Share

Bab 48

Author: Camelia
"Hari ini hari bahagiamu, adikmu bangun pagi-pagi untuk bersiap-siap. Katanya nggak mau buat kamu malu." Serra menarik Aura maju, lalu berkata dengan ramah pada Donna, "Besan, mulai sekarang Aura kami serahkan padamu. Aku benar-benar tenang kalau dia ada di tanganmu."

Nada bicaranya begitu akrab, seolah-olah sia benar-benar ibu kandung Aura. Donna tidak menanggapinya dan hanya menoleh ke arah lain.

Sebagai sahabat dari mendiang ibu kandung Aura, Donna memang tidak pernah menyukai Serra sejak awal. Dalam situasi seperti ini pun, tidak langsung menyindir Serra saja sudah termasuk sangat berbaik hati.

Melihat Serra agak canggung, Aura pun tersenyum dan menambahkan, "Ibu kandungku dan ibu Daffa itu sahabat dekat sejak dulu. Jadi ... kurasa Anda nggak usah khawatir."

Aura sengaja menyebut ibunya, semata-mata untuk membuat Serra merasa tidak nyaman. Benar saja, ekspresi Serra langsung berubah. Senyum ramah yang tadi dibuat-buat nyaris tidak bisa dipertahankan.

Saat itu pula, Daffa membuka pi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Lebayy amat si Ghea. Kalo jd Aura, hw mending turun aja dan pergi dr mobil itu. Boar Daffa sm Ghea yg tunangan beli ,cincin nya.....
goodnovel comment avatar
Lie Xue Ie
curiga bsnget kalau donna ini sebenernya musuh dalam selimut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 485

    "Kali ini Jose pergi cukup lama, jadi aku datang untuk merawatmu." Nada suaranya terdengar sangat tulus.Kalau saja Aura tadi tidak sempat menangkap tatapan tajam dan penuh penilaian dari Santika kepadanya, mungkin dia akan mengira gadis di depannya ini adalah orang baik.Aura hanya tersenyum tipis. "Terima kasih sudah repot-repot datang. Tapi aku bisa sendiri. Tolong sampaikan kepada Pak Jose, bilang saja aku nggak perlu dirawat."Melihat penolakan Aura yang cepat, Santika menggigit sedikit ujung bibirnya. Selama bertahun-tahun, dia sudah melihat berbagai macam wanita di sekitar Jose, tetapi tak ada satu pun yang bisa bertahan di sisi Jose selama ini seperti Aura. Bahkan, sampai disembunyikan di vila mewah.Dia menoleh sesaat ke arah vila di belakang. Matanya berkilat aneh, tetapi segera normal kembali."Sepertinya percuma. Kamu juga tahu, perintah Jose nggak bisa ditentang." Santika tersenyum tipis, nada bicaranya terdengar seolah-olah dia sangat akrab dengan Jose.Naluri seorang wan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 484

    "Halo." Suara Jose terdengar dingin, terutama di tengah malam seperti ini, terasa semakin tajam."Dia nggak mau kembali?""Aku nggak bisa pergi sekarang."Aura merasa saat Jose mengatakan itu, pria itu melirik ke arahnya. Dia pun buru-buru memejamkan kembali mata yang sedikit terbuka tadi.Bukan dia sengaja ingin mendengar, tetapi kenapa jadi terasa seperti ketahuan menguping telepon orang lain?Dalam kegelapan, Jose menggertakkan giginya. Garis rahangnya yang tegas tampak semakin jelas.Setelah diam beberapa saat, Jose berkata, "Awasi dia baik-baik.""Hmm." Telepon ditutup, Jose kembali masuk ke selimut. Namun, Aura bisa merasakan kali ini Jose tidak ada niat untuk tidur.Entah berapa lama, pria itu bangun lagi, lalu keluar dari kamar. Ketika pintu kamar tertutup, Aura perlahan membuka mata. Sepertinya ini memang masalah penting.Bagaimanapun, Jose yang biasanya tak mudah menunjukkan emosi jarang terlihat begitu tertekan karena suatu masalah.Namun, ini jelas bukan urusan Aura. Tanpa

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 483

    "Caramu membantu orang memang cukup unik."Aura mengernyit. "Aku nggak membantunya. Aku cuma balas dendam."Apa yang dia lakukan bukan demi Tiano, melainkan demi Rohan. Aura adalah orang yang selalu membalas dendam bila disakiti, tetapi jika ada yang berjasa padanya, dia pasti akan membalas budi.Rohan yang rela mati daripada membocorkan posisinya pada Brian. Hal itu membuat Aura merasa harus berterima kasih padanya. Jika hari ini orang lain yang memohon, mungkin Aura tidak akan melunak karena dia bukan orang yang mudah berbelaskasihan.Melihat kekerasan hati Aura, Jose hanya diam tak berkomentar. Ketika dia hendak berbalik pergi, Aura menahan pergelangan tangannya."Itu ...." Aura ragu sebentar, lalu bertanya, "Aku boleh nggak tinggal di tempat lain?"Mungkin karena luka di tubuh Aura, kali ini Jose tampak lebih sabar. "Oh? Kamu mau tinggal di mana?"Aura berpikir sejenak. Sekarang kembali ke rumah jelas tidak mungkin. Kalau Anrez melihatnya terluka, pasti akan terjadi keributan. "Ke

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 482

    Jose menoleh menatapnya. "Kamu mau bela dia?"Aura menggeleng. "Aku hanya ingin melihat Tiano."Dia mengamati ekspresi Jose, lalu bertanya dengan hati-hati, "Boleh, 'kan?"Jose sedikit menyipitkan mata, sulit ditebak apa yang dipikirkannya. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu yakin?"Aura mengangguk. "Yakin."Jose menggigit ujung bibirnya. "Oke, tapi jangan nangis nanti."Aura awalnya tidak mengerti maksud kata-kata itu. Sampai mereka masuk ke ruangan tempat Daffa pernah dibawa sebelumnya, barulah dia paham apa maksud Jose.Meskipun di kepalanya sudah membayangkan Tiano mungkin disiksa habis-habisan, saat melihat keadaan Tiano saat ini, Aura tetap saja terperanjat dan menarik napas dalam-dalam.Dibandingkan dengan Daffa waktu itu, Tiano pun tidak kalah parah.Aura menatap Jose dengan pandangan terkejut. Dalam gelap, matanya tanpa sadar dipenuhi rasa takut.Dia awalnya mengira kondisi Tiano tak separah yang digambarkan Rohan. Bagaimanapun, Tiano adalah bawahan Jose. Namun, s

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 481

    Aura menggigit bibir, terdiam sejenak. Namun, pada akhirnya dia tetap membuka mulut di bawah tekanan Jose.Jose mengangkat alis dan tersenyum tipis. "Nah, begitu baru pintar."Kalimat itu terdengar seperti pujian, tetapi nada bicaranya justru seperti sedang menggoda hewan peliharaan.Aura mendongak menatapnya dan mengulurkan tangan. "Biar aku sendiri yang makan."Jose tidak menjawab, hanya meliriknya sekali, lalu kembali menyodorkan sesendok bubur ke depan bibirnya.Aura langsung paham. Jose jelas menolak tawarannya. Di wilayah Jose, Aura tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun enggan, dia tetap harus membuka mulutnya dan memakan bubur itu sesendok demi sesendok.Setelah makan cukup banyak, Aura tanpa sadar menatap Jose dengan agak heran. Ketika Jose meletakkan mangkuk, dia menoleh, lalu bertemu pandang dengan mata Aura yang penuh rasa terkejut."Kenapa lihat aku begitu?""Nggak ada apa-apa." Aura segera menggeleng.Sebenarnya, dia hanya merasa aneh. Pria seperti Jose yang biasanya meliha

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 480

    Jose melihat kepanikan di mata Aura, lalu tersenyum sinis. "Cuma mau cek lukamu, dokter bilang harus ganti perban. Kamu pikir aku mau ngapain?"Aura tidak bisa berkata-kata. Kenapa jadi canggung begini?Dia terdiam sesaat, lalu berkata dengan nada keras kepala, "Aku ... tentu saja tahu kamu cuma mau cek lukaku.""Oh?" Jose mengangkat alis sedikit.Tatapan Jose membuat Aura merasa tak nyaman. Ekspresinya seolah-olah mengatakan bahwa sikap Aura tadi terkesan terlalu percaya diri.Aura berdeham pelan, mencoba mencari alasan. "Kalau soal ganti perban, mending dokter saja yang gantikan, 'kan?""Dokter?" Jose tersenyum tipis. "Kalau begitu, kamu tanya saja ke dia, dia berani ganti perbanmu?"Aura terdiam, baru sadar ini adalah wilayah Jose. Kalau untuk operasi ambil peluru mungkin dokter boleh, tetapi soal mengganti perban, jelas mereka tidak berani melakukannya.Bagaimanapun, sekarang semua orang menganggapnya adalah wanita Jose. Siapa pula yang berani membuat Jose kesal?Aura menggigit bib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status