로그인Wilma tampak marah, siap berdiri dan memprotes, tapi Zoey menahan kakinya di bawah meja. Zoey tersenyum pada Tuan Colby.
"Tuan Colby, Anda orang yang blak-blakan. Mari kita sepakat. Aku akan suruh timku siapkan kontraknya.""Kalau Zoey bisa menenggaknya, aku akan langsung tanda tangan," ujar Colby, penuh percaya diri.Dengan anggun, Zoey menuangkan minuman ke gelasnya. Tapi Wilma buru-buru menghentikannya dan berbisik, "Zoey, Tuan Colby ini jelas punya niat buruk. Ayo kita pergi dari sini." Wilma memang tidak tertarik pada endorsement itu.Zoey terkekeh dalam hati. Wilma memang selalu dilindungi dalam lingkaran mereka, apalagi sejak ia bergabung dengan Star Movie Group—hampir tak pernah berada dalam situasi sulit. Ia masih terlalu hijau... tapi mungkin justru itu yang membuatnya tetap bersih."Tenang saja, kau tak perlu minum. Aku yang akan melakukannya.""Tidak bisa."Suaranya begitu serak hingga untuk sesaat, Ian tak yakin apakah itu benar-benar Fitch di ujung sana. Tapi siapa lagi yang cukup nekat untuk menerobos masuk di saat seperti ini?Ian berlari menuju sumber keributan dan menemukan Fitch dengan api merambat di punggungnya."Fitch!" teriaknya, mendorong tubuh pria itu ke tanah untuk memadamkan api.Bagian belakang jas Fitch hampir hangus seluruhnya, aroma hangus memenuhi udara, namun Fitch tampak tak merasakan sakit apa pun. Di tengah kobaran api, tak terlihat tanda-tanda keberadaan Zoey. Apakah sesuatu telah terjadi padanya? Di mana dia? Di mana ibu dari anak yang baru saja lahir?Pikiran Ian dilanda kekacauan—begitu parahnya hingga untuk sesaat, dia bahkan tak lagi melihat api di sekelilingnya. Yang dia inginkan hanyalah menyelami kobaran itu lebih dalam, berharap dengan segenap hati bisa menemukan Zoey. Dia meraih pinggang Fitch, melihat punggung pria
Di balik euforia kelahiran anak kembar Ian dan Maja badai besar baru berlaku di suatu tempat.Saat Ian sedang mengganti popok bayinya di rumah, ponselnya berdering. Nama Tyler muncul di layar. Suaranya terdengar mendesak."lan, ada masalah besar."Ian langsung siaga."Apa yang terjadi?"Tyler menarik napas panjang di ujung sana."Fitch baru nerima bayi prematur dari penjara. Bayinya di inkubator sekarang, berjuang untuk hidup. Sepertinya... ibunya Zoey."Ian tercekat."Apa?!"Tyler melanjutkan dengan cepat, nada suaranya berat."Zoey wafat, lan. Ada geng bersenjata masuk ke rumah perlindungannya. Mereka panik, baku tembak terjadi, lalu rumah itu kebakaran dan runtuh. Zoey syok berat, melahirkan di tempat. Mayatnya bahkan nggak bisa ditemukan... Tapi bayinya, entah gimana, bisa selamat. Langsung dilarikan ke rumah sakit."Dunia Ian seperti berguncang."Kau yakin itu Zoey?"
Felix bisa merasakan Nathan sedang tegang, tapi karena selama ini selalu menganggap Nathan sebagai tipe orang lurus—seseorang yang mungkin kebingungan menghadapi hidup, tapi jujur sampai ke tulang—tak pernah terlintas di benaknya bahwa si lurus ini bisa bertindak sejauh itu, sedramatis ini. Ikatan mereka sudah terjalin selama bertahun-tahun, ditempa oleh penderitaan yang dimulai sejak orang tua mereka sama-sama mengalami musibah, hingga ke masa sekarang. Nathan adalah sekutu terdekat Felix—sahabat terbaiknya—meski orang-orang kelas atas yang kini mengelilingi Felix sering memandang rendah latar belakang keluarga Nathan yang sederhana. Tapi Felix tak peduli dengan kesombongan itu. Ia tahu, dengan sedikit dorongan darinya, Nathan bisa langsung melesat ke puncak. Kembali di kantornya, Felix secara tak sadar mengecek ponselnya lagi. Ada pesan dari rekan bisnis, beberapa notifikasi dari ba
"Baiklah, selesai sudah," ujar pengasuh dengan nada lega Saat ia mulai menyisir bulu Ozzy, itulah pertama kalinya ia berada sedekat itu dengan Fitch—tangannya sampai sedikit gemetar karena gugup. Ozzy masih anak anjing, jadi proses menyisir tak memakan waktu lama. Begitu selesai dan terlihat rapi, Fitch mengangkat Ozzy, bermaksud memasangkan tag kalung baru yang baru saja datang. Tapi tag itu terlalu berat untuk tubuh kecil Ozzy—hanya akan mengganggunya saat berjalan. Dengan gerakan santai, Fitch melempar tag itu ke sudut kamar dan menurunkan Ozzy ke lantai. Tengah malam, Fitch terbangun karena mendengar suara rintihan pelan. Saat lampu samping tempat tidur dinyalakan, ia melihat Ozzy meringkuk di bawah ranjang, bukan di tempat tidurnya yang empuk. Khawatir, Fitch mengangkat Ozzy dan mengguncangnya perlahan. T
Ketika Maja dan Ian kembali ke Greenfield Gardens, Ian sudah tak sabar, penuh semangat menekan nomor Tyler. “Bro, lo tahu soal Abner, kan? Dia…” Belum selesai satu panggilan, dia langsung menekan nomor Fitch. “Bro, lo nggak bakal percaya Abner barusan—” Beberapa detik keheningan terjadi di ujung telepon sana. Setelah melirik layar, Fitch baru sadar kalau yang menelepon itu Ian. Awalnya dia mengira itu Tyler. Sebelum sempat memperingatkan Ian agar tidak memancing masalah dengan Abner, suara teriakan keras menyela sambungan. “Aduh! Maja, kenapa sih narik telinga ku?” “Udah cukup, Ian. Kenapa sih kamu nggak bisa biarin Abner tenang?” Fitch tak tahan mendengar percakapan mesra mereka berdua. Dengan jengkel, ia menutup panggilan. Bukan karena
Fitch mengamankan kedua surat nikah itu ke dalam laci pribadinya. Sebelum keluar rumah, ia mengingatkan pengurus rumah tangga: "Jangan lupa beri makan Ozzy. Tiga kali sehari. Pakai panduan dari ahli gizi yang aku sewa." Anak anjing itu kini dirawat dengan sangat baik—bahkan lebih baik dari manusia. Ia bahkan sudah mempekerjakan pakar nutrisi khusus anjing. Lucunya, di rumah memang sudah ada satu anak anjing lain—yang dulu pernah ia coba berikan ke Zoey, tapi ditolak. Sekarang, dua anjing itu menjadi teman satu sama lain. Dalam perjalanan ke kantor, Sharon menelepon. "Fitch, ke mana perginya Mia? Kok tak bisa dihubungi?" Fitch tak langsung menjawab. Dialah yang menyuruh Mia menghilang, dan memutus semua akses—termasuk nomor ponselnya.







