Share

Bab 60—MAS

last update Last Updated: 2025-06-04 15:15:59

Hanya membutuhkan waktu kirang dari setengah jam, Davian telah berhasil menempuh jarak panjang dan tiba di gedung studi ballet dimana Vemilla berlatih, mobil itu dihentikan dan pria yang mengemudikan kendaraan segera melepaskan sabuk pengaman.

"Tunggu di sini, saya harus minta izin pelatihnya untuk bertemu dengan Illa," ucap Davian memberikan arahan pada Ghania.

Hatinya bergejolak, rasa rindu yang selama ini selalu dia bunuh dan harapan demi harapan yang telah lama dia kumandangkan nampak tak sabar, meskipun Ghania menganggukkan kepala, tetapi wajahnya tak bisa bersembunyi.

Gadis ini sungguh tak sabar melihat sang sahabat yang telah lama tak bertemu. Davian keluar dari mobil dan melangkah masuk ke gedung studio ballet, menemui Theliza yang menjadi ketua dari semua peserta ballet.

"Vemilla lagi latihan, dan sekarang sedang penilaian evaluasi, mungkin sebentar lagi, ya, Pak." Theliza sungkan berkata demikian.

Namun, gadis ini harus mematuhi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 65—MAS

    Sebenarnya Johan masih kurang setuju dengan rencana sang istri, menjodohkan putrinya dengan CEO perusahaan agensi para penari, dancer atau Ballerina ini. Rumor kurang baik terus bermunculan dari pimpinan perusahaan ini.Johan memiliki firasat kurang baik mengenai sosok Reyhan, akan tetapi dia tetap tidak bisa membantah atau mengabaikan rencana istrinya, dengan senyuman getir lelaki ini melepaskan brosur iklan tersebut."Ini adalah agensi yang menaungi para Ballerina, mama dan Papa berpikir kalau kamu sebaiknya masuk agensi, untuk mengatur arah karir kamu," terang Johan tak berani menatap wajah putrinya.Sejenak dia telan saliva yang terasa kering, hatinya detik itu juga berdebar sampai dia terengah-engah tanpa alasan. "Papa harap kamu pikirkan masalah ini, dan temui dia siang ini, mungkin dia ingin menjelaskan beberapa aturan atau perkenalan tentang perusahaannya," sambung Johan masih enggan mendongakkan wajahnya.Sikap Johan membuat Vemilla berta

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 64—MAS

    "Fix, jodoh ini mah," celetuk Firman secara spontan.Vemilla bingung. "Hah?"Bobby, Firman dan Zay malah tertawa, mereka menepis pikiran Vemilla dengan gelengan kepala mereka, Theliza dan Ghania tidak mengusik, mereka hanya terdiam dan sesekali tersenyum."Oke, fix, besok kita yang akan belanja, kamu tinggal kasih tahu bahannya, ya, deal?" Bobby menjulurkan tangannya.Dengan senang hati, Vemilla menyetujui kerjasama ini. "Deal!"Kesepatakan mereka dengan mudahnya terjalin, mereka mengakhiri pertemuan mereka malam ini di sana, Bobby, Firman dan Zay segera melarikan diri meninggalkan tiga gadis itu.Termasuk Vemilla dan dua sahabatnya, setelah lima menit berlalu, mereka memutuskan untuk segera keluar dari kafe."Aku pulang duluan, ya," pamit Theliza turun dari tangga depan gedung kafe lebih dulu, "Kamu tungguin orang suruhan Pak Davian, Ya, La, soalnya tadi Pak Davian berpesan bakalan ada yang jemput kalian."Thel

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 63—MAS

    Secara frontal mereka menggeser kursi dari meja lain untuk bergabung ke meja yang sama dengan Vemilla dan dua sahabatnya yang lain.Theliza dan Ghania tergemap, mereka menggeser kursi untuk saling berdekatan. "Siapa mereka? Kamu kenal, Ghan?" Theliza berbisik tepat di telinga Ghania.Kepala model cantik itu menggeleng, ini kali pertama dia melihat ke-tiga dari pria itu. "Entahlah, gak pernah lihat aku, apa mungkin temen-temennya mendiang Kak Ian, ya?" jawab Ghania sambil menerka-nerka.Bobby berada di sisi kanan dan dua temannya berada di sisi berlawanan dengannya. "Illa, kamu tahu 'kan? Kalau ulangtahun Davian itu besok?" tanya Bobby pada Vemilla.Gadis yang mendapatkan pertanyaan tersebut sempat terhenyak, wajahnya mengembang dan bola matanya melebar, kemudian dia menggelengkan kepala."Besok ..., tanggal berapa, ya?" seru Vemilla seraya dia termangu mengingat tanggal berapa di hari esok.Ghania yang ada di belakang Zay segera

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 62—MAS

    *** "Taraa ..., strawberry sundae ice cream dan strawberry shortcake ice cream datang ...." Penuh bahagia, Vemilla membawa nampan berisikan tiga buah mangkuk beling berkaki satu dan tiga mangkuk banana split. Kafe hits dekat dengan studio ballet menjadi pelabuhan tiga gadis untuk meluapkan rasa lelah dan nostalgia antara Ghania dan Vemilla dilangsungkan. Mata mereka berbinar ketika memandangi enam wadah dengan dua jenis hidangan berbeda, hanya saja bahan dasarnya sama, strawberry menjadi pionir mereka. "Kalian beneran gak papa?" tanya Vemilla, ragu, jika dua temannya akan menyukai ini, "Yang suka strawberry itu aku, kalian kalau mau pesen hidangan lain, gak apa-apa, kok, nanti aku traktir." Theliza tertawa tipis-tipis. "Eyy, gak apa-apa lah, aku juga suka strawberry, ditambah ini gratis dapat dua wadah lagi." Sahabat gadis cantik itu mulai berkaca-kaca, dia merasa bangga pada sahabat cantiknya

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 61—MAS

    Mereka semua terkesiap, wajah mereka menjadi kaku dan tubuh ikut membeku, sebelumnya bahu para Ballerina itu melompat kecil sebelum akhirnya mereka memutar tubuh secara bersamaan.Ada sekitar tujuh Ballerina cantik tersengih, satu per satu dari mereka berlarian, berhamburan ke posisi mereka masing-masing seperti di awal tadi."Sip, Bu Ketua." Seruan itu yang didengar Theliza sepanjang dia melihat mereka semua ka. lang kabut ke posisinya masing-masing.Theliza tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Latihan harus lebih efektif ya girls, lawan kita bukan hanya dari negara kita tercinta, melainkan seluruh dunia," tegur Theliza bersikap layaknya seorang ketua.Dengan masih mempertahankan sikap tenang dan layaknya seorang teman pada umumnya. Gadis Ballerina di sudut ruangan mengangkat tangannya. "Kak Theliza, apa Illa pacaran sama CEO kaya raya itu?" tanyanya dengan bahagia.Pertanyaan konyol. Namun, Theliza pun mengharapkan demikian, menginga

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 60—MAS

    Hanya membutuhkan waktu kirang dari setengah jam, Davian telah berhasil menempuh jarak panjang dan tiba di gedung studi ballet dimana Vemilla berlatih, mobil itu dihentikan dan pria yang mengemudikan kendaraan segera melepaskan sabuk pengaman."Tunggu di sini, saya harus minta izin pelatihnya untuk bertemu dengan Illa," ucap Davian memberikan arahan pada Ghania.Hatinya bergejolak, rasa rindu yang selama ini selalu dia bunuh dan harapan demi harapan yang telah lama dia kumandangkan nampak tak sabar, meskipun Ghania menganggukkan kepala, tetapi wajahnya tak bisa bersembunyi.Gadis ini sungguh tak sabar melihat sang sahabat yang telah lama tak bertemu. Davian keluar dari mobil dan melangkah masuk ke gedung studio ballet, menemui Theliza yang menjadi ketua dari semua peserta ballet."Vemilla lagi latihan, dan sekarang sedang penilaian evaluasi, mungkin sebentar lagi, ya, Pak." Theliza sungkan berkata demikian.Namun, gadis ini harus mematuhi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status