Share

Bab 38

Penulis: Camelia
"Ayah, karena Bi Sera sudah ngomong begini, aku jadi pengen dengar apa yang terjadi sama rumah itu." Aura bangkit berdiri. Tubuhnya yang ramping, berdiri tegak di hadapan Anrez.

Anrez terdiam sejenak, lalu tiba-tiba mendongak menatap Aura. "Aura, kamu ini masih anggap aku ayahmu atau nggak?"

Aura kebingungan.

Oke! Dilihat dari reaksi Anrez, dia sudah bisa menebak pasti ada yang aneh dengan rumah itu. Selain itu, kejanggalannya mungkin bukan masalah kecil.

Aura tidak berbicara. Dia hanya menatap Anrez dengan intens, seolah-olah sedang menunggu jawaban darinya.

Anrez mengulumm bibirnya dan berdiri sambil berkata, "Aku masih belum mati, kamu sudah ngincar semua barang-barangku? Nggak usah dibahas lagi soal rumah itu. Kalau sudah saatnya, aku akan menyerahkan rumah itu padamu."

Mendengar hal itu, Serra melirik Anrez sekilas, lalu menarik lengannya. Anrez menepis tangan Serra, lalu beranjak ke lantai atas dengan kesal.

Di ruang tamu itu hanya tersisa Aura dan Serra yang saling bertatapan. K
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 634

    "Aku bukan takut." Aura berkata dengan agak canggung, "Hanya saja, kamu sudah beberapa hari nggak pulang. Temani aku sebentar ya.""Heh ...." Jose terkekeh pelan. Tawa itu tidak mengandung emosi, entah karena merasa senang atau mentertawakan Aura yang keras kepala. Entah karena senang atau karena mengejek keras kepalanya Aura.Namun, Aura tidak marah. Film ini sudah lama ingin dia tonton, hanya saja selalu tidak ada yang menemani. Setiap kali sampai ke bagian paling seru, dia selalu berhenti karena takut. Namun, dengan adanya Jose di sini, rasanya tidak terlalu menakutkan lagi.Seorang pelayan yang cermat mengantar sepiring buah, lalu pergi tanpa suara. Aura memegang piring buah itu, kedua kakinya yang putih jenjang melipat di atas sofa.Dia memasukkan sebutir anggur ke mulutnya, berpikir sejenak, lalu menyodorkan sebutir kepada Jose. Dia tidak menoleh, hanya menyodorkannya begitu saja dengan alami.Jose melirik tangan Aura yang terulur, mengangkat alis, lalu sedikit menunduk untuk men

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 633

    Suara Jose terdengar lembut, seolah-olah dia hanya sedang berbincang santai dengan Aura.Aura terdiam sejenak, lalu mendongak menatap Jose. "Kamu ini figur publik, wajar kalau setiap gerakanmu selalu ada mata yang mengawasi. Banyak orang yang bisa menyebarkan informasi ini. Lagi pula, orang yang tahu soal ini juga nggak sedikit."Jose mengangkat alis. "Kamu ada benarnya. Hanya saja untuk urusan ini, aku sudah berpesan ke semua orang. Kamu pikir siapa yang berani melawan perintahku?"Hati Aura langsung tercekat, nalurinya mengatakan Jose sudah tahu sesuatu. Dia menunduk, lalu menggigit bibir pelan sebelum berkata, "Mungkin ada orang yang nggak tahu diri."Jose terkekeh-kekeh, tangannya terangkat mencubit lembut cuping telinga Aura. Dia tidak menggunakan tenaga, tetapi sentuhan kasar ujung jarinya yang melintas di kulit tipis itu cukup membuat tubuh Aura refleks bergetar."Memang nggak tahu diri. Sepertinya perlu benar-benar diselidiki. Kalau sudah ketahuan, harus dicabut giginya, lalu d

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 632

    Dari jendela kaca besar ruang tamu, pemandangan di luar tampak seperti sebuah lukisan minyak. Di antara rumpun bunga, tubuh mungil Aura berkeliling. Dia serius memilih bunga yang dia inginkan. Setelah memotong segenggam, dia mengangkatnya dengan wajah penuh senyuman.Begitu masuk ruang tamu dan melihat Jose berdiri di sana, langkahnya sempat terhenti. Namun segera, senyumannya kembali muncul. "Kamu sudah pulang?"Aura meletakkan bunga di atas meja besar di sampingnya, di mana ada beberapa vas dengan bentuk berbeda.Jose menyipitkan mata sedikit, lalu melangkah maju dan langsung merengkuhnya ke dalam pelukan. "Kita sudah beberapa hari nggak ketemu, kamu nggak kangen aku?"Nada suaranya terdengar lelah.Tubuh Aura sempat menegang, tetapi ketika menoleh pada Jose, dia tersenyum cerah. "Tentu saja kangen. Kondisi Sherly gimana? Sudah membaik?"Jose menekan sedikit sudut bibirnya, tatapannya yang dalam meneliti wajah Aura beberapa saat. Mendapati bahwa pertanyaan itu seakan-akan murni karen

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 631

    "Ah!" Di apartemen mewah yang luas, terdengar jeritan tajam dari Winona."Ngapain kamu ribut-ribut?" Seorang pemuda keluar dari kamar, melihat Winona yang berteriak seperti orang gila. Di matanya tersirat kekesalan. "Bagaimanapun, kamu putri Keluarga Jauhari. Kenapa sama sekali nggak ada sedikit pun sikap seorang putri keluarga terpandang?"Winona menoleh ke arah kakaknya, Kenzo. "Kak, Jose mau nikah. Bukan denganku, tapi dengan wanita lain."Mendengar itu, wajah Kenzo pun menjadi suram. Namun, dia tetap lebih tenang dibandingkan adiknya. "Kalau Jose memang nggak tertarik sama kamu, ya ganti saja pria lain. Kenapa harus ribut-ribut begini? Bikin malu saja."Winona maju mendekatinya sambil mengentakkan kaki. "Nggak mau! Aku cuma mau Jose! Selain dia, aku nggak mau siapa pun.""Lagi pula, Bibi Riana juga sudah bilang, dia cuma mengakuiku sebagai menantunya. Mana mungkin dia mengakui wanita murahan itu sebagai menantu. Aura cuma mengandalkan wajahnya untuk merebut Jose. Jose jelas-jelas s

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 630

    Jose menoleh menatapnya, lalu melirik tangan Aura yang mencengkeram ujung bajunya. Dia mengatupkan bibirnya, lalu berkata, "Aku ada urusan sebentar, kamu di rumah. Begitu selesai, aku langsung pulang."Suara Jose jarang sekali terdengar lembut seperti ini.Aura tertegun sejenak. Tiba-tiba, dia ingin bersikap sedikit manja. "Tapi malam ini, aku ingin kamu temani aku."Kesabaran yang semula ada di wajah Jose seketika hilang. Dia menunduk, menatap Aura. "Aura, jangan bersikap kekanak-kanakan. Aku sudah bilang, Sherly berbeda dengan orang lain. Jangan cemburu buta begini."Cemburu buta? Aura melihat ekspresi Jose, mendadak merasa kata-kata itu lucu sekali. Dia tidak marah, hanya tersenyum sambil melepaskan tangannya dari baju Jose. "Aku cuma bercanda. Pergi sana."Tatapan Jose sedikit melunak, seolah-olah menyadari ucapannya tadi terlalu keras. Dia menunduk, mengusap lembut kepala Aura. "Begitu selesai, aku langsung balik."Aura hanya menggumam pelan. Matanya menatap punggung Jose yang men

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 629

    Aura segera kembali sadar. "Nggak, aku cuma lagi pikirin gimana dekorasi pernikahan nanti.""Oh?" Jose sedikit mengangkat alisnya. Kemudian, dia memiringkan tubuh, menatap Aura lekat-lekat. "Kalau begitu, coba katakan, kamu ingin seperti apa."Pertanyaan itu membuat Aura terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Setelah berpikir sejenak, dia menyahut, "Pak Jose bicara apa sih? Seleraku mana bisa dibandingkan denganmu. Kamu saja yang atur, apa pun aku suka."Sambil berbicara, Aura bersandar di pelukan Jose dengan gaya manja, untuk mengalihkan topik.Jose menunduk menatap rambut lembutnya, lalu meraih tengkuknya dan menariknya keluar dari pelukan.Aura mendongak menatapnya, melihat bibir Jose yang tadinya terangkat kini kembali turun. Dia tertegun, tak tahu lagi ucapan mana yang membuat Jose tidak senang. Jantungnya pun berdebar kencang tanpa sebab.Beberapa saat kemudian, Jose akhirnya bertanya dengan dingin, "Pak Jose? Kamu nggak merasa panggilan itu terdengar terlalu asing, untuk kita yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status