Share

39

“Nah, itu dia!”

Wisnumurti dan Pratiwi bergegas menyusul Ki Randu Alas mendaki lereng yang lumayan terjal itu. Mata mereka melebar sejadinya begitu tiba di puncaknya.

“Astaga! Luar biasaaaa!”

Pratiwi sampai mengucek-ucek matanya.

“Surga pasti bentuknya seperti ini...!”

Ki Randu Alas tertawa.

“Nikmati selagi bisa. Kita tak bisa terlalu lama ada di sini.”

Sebab yang ada di hadapan mereka adalah sesuatu yang sangat surgawi. Aliran sungai membentuk kedung yang tenang dan bening, sebegitu bening sehingga batu hingga paling dasar pun terlihat nyata. Lalu, di arah hulunya, pada tebing, adalah dinding air yang jatuh dari puncak setinggi 15 tombak. Warnanya putih berbuih, turun terus tanpa akan ada hentinya, dan menghadirkan suara gemuruh abadi yang memekakkan telinga tapi sekaligus menenangkan dengan cara yang aneh.

Dan jika kita melihatnya dari sudut yang tepat, terlihat pelangi pada per

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status