Share

Dilema

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-14 17:49:56

Sebelum baca tolong klik berlangganan dulu ya..

Biar tak ketinggalan update terbarunya..

Dan author lebih semangat ngetiknya..

******************* **********************

"Silahkan ceraikan aku sekarang juga! Aku tak takut menjadi janda! Bahkan hidupku akan lebih bahagia jika jauh dari parasit sepertimu!"

"Kurang ajar sekali kamu! Dasar istri durhaka! Ingat ridho Tuhanmu ada padaku!"

"Nggak usah bawa-bawa Tuhan Mas! Perbaiki dulu akhlakmu baru berceramah! Oke, aku akan pergi dari sini! Hey kamu pelakor, silahkan ambil Johan untukmu! Sampah memang sudah seharusnya berada di tempat sampah!"

Aku pun meninggalkan pasangan haram itu. Tak ku pedulikan beberapa pasang mata yang memperhatikanku. Toh di sini bukan aku yang salah.

 Sedih, marah dan juga bahagia bercampur jadi satu. Sedih dan marah karena mengetahui suami yang selama ini ku puja, malah tega bermain api dengan rekan kerjanya. Bahagia karena dengan mengetahui ini justru bisa membuatku berubah, menjadi wanita yang tangguh.

Tak ada lagi yang perlu di sesali, nasi sudah menjadi bubur. Kini aku akan menatap tegak ke depan, dengan atau tanpa Johan.

Kembali kuarahkan motor kearah rumah, ingin rasanya segera menumpahkan seluruh kesedihan hatiku kepada Allah. Hanya Dia lah tumpuan hidupku saat ini.

***** *****

Ketika sudah sampai di rumah, kulihat Selfi dan juga mertuaku sedang menonton tv. Hal yang selalu kulihat setiap pulang kerja.

"Loh kok makanan di meja masih utuh sih!? Pada nggak ada yang mau makan? Mubadzir tau!" kataku sambil menutup tudung saji.

"Makanan nggak bisa di makan gitu kok di sajikan untuk kami, dosa kamu dari tadi ngerjain orang tua!"

"Eh, memangnya masakan ku yang ini kenapa? Jangan samakan dong dengan mie setan tadi," ucapku.

"Sama saja! Makanan semuanya asin banget gitu kok Mbak!" ucap Selfi sambil merengut.

"Wkwkwkwk iya-iya aku ingat sekarang, kebetulan tadi pagi pas belanja aku beli banyak garam, dari pada mubadzir ya sudah kubanyakin saja di masakanku," ujarku sambil meledek.

"Ya sudah kamu makan sendiri sana masakanmu itu!"

"Nggak ah malas aku!  Lagian aku tadi juga sudah makan di luar kok. Nasi padang rendang daging sapi, hemmm mantap deh." Sengaja aku berbohong agar mereka makin kesal.

Padahal aku dari tadi pagi belum sarapan, dan tadi pun saat keluar aku tak beli makanan apa-apa. Dan memang sengaja tadi semua makanan yang ada kutaburi dengan banyak garam.

"Tega kamu ya sama kami, Lan. Enak-enakan makan di luar sementara kami di sini kelaparan!"

"Lah bukannya tadi kalian habis belanja 'kan? Pake uangku lho itu lima ratus ribu rupiah! Masak iya tadi nggak beli makanan di luar sih?"

"Enggak lah Mbak, 'kan uangnya sudah kami belanjakan semua. Lagian di rumah kan sudah ada makanan, nggak perlu beli di luar!" ucap Selfi ketus.

"Tumben-tumbenan adik iparku ini pintar. Udah ah, aku mau bobok siang dulu." 

Aku pun berjalan menuju kamar. Dengan sedikit mengerjai mereka bisa membuat hatiku terhibur. Hitung-hitung juga balas dendam atas apa yang telah mereka perbuat kepadaku selama ini.

"Lalu kami makan apa Lan hari ini?" tanya mertuaku sebelum aku sampai di kamar.

"Makan apa ya? Ya makan apa yang ada di meja itulah! Atau kalian masak aja sendiri, tuh di kulkas banyak bahan makanan! Jangan ganggu lagi, aku mau tidur!" kataku.

"Kamu kok jadi jahat sama kita sih Lan?!" tanya mertuaku lagi.

"Aku sih hanya meniru perbuatan kalian saja padaku. Biar kalian merasakan bagaimana perasaanku setiap hari. Mulai saat ini, aku bukan lagi pembantu kalian. Justru kalianlah yang harus melayaniku di sini, karena akulah pemilik rumah ini!"

"Mbak Wulan nggak boleh seenaknya gitu dong, kan kami ini keluarga Mas Johan!" tambah Selfi.

"Terus aku harus bagaimana? Tetap setia menjadi pembantu kalian seperti dulu? Malas banget! Kalian dan Mas Johan itu sama saja, parasit!" kataku emosi.

"Kamu sebagai seorang istri wajib menghormati suami dan keluarganya! Jangan seperti ini dong!" 

"Kalau kalian tak suka dengan aturanku, silahkan angkat kaki dari sini. Pintu rumahku selalu terbuka lebar untuk kalian!"

"Kalau kami pergi dari sini, berarti Johan juga akan ikut pergi! Apa kamu nggak takut menjanda seperti ibumu dulu?" tanya Mertuaku lagi.

"Sudah kubilang 'kan, Ibu mertuaku yang cantik. Aku sekarang tak takut lagi menjanda, karena hidup sendiri itu lebih baik, dari pada bersama dengan manusia-manusia tak tahu berterima kasih seperti kalian!"

 

Aku pun segera masuk ke kamar dan menutup pintunya rapat-rapat.

"Mbak Wulan! Kunci motornya di mana? Aku mau keluar nih!" teriak Selfi.

Benar-benar muka tembok ternyata dia ini.

"Sudah kubilangkan tak ada lagi yang boleh memakai motor itu, kecuali aku!"

Tak kuhiraukan lagi omelan mereka, aku kembali keluar untuk mengambil air wudhu. Kurasa membaca ayat-ayat suci Al-quran bisa membuat hatiku lebih tenang. Tak akan ku biarkan air mata jatuh di hadapan mereka.

Saat ini satu yang menjadi pikiranku, bagaimana kelanjutan hubunganku dengan Mas Johan? Haruskah aku berpisah denganya? Ataukah aku harus memberi kesempatan padanya untuk yang kedua kali?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Ending

    Part 40Ending"Ibu setiap saat menangis sambil memanggil nama Mbak Wulan, dan karena itulah aku menghubungi Mbak, berharap agar mau menemui ibu, walau sebentar saja," pinta Selfi lirih."Tentu...tentu aku akan ke sana, kamu kirim saja alamatnya, nanti agak siangan aku akan segera ke sana," jawabku spontan.Meski aku sebenarnya tahu di mana rumah Sinta, tapi aku tetap berbohong, tak apalah sedikit berbohong, toh menurutku kebohonganku kali ini juga tak merugikan siapapun."Terima kasih banyak, Mbak. Aku nggak menyangka, jika Mbak Wulan mau menemui ibu setelah semua kejahatan yang kami lakukan. Baiklah Mbak, akan segera kukirim shareloknya, dan kehadiran nya sangat kami nantikan. Terima kasih sekali lagi ya, Mbak. Assalamualaikum." Suara Selfi terdengar lega."Sama-sama Sel. Sudah sepatutnya kita saling memaafkan, manusia tak ada yang luput dari dosa 'kan? Aku juga ingin meminta maaf nantinya pada Ibu. Kutunggu ya shareloknya. Waalaikum salam."Panggilan itu pun akhirnya kuakhiri. Juju

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Sebuah Penyesalan

    Part 39Sebuah penyesalan (part menuju ending)Aku pun kemudian pulang setelah mendengar semua penuturan ibu pemilik toko, yang letak rumahnya persis di depan rumah Sinta. Tentunya dengan fikiran yang masih tak menentu, aku tak menyangka, jika nasib Mas Johan akan begitu tragis.Setelah sampai di rumah, aku pun langsung menceritakan semuanya pada Mbak Mila, karena memang sejak aku mengajaknya tinggal bersamanya, kami saling berbagi kisah hidup, yang memang secara kebetulan sama-sama menyedihkan."Sepertinya suamimu itu memang pantas mendapatkan hukuman itu Dek, bahkan seharusnya lebih parah dari itu, hehehe. Dan juga itu si mertua jahat, semoga secepatnya mendapat karma yang setimpal!Aku itu benar-benar geram jika ingat ceritamu tentang mereka, Dek. Kok ada sih suami dan mertua yang kelakuannya mirip tokoh film ikan terbang sih." Respon Mbak Mila."Hahaha, dulu aku juga sebenarnya tak pernah percaya ada orang yang jahatbya sampai seperti itu Mbak. Apa aku harus menjenguk Mas Johan

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Sia-sia Sudah

    Part 38Sia-Sia Sudah(Pov Selfi)Besoknya, aku pun mulai tinggal di rumah Mbak Sinta, kebetulan Om Joni sedang ada seminar di luar negeri katanya. Sebenarnya nggak setiap hari sih, aku bisa bertemu dengannya, mungkin hanya seminggu sekali, karena dia kan punya kehidupan pribadi sendiri di luar sana.Sedangkan aku kan cuma selingkuhannya, jadi ya harus menerima pembagian waktu yang ala kadarnya itu. Tak apalah, bagiku yang penting uang selalu lancar, kapanpun kuminta, maka wajib saat itu juga dia mentransferku, kalau tidak, aku tentu akan sangat marah dan mengancam akan menggugurkan kandungan ini.Aku pun sudah tak lagi kuliah, karena memang sedang hamil, dan lagi, aku itu sudah malas banget mikir. Nagapain susah-susah mikir, mending kerja enak yang bisa menghasilkan banyak uang, seperti pekerjaanku sekarang, sebagai sugar baby.Kami pun saat itu langsung meluncur ke kantor polisi untuk menjemput Mas Johan dan Ibu. Mereka berdua tentu saja amat terkejut karena yang menjamin mereka ad

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Om Joni

    Part 37Om Joni(Pov Selfi)Saat aku sedang berlibur dengan Om Joni, sebuah kabar mengejutkan ku terima. Ibu dan Mas Johan masuk penjara, karena di laporkan oleh Mbak Wulan. Padahal baru tadi pagi aku mengeluarkan uang puluhan juta untuk membebaskan Mas Johan yang dipenjara karena berbuat mesum kemarin, eh sekarang kok malah masuk penjara lagi sih, emang bener-bener kurang ajar si Wulan itu.Saat sedang liburan itu, aku mengatakan pada Om Joni, jika aku sedang hamil dan tentu saja ini anaknya Om Joni. Karena hanya dengannyalah aku melakukan hubungan intim, dan dia juga lah yang telah merenggut kegadisanku, dengan memberi uang senilai lima puluh juta rupiah, dan hingga saat ini, uang itu masih kusimpan rapi di bank, tanpa diketahui oleh orang lain.Awal aku bertemu dengan Om Joni, adalah saat ketika aku sedang bekerja secara part time di sebuah tempat spa. Entah apa yang dimaksud spa di sini, karena selama sebulan aku kerja di sini, costumer yang datang rata-rata para pria yang ingin di

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Kebangkrutan Berulang

    Part 36Kebangkrutan Berulang Mengubah Segalanya (Pov Selfi)Hay...aku adalah Selfi Anindita, usiaku saat ini masihlah dua puluh tahun, namun di usia mudaku ini, aku sudah memiliki banyak uaang dan itu adalah hasil kerjaku sendiri.Kata orang, aku sih orangnya cantik sekali ya, kulit putih, tinggi dan bentuk badan langsing namun di beberapa bagian sangat montok, dan wajah rupawan. Memang sih saat mengaca, aku selalu mensyukuri kesempurnaan wajah dan tubuh yang kumiliki.Aku sebenarnya terlahir dari keluarga yang kaya, namun tak tahu kenapa, akhirnya keluargku bangkrut dan habis semuanya. Hingga saat aku masuk SMP, ayahku pun meninggal dunia, dan ternyata, dia meninggalkan uang yang banyak, jadi mau tak mau kami sekeluarga harus menyerahkan seluruh harta, kemudian tinggal di sebuah kontrakan rumah petak.Aku hanya tinggal bersama Ibu dan Mas Johan, kakakku satu-satunya. Setelah semuanya habis itu, Mas Johan kemudian tak lagi mau melanjutkan kuliahnya, karena memang saat itu sudah tak a

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Sedikit Karma

    Part 35Sedikit KarmaAku sungguh sangat kaget, saat melihat di depan rumah Sinta yang megah itu, banyak orang bergerombol dan juga ada beberapa mobil yang di parkir kurang rapi di depan rumah itu.Aku pun segera berhenti dan bertanya kepada sesorang ibu-ibu yang juga sedang berhenti di pinggir jalan sama sepertiku."Maaf, Bu, ada apa di rumah itu? Kok rame sekali ya?" tanyaku."Sedang ada pelakor yang di grebek katanya, Mbak," jawab itu dengan wajah datar.Pelakor? Siapa? Sinta atau Selfi?Ah jawaban dari ibu tadi, tak memuaskan rasa kepoku, yang ada malah makin penasaran.Akhirnya aku menitipkan motor, di rumah yang berada tepat di depan rumah Sinta, dan segera masuk kedalam kerumunan orang di depan rumah itu.Kini di depan mataku kini terpampang sebuah kejadian yang amat mengejutkan.Selfi sedang dianiaya seorang gadis yang umurnya kurang lebih sama dengan Selfi. "Kurang ajar kamu Ya, berani sekali kamu menggoda Papaku!" teriak gadis itu sambil⁶ menjambaki rambut Selfi.Bu Sarah t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status