah. Dia tahu Anrez memang tidak suka padanya, tetapi tak menyangka kebencian itu bisa sejahat ini.Bahkan di hadapan orang luar, dia masih bisa menuduh Aura mendapatkan kontrak itu lewat tidur dengan Renald.Meskipun Aura sudah lama kecewa pada Anrez, saat itu hatinya tetap terasa sangat sakit. Seolah-olah dadanya dicengkeram erat oleh sesuatu, hingga hampir tak bisa bernapas.Aura menggertakkan giginya agar suaranya tak bergetar

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 422

    "Eee ... kemarin katanya ada yang mau membunuh dia, gimana kelanjutannya?"Marsel langsung menjadi waspada, menoleh ke sekeliling, baru kemudian berkata pelan kepada Aura, "Nona Aura, sebaiknya nggak usah ikut campur soal ini."Aura mengangguk. "Baiklah."....Karena pikirannya sedang penuh, Aura menjadi sedikit linglung. Saat tiba di kantor, waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi.Leona sudah menunggunya di depan pintu. Begitu melihatnya, Leona langsung menghampiri. "Bu Aura, kenapa baru datang? Pak Anrez mencari Ibu."Begitu mendengar nama Anrez, Aura langsung merasa kesal tanpa sebab. "Dia cari aku buat apa?"Belum sempat Leona menjawab, Aura sudah melihat Anrez. Dia berdiri tak jauh dari sana dengan wajah masam, seolah-olah Aura berutang padanya.Langkah kaki Aura terhenti. Sebelum dia sempat bersuara, Anrez sudah menegur, "Semalam kamu nggak pulang lagi, coba lihat kamu sekarang jadi apa!"Baru mulai berbicara saja sudah kedengaran seperti bapak-bapak. Sayangnya, dia sendiri tak

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 421

    Saat pertempuran berpindah dari kamar mandi ke ranjang, Aura sudah kehabisan tenaga. Selain kehabisan tenaga, dia juga malas-malasan sejak awal. Tak peduli Jose berbuat apa, dia tetap berbaring malas di tempat tidur, bahkan untuk menggerakkan jari saja tidak punya tenaga.Kapan semuanya selesai pun dia tak tahu. Yang dia tahu hanya semalaman tubuhnya dipeluk oleh tubuh hangat Jose. Malam itu, Aura tidur dengan sangat nyenyak.Keesokan harinya, dia bangun lebih dulu daripada Jose. Dia sedikit menggerakkan tubuhnya, hendak berbalik untuk melihat wajahnya. Namun, baru bergeser sedikit, tubuhnya sudah ditarik kembali oleh Jose.Tubuh pria itu panas membara, hanya sedikit bergerak saja Aura sudah bisa merasakan ada sesuatu yang keras menempel di punggung bawahnya. Seketika, wajahnya memerah.Kemudian, terdengar suara Jose yang serak dan malas. "Jangan gerak-gerak."Aura pun benar-benar tak berani bergerak lagi. Tubuhnya sekarang masih terasa sakit. Dia tidak sanggup jika harus dihajar Jose

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 420

    "Kalau begitu kamu saja yang bilang, gimana supaya kamu bisa maafin aku?"Aura tahu betul Jose adalah orang yang sangat pendendam. Kalau masalah hari ini tidak dibereskan, dia tidak tahu akan seperti apa ke depannya. Namun, Jose tetap tak mengucapkan sepatah kata pun.Aura terdiam sejenak, lalu dengan hati-hati mendekat dan mengecup bibirnya. "Kalau masih belum puas, kamu boleh gigit aku juga."Jose mengangkat alis sedikit, lalu mengejek, "Heh, katanya wanita itu plin-plan. Hari ini aku benaran membuktikannya.""Pergi sana." Jose berdiri dan berjalan ke lantai atas. "Aku mau istirahat."Sikapnya luar biasa dingin. Aura langsung terdiam. Namun, tak lama kemudian, dia pun memahami.Pria seangkuh Jose ditolak dengan cara menyakitkan. Tidak menyuruh orang untuk mengusirnya saja sudah sangat bermurah hati.Langkah kaki Jose tidak berhenti. Sementara itu, Aura tetap berdiri di tempatnya cukup lama, tidak bergerak. Barulah beberapa saat kemudian, seolah-olah telah membuat keputusan, dia pun i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status