Share

57

Dan ia masih susah mempercayai kenyataan satu itu. Juga perkataan Sultan Giriwangsa bahwa dirinya malam ini akan menerima sesuatu yang sangat penting.

Jaladri tak sempat berpikir lebih lanjut mengenai semuanya. Kalau ia meleng, kepalanya bakal dengan mudah dibuat menggelinding juga.

Yang berikutnya mampir ke benaknya adalah bahwa ia belum sempat makan sejak sarapan di Paranggelung tadi. Ia masih sempat merasakan perut yang melilit saat pinggang tergores pedang dan satu tendangan sempat menggempur telak pipinya. Bangkit lagi pada kedua kakinya untuk balas menyerang, ia sudah melupakan perut. Ini bukan saatnya memikirkan nasi!

Lalu, semua terjadi dengan sangat cepat.

Jaladri melancarkan tendangan.

Pratiwi merenggut pinggang musuh dan membantingnya.

Dan semuanya tak ada. Kaki Jaladri mengenai angin. Sasarannya mendadak hilang karena rubuh seperti pohon yang baru ditebang.

Pratiwi terjungkal sendiri karena lontaran tenaga bantingannya men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status