Share

52

Tepat saat mereka keluar, semua orang di depan sudah tak lagi duduk. Bahkan para tokoh di pendapa telah menyiagakan senjata masing-masing.

Dan tentu saja mereka tak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ketua Perguruan Matahari itu tahu betul caranya untuk mengamankan keadaan!

Kemunculan bergegas Ki Gagak Panolih dan Ki Demung Banar membuat perbincangan soal Rara Marli terputus. Pria itu memberi salam sekadarnya pada Ki Gede Nipir sebelum berbicara pada Ki Lembu.

“Kakang, mereka tidak bisa dihentikan,” katanya dengan wajah berkeringat dan sebagian bajunya penuh darah, menandakan bahwa ia baru saja terlibat pertarungan antara hidup dan mati yang cukup berat.

Keadaan yang sama juga ada pada Ki Demung. Pria itu sudah bertelanjang dada. Pasti karena bajunya sudah terlalu kotor kena darah dan lumpur.

“Tidak bisa dihentikan bagaimana?” sahut Ki Lembu.

“Murid-muridmu sudah bisa melumpuhkan mereka, tapi tiap kali jat

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status