Share

Bab 85

Penulis: Camelia
Jose menatap Aura tanpa ekspresi, lalu melangkah ke belakang mobil untuk memeriksa kondisi kedua kendaraan itu.

Karena mobil Aura yang menabrak, mobilnya justru tidak terlalu rusak, hanya sedikit catnya yang terkelupas. Sebaliknya, mobil Jose justru rusak lumayan parah.

Setelah menilai sebentar, dia berkata, "Daerah sini susah dapat taksi. Mobilmu nggak parah, kasih aku kuncinya. Aku dan asistenku harus ke kantor dulu. Kamu tunggu di sini untuk urus prosesnya."

Aura terdiam sesaat. Akhirnya, dia tak tahan dan bersuara, "Tapi, aku juga ada urusan!"

Jose tertawa dingin. "Makanya, kalau mau cari perhatianku, pikir dulu baik-baik konsekuensi yang harus kamu tanggung. Kamu yang salah, jadi urusanmu, bukan urusanku."

Aura termangu. Dia tadinya ingin menjelaskan bahwa dia tidak sengaja, tapi merasa semua hanya akan sia-sia. Memangnya siapa yang akan percaya kebetulan seperti ini?

Dia mengerutkan kening, malas berdebat panjang, dan langsung menyerahkan kunci mobil ke Jose. "Kalau sudah selesai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Norak banget. Masa Aura ga punya kunci serep mobil nya sih......Lebayy. Punya kunci serep kan pasti di ksh sm dealer nya. Kan bs ke Club itu dan langsung aja , pk kunci serep bawa mobil nya. Cerita nya membodohi pembaca aja......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 493

    Perkataan Aura terdengar sangat menusuk hati sampai membuat mata Ghea memerah. Dia langsung menarik rambut Aura dan memaksa Aura hanya berhadapan dengannya.Tindakan itu membuat Aura mengernyitkan alisnya karena kulit kepalanya terasa sakit, sehingga secara refleks ingin melawan. Namun, dia tahu melawan sama sekali tidak ada gunanya sekarang.Selain itu, Aura memang sudah tidak memiliki kekuatan untuk melawan dan luka di bahunya yang terbuka kembali pun sudah membuat tubuhnya makin lemah. Lagi pula, jika saat ini dia melawan Ghea, keadaannya malah akan makin buruk.Melihat Aura tetap diam padahal sudah menahan sakit sampai wajah pucat, Ghea malah langsung tersenyum puas. "Hehe. Aku bisa dapat apa? Aku beri tahu kamu. Meskipun aku nggak dapat apa-apa, aku juga tetap senang melihatmu kehilangan segalanya."Ghea tetap mencengkeram rambut Aura, lalu berjongkok agar pandangannya sejajar dengan Aura. Setelah itu, dia mendengus dan melanjutkan, "Saat itu Jose datang menyelamatkanmu seperti pa

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 492

    Saat itu, Aura berharap pria-pria itu hanya datang untuk mengincar uangnya. Namun, kelihatan jelas, harapannya itu terlalu naif.Pria yang memimpin itu tersenyum sinis, lalu berkata dengan terbata-bata, "Uang? Ini bukan masalah uang, tapi kamu sudah menyinggung orang yang salah. Kalau mau menyelesaikan masalah dengan uang, takutnya nggak begitu mudah."Aura langsung kebingungan. "Aku baru sampai ke Kota Phada, mana mungkin menyinggung orang.""Nanti kamu akan tahu sendiri," kata pria itu sambil tersenyum sinis, lalu mengisyaratkan anak buahnya untuk membawa pergi Aura.Setelah berputar-putar, para pria itu malah membawa Aura kembali ke klub malam tempatnya mencari Ghea sebelumnya. Namun, mereka bukan ke lantai atas tempat klub malam itu, melainkan ke lantai bawah. Dia didorong masuk ke sebuah kamar kecil yang gelap dan suram, bahkan menyebarkan bau yang sangat busuk. Saat tiba di sini, dia mulai bisa menebak siapa yang sudah disinggungnya.Selain Ghea, Aura merasa dia tidak pernah memi

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 491

    Dalam sekejap, Aura langsung turun dari tempat tidurnya. Tanpa memedulikan rasa sakit yang luar biasa di bahunya, dia buru-buru bersembunyi ke bawah tempat tidur.Saat itu, terdengar lima hingga enam orang yang datang dari luar pintu."Mana orangnya? Bukankah kamu bilang dia tinggal di kamar ini?" tanya seorang pria dengan nada galak dan mengintimidasi.Resepsionis wanita langsung ketakutan dan berkata dengan ekspresi panik, "Serius, dia benar-benar menginap di kamar ini."Aura menahan napas dan jantungnya berdebar karena cemas saat melihat orang yang datang itu jelas berniat buruk. Saat itu, layar ponselnya tiba-tiba menyala dan suara getaran ponsel terdengar begitu nyaring di tengah malam yang sunyi.Saat melihat nama tuan besar muncul di layar ponselnya, Aura benar-benar kesal sampai ingin masuk ke dalam ponselnya dan pergi memukul Jose. Mengapa Jose ini tidak meneleponnya lebih awal dan malahan meneleponnya di saat seperti ini? Apa Jose ini ingin dia mati lebih cepat?Aura segera m

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 490

    Kota Phada berbatasan langsung dengan Menmar.Mendengar itu, Joe tertawa keras. Dia mengangkat tangan, mencubit dagu Ghea. "Kecil-kecil tapi kejam ya."Ghea menggigit pelan bibirnya. "Kak Joe, bukan aku yang kejam. Aku benar-benar sudah kepepet, nggak ada jalan hidup lagi.""Dia ... dia mengandalkan pria yang mendukungnya, lalu mengusirku dari Keluarga Tanjung. Aku ini juga putri dari keluarga baik-baik lho.""Sekarang aku cuma bisa .... Kalau bukan karena ketemu Kak Joe, entah semenderita apa hidupku sekarang."Ghea tampak ingin menangis. "Aku cuma berpikir, kalau dia pergi, aku bisa balik ke Jakoro. Kak Joe bilang mau kembangkan bisnis di Jakoro, 'kan? Aku kenal lumayan banyak orang di sana, nanti aku bisa bantu."Ghea merangkul leher Joe dengan manja. Joe jelas menikmati ucapannya. Sambil tersenyum, dia mencubit pipinya. "Pintar juga kamu, bisa bantu aku. Ya sudah, kalau begitu aku setuju. Cuma kirim satu cewek ke Menmar doang, gampang!"Tangannya meluncur turun dari dagu Ghea, tata

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 489

    Aura menggigit pelan bibirnya, berdecak dengan tak sabar. Dia berbalik dan mencari pintu belakang kelab malam untuk keluar. Saat pria itu mengejarnya, dia sudah naik taksi dan pergi.Setelah kembali ke hotel, Aura langsung mengganti hotel lain agar merasa lebih aman.Sementara itu, di lantai dua kelab malam, bartender berjalan ke ujung lorong, mengetuk pintu dengan pelan, lalu mendorong pintu dan masuk.Di dalam ruang VIP, duduk beberapa pria. Pria yang duduk di tengah dengan janggut lebat itu tampaknya berusia sekitar 40 tahun. Di pangkuannya ada seorang wanita yang memakai tank top.Tangan wanita yang ramping dan putih itu bergerak di tubuh pria itu, menyusup ke dalam kerah kemejanya. Gerakannya seperti sedang mengundang dosa, seolah-olah tak peduli ada banyak orang yang melihat.Pria itu tampak sangat menikmati, tetapi saat bartender masuk, wajahnya menunjukkan sedikit kekesalan karena diganggu. "Ada apa?"Bartender mengangguk. "Ada orang cari Bu Ghea."Gerakan wanita di pangkuan pr

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 488

    Sejujurnya, seorang diri di tempat yang asing membuatnya merasa agak takut. Makanya, Aura berpakaian dengan sangat sederhana, mengenakan topi bisbol dan mantel panjang.Di satu sisi, dia khawatir kalau benar-benar bertemu Ghea, kehadirannya malah akan menimbulkan kecurigaan. Di sisi lain, dia tidak ingin ada masalah baru yang muncul.Bagaimanapun, jalan ini pernah terkenal sebagai "jalan cinta satu malam". Kalau ada orang iseng yang datang mengganggu, itu pasti akan menjadi masalah baru.Tempat dia menginap tak jauh dari kelab malam yang diyakini ada Ghea. Jaraknya hanya beberapa ratus meter. Keluar dari hotel, belok sekali, lalu lurus saja sudah sampai.Suasana kelab malam sangat bising. Saat ini memang waktunya kehidupan malam baru dimulai. Di dalam kelab, para pria dan wanita menari mengikuti musik. Sesekali ada beberapa pasangan yang tidak sabar, lalu berciuman di sudut, tetapi orang-orang di sekitar jelas sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.Aura duduk di bar dan berkata

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status