Share

Menenangkan Cressa

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-14 12:57:10

“Lepaskan!” Cressa terus memberontak hingga mereka tiba di kamar hotel.

Magnus menurunkan Cressa setelah menutup kembali pintu dan menatapi Cressa yang terengah-engah karena terus memberontak, sementara dia terengah-engah karena mengatasi gadis itu.

Magnus menatap ke sekitar kamar dan terkejut akan situasi kamar yang sangat berantakan, sepertinya Cressa mengamuk sendirian tadi. Dia lantas menatap pelakunya yang sekarang menatap tajam ke arahnya, dengan darah kering di bibirnya.

“Ada apa dengan bibirmu? Kau yang melakukan ini semua? Kenapa?!” Magnus sedikit membentak.

“Itu karena kau! Kau pikir kau siapa meninggalkanku begitu saja setelah apa yang kita lalui? Kau pikir aku jalang yang bisa kau tinggalkan begitu saja?! Apa kau menganggapku jalang pribadi karena kita sudah menikah, jadi kau bisa seenaknya?!” gertak Cressa.

Magnus mengambil nafas dalam-dalam. Dia berusaha mengontrol dirinya sendiri. Ini salahnya, sepenuhnya salahnya. Dia tahu ini akan terjadi, namun justru menantikan ini.

“Aku ada urusan mendadak.”

“Di tengah malam?!” Cressa tampak tidak mempercayainya sama sekali.

“Ya, sungguh. Aku benar-benar ada urusan mendadak mengenai pembangunan stasiun yang baru.” Magnus menganggukkan kepalanya, berusaha tetap tenang.

Magnus menatap darah kering di bibir Cressa, saat Cressa kelihatannya menggigit bibirnya lagi. Dia tidak tahu ini kebiasaan Cressa atau bagaimana, tapi yang jelas kelihatannya Cressa juga berusaha menahan dirinya sendiri saat ini.

“Aku tidak mengerti kenapa kau bisa sampai seperti ini? Apa karena kau sakit hati karena aku meninggalkanmu? Kau suka aku terus berada di sisimu hingga kau bangun?” Magnus menolak pinggangnya dan mendekati Cressa, berdiri menjulang tinggi di dekatnya.

“Tidak juga. Aku hanya tidak suka jika kau melakukan itu lagi! Pokoknya, aku bukan jalang pribadimu, dan kau tidak seharusnya meninggalkanku di malam pertama kita!” tekan Cressa.

“Kenapa kau begitu putus asa saat aku pergi? Kau takut aku berhasil menghamilimu dan kabur?” Magnus mengangkat alisnya, dia membawa suasana ini lebih santai, dan justru menjadikannya candaan agar Cressa tidak begitu marah.

“Omong kosong! Aku akan menggugurkannya tanpa ragu jika—”

“Itu tidak akan pernah terjadi. Hati-hati dalam bicara! Menggugurkan berarti memutus kesempatan seseorang untuk hidup, itu berarti membunuh.” Magnus menajamkan suaranya.

Cressa mendengus sambil menatap Magnus. Magnus menghela nafasnya saat melihat Cressa lebih tenang sekarang. Mungkin karena dia juga lelah setelah memberontak barusan.

“Apa masih terasa sakit?” tanya Magnus tiba-tiba.

“Apa?” Cressa mengerutkan alisnya, jelas jika suasana hatinya belum pilih sepenuhnya.

“Kau sempat menangis tadi malam. Ya, meski setelahnya kau mendesah keenakan. Aku penasaran, jika bukan aku, mungkin kau sendiri yang akan menganggapku sebagai mainanku dan pergi begitu saja setelah puas denganku. Mengingat kau sendiri mudah untuk dapat lelaki yang kau inginkan.” Magnus menyilangkan tangannya di depan dadanya.

“Kau berbeda, kita sudah menikah.”

Magnus malah dibuat terkejut dengan kalimat Cressa barusan. Dia tidak menyangka Cressa akan mengatakan hal seperti itu. Mulut pedas itu sebenarnya jarang bicara hal bohong.

“Aku lapar,” ucap Cressa seraya menghela nafas dan membuka pintu kamar.

Magnus langsung menaruh tangannya di atas tangan Cressa dan menutup ulang pintu kamarnya. Cressa menoleh, mendapati Magnus sudah berada tepat di belakangnya, menutup tubuh Cressa yang lebih mungil. Itu membuat Cressa menengadah menatapnya.

“Kurasa aku juga lapar, tapi aku menginginkanmu sebagai makananku,” ucap Magnus seraya menaruh salah satu tangannya di perut Cressa dan menekan Cressa ke tubuhnya.

Punggung Cressa menekan dada Magnus. Dan Magnus agak menekan tubuh bagian bawahnya ke Cressa, ingin memberitahu Cressa jika dia saat ini sedang dalam keadaan berdiri.

Cressa sempat merona, sebelum dia akhirnya menepuk tangan Magnus dan menyikut perutnya. Membuat Magnus melotot kaget dan menatap Cressa tak percaya.

“Suasana hatiku buruk jika sedang lapar,” ucap Cressa sambil membuka pintu kamar.

Magnus menghela nafasnya sambil mengikuti Cressa keluar kamar untuk sarapan. Pikirannya tertuju pada fakta dia harus mengurus kekacauan yang dibuat Cressa juga di sana.

Magnus menatapi Cressa dari belakang sambil tersenyum puas. Semalam adalah hal yang menyenangkan. Dan mengetahui Cressa tetap memandang pernikahan sebagai sesuatu yang sakral, dengan caranya membahas jika Magnus berbeda. Itu membuat Magnus makin tertarik dengannya.

Gadis itu sangat sulit ditebak.

Tapi dia berhasil menebaknya semalam, tentang reaksinya pagi ini.

Magnus harus membayar semua kerusakan atas kekacauan yang dibuat Cressa sebelum mereka pergi. Cressa yang semula tinggal bersama dengan kakaknya sekarang akan ikut bersama Magnus. Cressa mengikuti Magnus ke sebuah apartemen mewah yang dikenal sebagai Hades Palace

Tiba di sana, Cressa tidak terpukau sama sekali. Dia terbiasa dengan semua pemandangan kemewahan itu. Cressa mengikuti Magnus yang memasuki ruang kerjanya.

“Buat dirimu nyaman. Hari ini kita akan libur dan besok mungkin kita harus berangkat ke Bericont. Kita perlu investasi yang sangat besar untuk pembangunan stasiun baru di sana.”

Cressa duduk di kursi sambil menatapi Magnus dan menatapi tumpukan dokumen yang menjalar ke lantai.

“Tempat ini sangat berantakan,” umpat Cressa.

“Ya, begitulah. Aku sempat berharap punya istri yang mengandalkanku tentang uang dan aku mengandalkannya tentang urusan rumah,” balas Magnus.

“Aku wanita karier, aku tidak ingin dikurung di sini seharian.” Cressa menatap Magnus ketus.

“Kau mungkin berubah pikiran jika hamil.” Magnus menimpalinya dengan main-main.

“Dengar, sebaiknya kau tidak memikirkan tentang kehamilan dalam waktu cepat! Tugasmu sebagai suamiku adalah membimbingku, mengajariku tentang perusahaan. Aku menghargaimu sebagai suami bukan berarti aku akan membiarkanmu mengontrolku. Aku tetaplah keturunan asli Montgomery!” tekan Cressa.

Magnus mengangkat alisnya, dia terkesan dengan bagaimana Cressa sangat bangga mengenai dirinya dan identitasnya sebagai Montgomery.

“Kalau begitu, kau harus menjadi sangat kuat jika kau tidak ingin dikontrol olehku. Sudah menjadi hukum alam jika yang lemah akan selalu dikalahkan oleh yang lebih kuat,” tantang Magnus.

“Aku tahu itu. Kalau bisa, aku akan menyingkirkanmu dari keluarga ini. Entah kenapa aku yakin jika kau juga ingin menyingkirkanku agar kau bisa bertahan terus di keluarga ini.” Cressa membalasnya tanpa rasa takut.

Magnus sangat tahu jika Cressa amat sangat punya potensi untuk menyingkirkannya. Sebelum itu terjadi, Magnus harus mencapai tujuannya terlebih dahulu. Dia tidak akan bisa mencapai tujuannya tanpa pijakan keluarga ini.

“Kalau begitu, aku ingin kau bekerja sama denganku untuk mencapai tujuanmu itu.”

“Bekerja sama? Kau yakin itu kerja sama? Ini lebih seperti kau akan menusukku dari dekat.” Cressa mendecak.

“Aku pada awalnya tidak mengerti apa tujuan kakakmu menjadikanku suamimu. Tapi, bukankah kau seharusnya sadar tentang ini?”

Cressa mengernyitkan dahinya. “Karena tidak ada yang bisa mengelola perusahaan selain dia.”

“Bukan.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Melepaskan Rindu

    Kali ini Cressa tak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia membutuhkan Magnus untuk memuaskan hasratnya. Dan Magnus yang menginginkan hal serupa jelas tak akan berhenti di sana. Apa lagi bagaimana Cressa memberikan reaksi. Cressa membuatnya gila.Tanpa berbasa-basi, Magnus mengangkat tubuh Cressa, melingkarkan kaki Cressa di pinggangnya dan membawa Cressa naik ke kamar. Dia kemudian membaringkan Cressa di kasur. Sementara dirinya mulai melucuti pakaiannya sendiri yang hanya akan menghalangi kegiatan mereka. Cressa memperhatikan bagaimana Magnus menelanjangi dirinya, memperhatikan jika otot-otot Magnus belakangan ini semakin jelas, ukuran ototnya sepertinya bertambah seiring dia berada jauh dari Cressa. Pikiran tentang tidak menyentuh Cressa dalam waktu yang lama tentu adalah sesuatu yang berat. Magnus harus mengalihkan perhatiannya agar dia tidak terlalu memikirkan tentang tubuh istrinya, atau segala kepuasan yang ada di dalamnya. Dia melampiaskan semuanya dengan kegi

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Penghukuman Magnus

    Setelah Serenia mengatakan sesuatu tentang hukuman, sekarang Cressa mengerti kenapa Magnus saat ini duduk di pinggir kasur dengan membungkuk, hingga kedua lengannya harus menahan postur tubuhnya yang sedang tertunduk tak jauh dari Cressa. “Aku akan pergi ke Bericont untuk beberapa minggu. Ada banyak yang harus aku lakukan di sana.” Magnus menghela nafasnya dengan berat, kelihatannya dia sebenarnya enggan. Cressa memalingkan wajahnya. Dia sebenarnya tidak mau berbicara dengan Magnus. Namun Magnus sudah berkali-kali membujuknya dan meminta maaf padanya. Hingga dia juga mengalah dengan tinggal di mansion Montgomery untuk beberapa haru belakangan ini. “Sepertinya kau sangat ingin menjauhiku,” gumam Cressa. “Kau tahu bukan itu maksudku. Ini perintah Serenia. Dia saat ini kembali memegang kendali di kantor. Aku tidak bisa menentangnya.” Magnus menatap Cressa dengan pasrah. Cressa hanya bisa menghela nafasnya kemudian. Dia juga tidak tahu harus mengatakan apa. Lagi pula, sepertinya

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kutukan Armstrong

    Saat Cressa memberontak dari gendongannya, Magnus menguatkan lengannya untuk menahan tubuh Cressa. Dia bisa merasakan betapa lemahnya tubuh Cressa karena mungkin kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama beberapa hari belakangan ini. “Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!” Cressa terus memberontak. Magnus mendekap Cressa ke dadanya. Cressa menolak menyentuhnya sama sekali, itu sebenarnya membuat harga dirinya turun di depan orang-orang yang ada di sekitarnya. Meski begitu, Magnus tetap berusaha mempertahankan fasadnya yang tegas. “Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untukmu sekarang. Berhenti memberontak!” Tangan kanan Magnus mencengkeram kuat kedua lutut Cressa.Cressa terus mendorong Magnus menjauh, dan kedua kakinya dia ayunkan. Meski begitu, tak lama kemudian dia terdiam saat merasakan nafasnya tiba-tiba menjadi berat. Dan dia merasa lelah hanya karena pemberontakannya yang lemah. “Lihat? Kau membutuhkan bantuan medis sekarang.” M

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Membujuk Cressa

    “Aku tidak tahu apa pun tentang yang terjadi antara Cressa denganmu. Tapi aku sedikit tersinggung atas ucapanmu tentang selingkuh. Aku? Menjadi selingkuhan? Oh, harga diriku benar-benar terluka. Aku lebih baik mendapatkan gadis lain.” James langsung mendecak tak percaya, dia menaruh kedua tangannya di pinggang. Dia sebenarnya sangat penasaran atas apa yang terjadi dengan hubungan rumah tangga pasangan yang menikah kurang dari empat bulan tersebut. Dia bertemu mereka saat mereka baru menikah, dan dalam keadaan harmonis. Suasana ini jelas sangat berbanding terbalik. Magnus hanya melirik ke arah James dengan sedikit sinis. Meski begitu, mendengar langsung bagaimana James menjelaskan situasi yang terjadi antara dia dan Cressa, tak ada indikasi perselingkuhan. Berusaha mengesampingkan perasaan kesalnya karena melihat Cressa bersama pria lain di sebuah kabin, dia ingin fokus pada perasaan Cressa saat ini dan fakta kalau dia sedang hamil. Magnus berjalan mendekati Cressa, dia berdiri

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Pencarian Cressa

    “...sungguh, dia memintaku menurunkannya di persimpangan jalan sana, dan kemudian sebuah mobil tiba begitu dia turun dari taksiku. Dia sudah menelepon seseorang selama di perjalanan.” Sopir taksi yang sekarang tengah ditodong pistol oleh salah satu anak buah Magnus itu tampak berusaha keras menunjukkan kejujurannya. Dia mengangkat tangannya dengan ketakutan juga. Magnus menganggukkan kepalanya mengerti dan membuat anak buahnya menurunkan pistol tersebut. Sekarang Magnus penasaran dengan orang yang berani membantu istrinya tersebut di saat seperti ini. Dia kemudian memikirkan seseorang. “Sepertinya belakangan ini aku tidak melihat Paul,” gumam Magnus. “Dia sedang berada di luar kota untuk urusan lainnya, itu yang aku ketahui,” jawab Glenn. “Sungguh? Bagaimana jika dia di luar kota karena membantu Cressa pergi?” “Dia tidak akan melakukan itu. Nyonya Serenia sendiri yang mengirimnya keluar kota beberapa hari yang lalu, tepat sebelum semua ini terjadi. Aku yakin Cressa tidak b

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menghilangnya Cressa

    Serenia memegangi bahu Jeslyn dengan erat, yang tentu berhasil membuat Jeslyn merasa terintimidasi dan tak punya pilihan selain jujur padanya. Serenia juga jelas sedang khawatir. “Jangan bilang jika Magnus bahkan tidak mengetahui tentang ini,” ucap Robert. Serenia melirik suaminya tersebut dan menatap Magnus. Sementara Robert hanya tersenyum tipis sambil menggoyangkan kakinya santai, menurut Robert akan seru jika Magnus kehilangan kepercayaan Serenia sepenuhnya. “Benar, Cressa sedang hamil. Dan dia memang belum memberitahu siapa pun selain aku.” Jeslyn menganggukkan kepalanya. Serenia seketika melepaskan bahu Jeslyn dan mendengus kasar. Serenia menutup wajahnya dengan perasaan khawatir pada adiknya tersebut. Sementara Magnus memejamkan matanya sejenak sambil menyandarkan bahunya ke sofa. Magnus memijat keningnya agak kasar begitu mendengar kabar kehamilan istrinya, dari sahabat istrinya. “Kenapa dia tidak langsung memberitahuku jika dia hamil?” Ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status