Share

53

Wisnumurti melompat dengan enteng ke dasar tebing dari ketinggian sekitar dua tombak. Memang ada jalan khusus di belakang padepokan, bertrap-trap dalam jarak yang amat tinggi menuruni dinding tebing yang nyaris tegak lurus. Hanya warga setempat yang bisa melintasi jalan setapak itu dengan cepat. Karena ia orang luar dan tak hapal medan, langsung melompat saja tentu lebih baik.

Baru sedetik kemudian Rinjani tiba. Ia tentu saja tak bisa melenting sebaik pemuda itu.

“Awas jurang!”

Rinjani terundur setapak. Ada angin yang luar biasa kuat menyambar. Ia terpana takjub. Tak sampai lima langkah darinya memang terbentang angkasa lepas tanpa dasar. Dan dalam kegelapan malam, jurangnya memang tak tampak. Kobaran api dari kejauhan sana membantunya melihat lebih jelas.

Berhati-hati pada jurang, ia kemudian melangkah persis di dinding tebing puncak Gunung Wijil.

“Kau siapa sebenarnya?” tanya dia kemudian, dengan napas masih terengah. &ldq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status