Menjahit Hati yang Retak
Zoey Sanders pernah percaya bahwa cinta mampu mengalahkan segalanya—hingga pernikahannya dengan Fitch Haskins hancur tanpa penjelasan yang cukup. Meninggalkan pria yang masih ia cintai adalah keputusan terberat yang pernah ia ambil, tapi ia yakin itu adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan harga dirinya.
Tiga tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka kembali. Fitch—yang dulu dingin dan menjauh—kini kembali hadir, bukan sebagai mantan suami yang penuh luka, tetapi sebagai pria yang siap memperjuangkan cinta yang pernah ia sia-siakan.
"Aku ingin kita mulai lagi, Zoey. Dari awal."
Zoey ragu. Luka lama belum sembuh, dan bayang-bayang masa lalu masih mengintai. Tapi Fitch bukan lagi pria yang sama. Di antara pertengkaran, kebisuan, dan kenangan yang menyakitkan, perlahan mereka mulai menyusun ulang kepingan hati yang berserakan.
Namun, apakah cinta yang patah bisa utuh kembali?
Read
Chapter: bab 168 sosok yang dirindukanBegitu melangkah masuk ke ruang kerja, Fitch mendapati Nolan duduk tenang di meja kecilnya—meja khusus yang dibuat menyerupai versi mini dari meja kerja Fitch sendiri. Saat ada rapat atau pekerjaan penting, Nolan akan duduk di sana, diam dan tenang, seolah keberadaannya tak ingin mengganggu siapa pun.Anak itu begitu jarang bicara hingga terkadang, hanya dengan mengajukan dua pertanyaan, Fitch merasa seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri."Nolan, kamu lapar, Nak?" suara Fitch lembut, jauh berbeda dari nada dingin yang biasa ia gunakan pada dunia luar."Enggak," jawab Nolan pelan, tanpa menoleh."Apa aja yang kamu lakuin hari ini? Ayah nggak lihat kamu turun sama sekali."Nolan masih menatap buku gambarnya, cahaya sore menyinari rambutnya dan membuat helaian halusnya tampak seperti kabut keemasan.Tak ada jawaban lagi.Fitch pun mendekat, membungkuk sedikit, penasaran dengan halaman yang tengah menarik perhatian anaknya.Buku itu memperlihatkan adegan seorang anak yang mencari
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: bab 167 menolak sentuhan asing.Fitch duduk diam di kursi belakang SUV-nya, menatap laporan di tangannya sementara pemandangan kota melesat di luar jendela. Suasana dalam mobil sunyi, hanya suara samar dering ponsel yang memecah keheningan. Sekilas ia melirik layar—dan alisnya mengerut tipis penuh ketidaksenangan. Nama yang tertera: Mom.Ia menekan tombol jawab dengan nada dingin dan singkat, "Ada apa?"Di ujung sana, hati Sharon mencelos. Sudah empat tahun—empat tahun penuh—dan putranya tak sekalipun kembali ke rumah keluarga Haskins. Ia hanya berpindah antara kantornya dan kediaman pribadinya. Bahkan tentang anaknya sendiri, Nolan, keluarga tak tahu apa-apa.Fitch telah menyembunyikan bocah itu begitu rapat hingga tak seorang pun dari keluarga Haskins pernah melihat wajahnya. Ia melarang siapa pun dari lingkungan keluarga untuk datang ke rumahnya. Dalam empat tahun ini, Fitch menjadi sosok tertutup, menjauh dari kehidupan sosial, dan hanya sesekali muncul jika benar-benar dipaksa oleh dua temannya yang tersisa, Ia
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: bab 166 hatinya terguncangCurtis memang sejak dulu terbiasa menjalankan operasi rahasia. Dunia pesta dan acara sosial bukanlah dunianya. Ia lebih nyaman di balik bayang-bayang, bukan di tengah sorotan.Atasan yang mengundangnya ke acara malam itu mengira Curtis, yang baru kembali dari Greenfield, pasti tahu sesuatu tentang pria bernama Fitch itu—sang investor misterius dari kota besar yang kini menjadi poros perhatian semua orang. Tapi melihat Curtis hanya duduk diam, tak berbicara, membuat sang atasan mulai merasa kesal.Apalagi investasi Fitch bukan sembarangan—ia bisa mengubah wajah Kota Zion secara keseluruhan. Bila Fitch merasa tidak dihargai dan memutuskan menarik dana investasinya hanya karena seseorang bersikap tidak menyenangkan, kerugian itu tak akan tertanggung.Di tengah meja, duduklah Fitch—dingin, tak tersentuh oleh pandangan siapa pun. Bahkan setelah empat tahun berlalu, aura yang mengelilinginya makin tebal, seolah menyuruh dunia untuk
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: bab 165 menemukan senyumnya Zoey kembali merasa terharu, dan dorongan untuk memasak pun muncul lagi dalam dirinya. Namun Miranda segera menahannya sebelum sempat melangkah ke dapur.Akhirnya, Zoey memilih membantu dengan menyiram tanaman saja."Ibu, Ayah lagi ketemu sama investor yang semua orang bicarakan itu, ya?" tanya Zoey sambil menuangkan air ke pot bunga."Iya," jawab Miranda, meletakkan selang dan mengusap tangannya dengan handuk kecil. "Orangnya kabarnya cukup berpengaruh di Greenfield. Ayahmu nggak akan diminta hadir kalau urusannya sepele. Tapi Ibu agak khawatir juga. Dia itu orangnya terlalu terus terang, lebih suka kerja sendiri, nggak pandai basa-basi. Dulu waktu masih aktif, dia sering ditugaskan ke operasi rahasia dan nggak terbiasa bergaul. Di Greenfield, dia sering disingkirkan sama rekan-rekannya. Kalau sampai salah ucap di acara seperti ini, bisa-bisa dia malah dimarahi.""Tenang aja, Bu," ucap Zoey l
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: bab 164 keluarga sempurnaZoey sama sekali tak tahu tentang semua gosip dan intrik yang tersebar di belakangnya. Setelah masuk ke dalam mobil, ia menyetir pulang ke rumahnya—sebuah vila berdiri sendiri di kota berukuran sedang. Di kota seperti ini, vila semacam itu memang tidak terlalu mahal, tapi tetap menjadi simbol keluarga yang berkecukupan.Begitu keluar dari mobil, Zoey menghela napas lega, wajahnya merekah dalam senyuman."Ibu, aku pulang! Ayah pergi mancing lagi, ya?"Di taman, seorang wanita sedang menyiram bunga—bunga yang ditanam Zoey sendiri empat tahun lalu. Sejak saat itu, wanita itu selalu merawatnya dengan penuh kasih."Ayahmu tadi masih di rumah, tapi kamu tahu kan soal investor besar dari Greenfield yang lagi datang ke kota? Karena ayahmu pensiun dari sana, para pejabat kota pikir dia pasti kenal situasinya, jadi mereka ajak dia buat ketemu. Sepertinya malam ini dia nggak pulang makan malam. Zoey, duduk dulu ya? Biar Ibu selesaikan ini, nanti Ibu masak.""Nggak usah, Bu, biar aku aja yang
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: BAB 163 - Zion CityEmpat tahun kemudian, di Little Oaks Preschool, Kota Zion. Zoey bersiap untuk pulang ketika tanpa sengaja mendengar obrolan rekan-rekannya. “Eh, kalian dengar berita terbaru nggak? Katanya ada investor besar yang berencana menetap di Kota Zion. Kabarnya super kaya. Bahkan pejabat kota ikut turun tangan, mau menyerahkan semua proyek pengembangan pariwisata di Zion City ke dia. Ini bakal jadi proyek besar banget.” “Memang sih, Zion City punya keindahan alam yang luar biasa. Harusnya dari dulu sudah jadi magnet wisata. Kalau saja bukan karena skandal pemerintahan sebelumnya, kita pasti sudah terkenal sejak lama.” “Investor misterius itu katanya dari Greenfield, keturunan elite lama, benar-benar berdarah biru. Kota kecil kita ini benar-benar beruntung bisa menarik orang sekaya itu. Aku dengar dia datang membawa seorang anak, tapi ibunya sudah meninggal.” “Hah? Dari mana kamu tahu semua itu?” “Bukan rahasia di Greenfield. Sepupuku kerja di sana, dia dengar dari berita lokal. La
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: bab 105 - menemukan jalan keluarMalam itu, Ben duduk di sudut sel dengan pandangan kosong. Dinding beton di sekelilingnya dingin dan lembap, udara pengap membuat napasnya terasa berat. Tak ada suara selain detak jam tua di lorong — satu-satunya penanda waktu yang membuatnya tahu malam belum berakhir. Sudah lima bulan ia di tempat ini. Lima bulan tanpa tahu di mana ia berada, tanpa tahu siapa yang benar-benar mengawasinya. Tapi malam ini berbeda. Video itu — wajah Vennesa yang jujur dan penuh air mata — masih berputar di kepalanya. Kata-kata terakhir wanita itu terus terngiang: “Aku akan tetap menunggunya… sampai kapan pun.” Kalimat itu menyalakan sesuatu yang selama ini padam dalam dirinya: harapan. Ben mulai memperhatikan kembali setiap detail di sekitarnya. Letak kamera kecil di sudut dinding. Langkah penjaga yang selalu melewati pintu pada jam yang sama. Suara kunci yang beradu logam setiap kali shift berganti. Semuanya ia hafal satu per satu — seperti pola napas musuh yang menunggu untuk diserang. Ia t
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: Bab 104 – Cahaya di Balik JerujiKeesokan harinya, suara engsel tua kembali berderit panjang. Pintu besi berat itu terbuka perlahan, menimbulkan gema yang tajam dan dingin di dalam ruang sempit. Ben yang duduk bersandar di dinding hanya menoleh sedikit. Ia sudah hafal bunyi langkah itu — langkah angkuh dengan dentingan halus dari tumit tinggi. Wanita itu datang lagi. Jessica. Namun kali ini ekspresinya berbeda. Tak ada senyum menggoda, tak ada ejekan licik. Tatapannya datar, namun ada kepuasan di balik mata tajamnya — seperti seseorang yang baru menang taruhan setelah lama menunggu. “Masih kepikiran soal wanita itu?” tanyanya lembut, seolah menabur garam di luka yang baru saja mulai tertutup. Ben tak menjawab. Ia hanya menatap lantai di hadapannya, berusaha tidak terpancing. Tapi jantungnya berdegup cepat. Ia tahu — setiap kedatangan Jessica selalu membawa sesuatu. Dan sesuatu itu tak pernah baik. Wanita itu menatap layar kecil di tangannya, lalu memutar sesuatu tanpa banyak bicara. Suara lembut mengalun dari
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: Bab 103 – Bayangan yang Tak TerdugaHari itu, wanita itu datang lagi.Langkah tumit tingginya menggema di lorong sempit, mengiris kesunyian seperti bilah tipis yang tajam. Aroma parfum mahal yang menyengat mengikutinya ke dalam ruangan berpintu besi, membuat kepala Ben sedikit pening. Namun kali ini, dia tidak membawa cambuk, tidak membawa amarah — hanya senyum sinis dan nada bercerita yang ganjil. “Aku baru dengar sesuatu yang menarik,” katanya ringan, bersandar di dinding dingin berlapis besi. “Katanya ada seorang wanita… yang begitu mencintaimu.” Ben yang duduk di lantai mengangkat wajah perlahan. Matanya sayu, namun tatapannya masih menusuk. “Kau ke sini cuma buat bercerita gosip?” suaranya parau tapi tenang. Wanita itu tersenyum tipis. “Gosip? Entahlah. Tapi kisah ini… cukup menyentuh hati.” Ia melangkah pelan, setiap hentakan tumitnya bergema di lantai logam. “Wanita itu dulu salah satu korbanmu, kan
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: Bab 102 – Dendam dari Masa LaluDi suatu tempat yang tersembunyi dari dunia luar, seorang lelaki duduk di lantai dingin dalam ruangan berpagar besi. Udara di dalam sel begitu lembap, bau karat dan lembu basi menyatu. Lampu redup menggantung di atas kepala, berkelap-kelip seolah mengejeknya. Ben. Tubuhnya kurus, janggut memenuhi rahang yang dulu rapi. Matanya cekung, kulitnya pucat. Sudah lima bulan ia disekap di tempat ini — lima bulan tanpa melihat sinar matahari, tanpa tahu apakah dunia di luar masih sama seperti dulu. Yang tersisa hanya pikirannya sendiri… dan satu nama yang terus menggema di dalam kepala. Vennesa. Ia memejamkan mata, mengingat wajah lembut itu. Setiap kali rasa putus asa datang, hanya bayangan Vennesa yang membuatnya tetap waras. Tapi pagi itu, suara langkah tumit tinggi menggema di lorong sempit di luar sel. Tap… tap… tap… Ben membuka mata perlahan. Rahangnya menegang, telinganya menangkap setiap bunyi. Ia tahu suara itu. Sudah beberapa kali ia mendengarnya selama di tempat ini. D
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: Bab 101 Pagi di Depan LobiPagi itu udara masih sejuk dan lembap selepas hujan malam tadi. Langit kelabu muda, dan embun masih menempel di dedaunan sepanjang laluan menuju ke lobi apartmen. Aroma tanah basah berpadu dengan wangi kopi dari kafe kecil di seberang jalan. Suasana itu menenangkan, tapi juga membuat siapa pun ingin menarik selimut lagi.Vellery menuruni lif sambil merapikan rambutnya yang baru dikeringkan. Dia mengenakan blouse putih sederhana dan celana jeans biru muda, tampak segar walau matanya sedikit mengantuk. Tas selempangnya tergantung di bahu, dan langkahnya tergesa-gesa. Dia sudah membayangkan betapa padatnya kelas pagi ini.Begitu pintu lobi terbuka, matanya menangkap sosok yang tidak asing baginya. Seorang lelaki duduk santai di atas kap depan mobil berwarna perak yang terparkir di bawah pohon ketapang. Satu kakinya menapak tanah, satu lagi menggantung santai. Tangannya memegang ponsel, sesekali menatap layar, sesekali menengadah, seolah menunggu sesuatu — atau seseorang. Edward
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: Bab 100 — Tatapan dari Bawah Langit SenjaSejak hari Edward datang membawa bunga matahari, hubungan antara dia dan Vellery perlahan berubah. Tak ada lagi perdebatan kecil atau ejekan yang dulu sering mereka lontarkan di kampus. Kini, setiap pagi, Edward muncul dengan dua bungkus sandwich dan dua gelas kopi susu. “Jangan bilang kamu belum sarapan lagi,” ujarnya sambil menyerahkan makanan. Vellery pura-pura manyun. “Kamu pikir aku selalu lupa sarapan?” “Tiap hari,” jawab Edward cepat, membuat gadis itu tertawa. Sore harinya, mobil kecil warna abu-abu milik Edward selalu menunggu di parkiran kampus. Mobil itu bukan mobil mewah, tapi baginya, perjalanan pulang bersama Vellery jadi momen paling berarti. Kadang mereka membahas tugas kuliah, kadang hanya diam mendengarkan musik pelan di radio. “Harusnya kamu nggak perlu repot anter aku setiap hari,” kata Vellery suatu sore. Edward menoleh sebentar, tersenyum. “Repot sih iya, tapi aku senang lihat kamu nyengir waktu turun di depan gedung apartemen. Rasanya kayak... tujuan hari
Last Updated: 2025-12-26