Share

Bab 47

Penulis: Camelia
Ibu yang selalu lembut dalam ingatannya, tiba-tiba mengangkat kepala menatapnya dengan wajah penuh luka berdarah. Dia bertanya pada Aura, mengapa Aura mengakui musuhnya sebagai ibu.

Aura tersentak dan terbangun dari tidurnya.

"Ah ...." Dia menghela napas pelan, lalu membuka mata dan mendapati Lulu sedang menatapnya dengan penuh kekhawatiran. "Aura, kamu kenapa?"

Aura terdiam sejenak. Kemudian, dia baru menyadari bahwa yang tadi itu hanyalah mimpi. Hanya saja, meskipun itu cuma mimpi, dadanya tetap terasa sesak.

"Kenapa kamu bisa ke sini?" tanyanya.

Sambil menuangkan air panas ke dalam gelas, Lulu menjawab, "Tadi aku telepon kamu, yang angkat suster. Katanya kamu dirawat, jadi aku langsung datang."

Aura hanya mengangguk dan menerima air dari Lulu. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Masalah aku dirawat ini, jangan beri tahu siapa pun."

Lulu mengangkat alisnya sedikit. "Aku dengar dari suster, yang ngantar kamu ke sini adalah pria yang sangat tampan. Tapi sepertinya bukan Daffa, ya?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Vina Nursanti
pAsti itu yang di maksud dlm mimpi ibunya dafa
goodnovel comment avatar
Goodnovel Awesomegirl
lanjut thorrrr...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 437

    Philip mengangguk sambil menjawab, "Sudah. Dia lagi tunggu Bos di ruang tamu."Jose mengiakan, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Begitu masuk, dia langsung melihat seorang pria yang sedang duduk di dalam.Ekspresi pria itu tampak santai. Setelah melihat Jose, dia berdiri sambil tersenyum dan berujar, "Aku sudah tahu Pak Jose pasti akan menemuiku."Jose duduk di seberangnya dengan ekspresi datar. Tubuhnya yang tinggi dan ramping bersandar di sofa. Dia menyilangkan kaki sambil terus memainkan cincin di ibu jarinya, lalu bertanya, "Katakan, di mana kamu pernah melihatnya?"Mendengar ini, pria itu menaikkan alis, lalu duduk di seberang Jose. Dia menimpali, "Pak Jose terlalu buru-buru. Kalau aku bilang pernah lihat, berarti itu benar."Setelah itu, pria itu mengeluarkan selembar foto dan menyerahkannya kepada Jose. "Hanya saja ...," kata pria itu sambil menggosok-gosok ibu jari dan telunjuknya."Hanya saja, aku sudah jauh-jauh kemari untuk menemui Pak Jose. Setidaknya ongkos perjalanannya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 436

    Aura meringkuk di dalam pelukan Jose saat digendong masuk ke rumah sakit. Dia terus menyembunyikan wajahnya di dada Jose. Sikapnya seperti orang yang baru melakukan hal tercela dan takut ketahuan.Jose menunduk menatap Aura sekilas. Melihat semburat merah di pipi Aura, dia mendengus dingin sebelum bertanya, "Kenapa? Kamu merasa sangat malu digendong olehku?"Aura mengatupkan bibir, lalu membalas, "Bukan begitu. Aku cuma takut buat masalah untukmu. Lagi pula, kalau sampai ada yang memotret, besok pasti akan masuk berita utama. Kalau aku menyembunyikan wajahku, nanti kamu bisa jelaskan kalau aku ini adikmu atau semacamnya."Betapa pengertiannya Aura. Sayangnya, Jose seperti tidak begitu menghargai niatnya. Baru saja selesai bicara, Aura melihat rahang bawah Jose menegang seperti sedang menggertakkan gigi."Kalau bisa secerewet ini, sepertinya lukamu terlalu ringan," sindir Jose. Nada bicaranya terdengar seperti sedang marah.Aura menutup mulutnya dan tidak beradu mulut lagi dengan Jose.

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 435

    Aura memeluk Jose dengan erat dan tidak mau melepaskannya, seakan-akan mendapatkan pelampung setelah nyaris tenggelam.Jose mengernyit dalam-dalam. Matanya yang gelap memancarkan kilatan tajam. Dia menggertakkan gigi, lalu menggendong Aura dari tanah.Ketika menoleh ke belakang, terlihat Marsel yang sedang menginjak leher pria yang barusan hendak melecehkan Aura."Tuan Jose. Orangnya sudah ditahan. Bagaimana selanjutnya?" tanya Marsel.Jose menyipitkan matanya. Marsel bisa melihat tatapan tajam Jose dengan sangat jelas."Yang penting jangan sampai mati. Setelah itu, bawa dia ke kantor polisi," sahut Jose.Marsel mengerti dan membalas, "Baik. Kalau begitu, aku bawa dia ke Kelab Fana dulu."Orang yang dibawa ke Kelab Fana jarang ada yang keluar dalam keadaan utuh. Daffa saja tidak bisa, apalagi berengsek ini.Yang penting jangan sampai mati. Itu berarti bisa diperlakukan sesuka hati? Marsel menatap pria itu dengan simpati. Dia berdecak, lalu menghubungi Philip dan berkata, "Halo? Ada ker

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 434

    Aura tahu tidak ada gunanya berbicara dengan orang seperti pria itu. Dia memilih untuk mengabaikannya dan pergi.Namun, bagaimana mungkin pria yang sudah dikuasai nafsu membiarkan mangsanya pergi begitu saja? Melihat Aura yang enggan berbicara dengannya, pria itu langsung menarik pergelangan tangan Aura."Pergi! Kalau menarikku lagi, aku akan lapor polisi!" pekik Aura dengan lantang.Sayangnya, ancaman Aura tidak mempan pada pria itu."Cantik, jangan takut. Aku tahu kamu malu karena ini baru pertama kali. Nggak apa-apa. Setelah main, kamu nggak akan malu lagi," kata pria itu."Siapa pun, tolong! Tolong aku!" teriak Aura.Menurut Aura, tidak ada gunanya berbicara dengan pria seperti itu. Jadi, dia memutuskan untuk berteriak minta tolong. Jika tahu akan menghadapi masalah ini, tadi dia pasti akan nekat tetap di mobilnya Jose dan menolak untuk turun."Diam! Jangan teriak!" sergah pria itu dengan panik saat melihat Aura berteriak. Dia langsung membekap mulut Aura dan menyeretnya ke gang bu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 433

    Aura terdiam sejenak, lalu masuk ke mobil Jose. Begitu masuk, dia mencium bau rokok yang kuat bercampur dengan aroma lembut dari tubuh Jose.Aura menoleh menatap Jose. Dia awalnya ingin bertanya pada Jose kenapa bisa tiba-tiba muncul. Namun, Jose lebih dulu menyindir, "Hebat. Di hadapanku, kamu berani dan galak sekali. Kenapa di hadapan Donna tadi kamu diam seribu bahasa?"Aura seketika mengurungkan niatnya untuk melontarkan kata-kata yang hendak diucapkan barusan. Dia awalnya cukup terharu. Namun, begitu Jose melontarkan sindirannya, rasa terharu itu lenyap begitu saja.Jose melirik Aura sekilas dan melihat wajah mungil itu tampak sangat tidak senang. Dia mencengkeram dagu Aura dan memaksanya menatap dirinya."Lain kali, balas orang-orang yang menindasmu. Aku yang akan bertanggung jawab," tegas Jose dengan suara rendah. Matanya sedikit menyipit ketika menatap Aura.Meskipun Jose berkata seperti itu, Aura tidak berani memercayainya begitu saja. Jose sudah banyak membantunya dan itu sud

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 432

    "Kalau nggak mau ketahuan, jangan lakukan sejak awal," ucap Aura.Donna menyipitkan matanya. Tatapannya pada Aura yang awalnya penuh amarah, perlahan berubah menjadi ketakutan. Benar. Dia mulai takut.Aura memang tidak begitu menakutkan, tetapi sekarang Jose ada di belakangnya. Jose jelas sekali akan mendukung Aura. Saat ini, Donna benar-benar tidak punya kemampuan untuk memutuskan hubungan dengan Aura. Namun, dia juga tidak rela menyerah begitu saja.Donna menggigit bibirnya dengan geram dan akhirnya merobek dokumen di tangannya.Tatapan Aura tampak makin sinis. Dia berkata, "Kamu robek saja. Lagi pula, asalkan aku mau, semua dokumen ini bisa kubuat ribuan salinannya. Tapi, kalau pembicaraan ini nggak berakhir baik dan kamu tetap mau ribut, coba tebak, semua dokumen ini akan ada di mana?"Aura berjalan mendekati Donna. Sepasang matanya yang indah terus menatap Donna dengan tajam. Paras Aura memang sangat cantik. Mengancam dengan wajah seperti itu sebenarnya tidak begitu menakutkan. Na

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status