"Mbak, buatin aku mie goreng dong, pake cabe satu ya!" ucap Selfi memerintah.
"Ibu juga buatin sekalian Lan! Yang kuah ya. Nggak pakai lama." Ibu mertuaku pun tak mau kalah dengan anak perempuannya.Langsung saja aku membuatkan pesanan mereka, tapi kali ini aku akan membuatkan mie yang spesial untuk merek berdua.Setelah mie siap, aku pun mengantar ke ruang tamu, tempat dimana mereka berdua sedang duduk santai sedang memainkan ponsel. Kuletakkan makanan itu diatas meja lengkap dengan dua gelas teh hangat, kemudian aku masuk lagi untuk mengambil kunci motor yang ada di atas kulkas. "Wulannnn! Mie apa ini? Kamu mau membunuh kami?!" Teriak Ibu mertua yang diikuti oleh Selfi."Sudah pedas, asin banget lagi!!" Selfi tak kalah keras teriakannya.Aku menghampiri mereka ke ruang tamu, sambil menahan tawa."Aduh maaf banget ya, mungkin tadi aku lupa masukin bumbu. Cepat minum teh hangatnya biar rasa pedasnya hilang Bu, Sel," perintahku pada mereka.Mereka pun langsung mengambil gelas masing-masing, namun seketika mereka kembali berteriak sambil terbatuk."Benar-benar kurang ajar kamu ya Wulan!!" kata Ibu mertuaku sambil berjalan menuju kulkas, yang diikuti oleh Selfi.Aku yang melihat kejadian itu, tertawa terbahak-bahak. Sungguh lucu tingkah mereka, setelah mencoba mie dan teh hangat yang telah kucampur dengan setengah kilo cabe dan satu bungkus garam. Rasain!"Dasar kamu memantu durhaka! Akan kuadukan pada Johan nanti!" Mertuaku itu terus saja mengomel sambil mulutnya terus mendesis kepedasan, sama halnya dengan Selfi."Aduin saja Bu, aku nggak takut tuh. Ingat ya kalian itu cuma numpang di sini, jangan sok berkuasa. Sudah tinggal dan makan gratis masih saja sok! Mulai sekarang aku tak mau lagi jadi pembantu kalian, mau makan ya masak aja sendiri! Dan satu lagi, aku tak akan memberi sepeser uangpun pada kalian!"Kulangkahkan kaki ke depan meninggalkan mereka berdua yang masih bengong dan mungkin heran dengan jawaban yang baru saja kuberikan. Segera kunaiki motor dan memakai hwlm, tujuanku kali ini adalah pangkalan ojek Mas Johan."Eh, Mbak Wulan mau kemana sih? Sembarangan saja pakai motor! Mau kupakai main nih!" ucap Selfi di depan pintu."Suka-suka akulah, kan ini motorku! Ingat ya Sel, mulai hari ini motor ini tak boleh dipakai siapapun kecuali aku!""Terus aku kalau kuliah dan main gimana? Lagian ya STNK nya 'kan masih ada padaku, hehehe" Selfi tersenyum jahat."Kata siapa ada padamu? Nih lihat sekarang sudah ku pegang! Terserah kamu lah, mau ngampus naik bis atau jalan kaki, emang gua pikirin!""Hiihhh dasar pelit! Jadi Mbak Wulan sudah berani mengambil STNK itu dari tasku ya?""Ya iya lah. Toh yang kuambil juga barang pribadiku kok. Kamu saja yang gak tau malu! Udah ah aku mau pergi dulu! Ingat nanti kalau aku pulang kerumah, tak boleh ada piring kotor di dapur, semau wajib bersih! Dah Selfi cantik," ucapku berlalu sambil melambai ke arahnya.Terlihat dia sangat kesal dengan semua ucapanku tadi.Kutancap gas menuju tempat tongkrongan Mas Johan dan sesama tukang ojek online lainnya. Jangan tanya dari mana aku tahu tempat pangkalan itu? Ya karena aku sudah sering melewatinya, kebetulan searah dengan tempat kerjaku.Kutaruh motor di pinggir jalan, dan turun ke warung kopi yang jadi pangkalan itu. Hanya ada seorang penarik ojek di sini yang sedang makan. Lalu di mana suamiku? Sedangkan motornya saja terparkir di sini."Mas, lihat Johan nggak?," tanyaku pada pria yang sedang makan tadi."Mbak ini siapa?," jawabnya sembari makan."Temannya Mas, aku punya pekerjaan untuk Johan." Terpaksa aku bohong, karena jika tau aku istri Johan, pasti pria ini tak akan memberitahuku. "Tuh, di dalam sana. Biasa jam segini dia lagi pacaran," katanya sembari menunjuk ruang tamu di rumah penjual kopi itu.Aku pun langsung masuk kedalam, dan pemandangan di depanku benar-benar di luar akal sehat. Johan danselingkuhannya sedang bercumbu mesra di atas kursi.Spontan ku lempar helm yang dari tadi kupegang. BRAKKDam sontak mengenai tubuh mereka."Aww sakit! Apaan sih ini?!" Perempuan itu memekik sambil memegang kepalanya yang terkena lemparan helm."Sakit?! Dasar pelakor tak tahu malu kamu, bermesraan dengan suami orang!" ucapku.Mendengar suaraku Johan pun langsung kaget."Wulan?! Ngapain kamu di sini?" "Ngapain kamu bilang?! Justru aku yang harusnya tanya, ngapain kamu di sini dengan perempuan ini?! Ini kan selingkuhanmu?!"PlakkkSebuah tamparan dilayangkan Johan ke pipi kiriku. Sakit."Pergi dari sini sekarang juga! Ini bukan urusanmu!""Ini urusanku, karena kita masih sah menjadi suami istri! Hey kamu pelakor! Dimana harga dirimu?!" Aku mendekatin perempuan itu, geram rasanya melihat dia yang dari tadi mengengam tangan suamiku."Mau ngapain kamu?! Cepat pergi dari sini sekarang juga! Atau akan ku ceraikan kamu!" ancam Johan."Silahkan ceraikan aku sekarang juga! Aku tak takut menjadi janda! Bahkan hidupku akan lebih bahagia jika jauh dari parasit sepertimu!"Part 40Ending"Ibu setiap saat menangis sambil memanggil nama Mbak Wulan, dan karena itulah aku menghubungi Mbak, berharap agar mau menemui ibu, walau sebentar saja," pinta Selfi lirih."Tentu...tentu aku akan ke sana, kamu kirim saja alamatnya, nanti agak siangan aku akan segera ke sana," jawabku spontan.Meski aku sebenarnya tahu di mana rumah Sinta, tapi aku tetap berbohong, tak apalah sedikit berbohong, toh menurutku kebohonganku kali ini juga tak merugikan siapapun."Terima kasih banyak, Mbak. Aku nggak menyangka, jika Mbak Wulan mau menemui ibu setelah semua kejahatan yang kami lakukan. Baiklah Mbak, akan segera kukirim shareloknya, dan kehadiran nya sangat kami nantikan. Terima kasih sekali lagi ya, Mbak. Assalamualaikum." Suara Selfi terdengar lega."Sama-sama Sel. Sudah sepatutnya kita saling memaafkan, manusia tak ada yang luput dari dosa 'kan? Aku juga ingin meminta maaf nantinya pada Ibu. Kutunggu ya shareloknya. Waalaikum salam."Panggilan itu pun akhirnya kuakhiri. Juju
Part 39Sebuah penyesalan (part menuju ending)Aku pun kemudian pulang setelah mendengar semua penuturan ibu pemilik toko, yang letak rumahnya persis di depan rumah Sinta. Tentunya dengan fikiran yang masih tak menentu, aku tak menyangka, jika nasib Mas Johan akan begitu tragis.Setelah sampai di rumah, aku pun langsung menceritakan semuanya pada Mbak Mila, karena memang sejak aku mengajaknya tinggal bersamanya, kami saling berbagi kisah hidup, yang memang secara kebetulan sama-sama menyedihkan."Sepertinya suamimu itu memang pantas mendapatkan hukuman itu Dek, bahkan seharusnya lebih parah dari itu, hehehe. Dan juga itu si mertua jahat, semoga secepatnya mendapat karma yang setimpal!Aku itu benar-benar geram jika ingat ceritamu tentang mereka, Dek. Kok ada sih suami dan mertua yang kelakuannya mirip tokoh film ikan terbang sih." Respon Mbak Mila."Hahaha, dulu aku juga sebenarnya tak pernah percaya ada orang yang jahatbya sampai seperti itu Mbak. Apa aku harus menjenguk Mas Johan
Part 38Sia-Sia Sudah(Pov Selfi)Besoknya, aku pun mulai tinggal di rumah Mbak Sinta, kebetulan Om Joni sedang ada seminar di luar negeri katanya. Sebenarnya nggak setiap hari sih, aku bisa bertemu dengannya, mungkin hanya seminggu sekali, karena dia kan punya kehidupan pribadi sendiri di luar sana.Sedangkan aku kan cuma selingkuhannya, jadi ya harus menerima pembagian waktu yang ala kadarnya itu. Tak apalah, bagiku yang penting uang selalu lancar, kapanpun kuminta, maka wajib saat itu juga dia mentransferku, kalau tidak, aku tentu akan sangat marah dan mengancam akan menggugurkan kandungan ini.Aku pun sudah tak lagi kuliah, karena memang sedang hamil, dan lagi, aku itu sudah malas banget mikir. Nagapain susah-susah mikir, mending kerja enak yang bisa menghasilkan banyak uang, seperti pekerjaanku sekarang, sebagai sugar baby.Kami pun saat itu langsung meluncur ke kantor polisi untuk menjemput Mas Johan dan Ibu. Mereka berdua tentu saja amat terkejut karena yang menjamin mereka ad
Part 37Om Joni(Pov Selfi)Saat aku sedang berlibur dengan Om Joni, sebuah kabar mengejutkan ku terima. Ibu dan Mas Johan masuk penjara, karena di laporkan oleh Mbak Wulan. Padahal baru tadi pagi aku mengeluarkan uang puluhan juta untuk membebaskan Mas Johan yang dipenjara karena berbuat mesum kemarin, eh sekarang kok malah masuk penjara lagi sih, emang bener-bener kurang ajar si Wulan itu.Saat sedang liburan itu, aku mengatakan pada Om Joni, jika aku sedang hamil dan tentu saja ini anaknya Om Joni. Karena hanya dengannyalah aku melakukan hubungan intim, dan dia juga lah yang telah merenggut kegadisanku, dengan memberi uang senilai lima puluh juta rupiah, dan hingga saat ini, uang itu masih kusimpan rapi di bank, tanpa diketahui oleh orang lain.Awal aku bertemu dengan Om Joni, adalah saat ketika aku sedang bekerja secara part time di sebuah tempat spa. Entah apa yang dimaksud spa di sini, karena selama sebulan aku kerja di sini, costumer yang datang rata-rata para pria yang ingin di
Part 36Kebangkrutan Berulang Mengubah Segalanya (Pov Selfi)Hay...aku adalah Selfi Anindita, usiaku saat ini masihlah dua puluh tahun, namun di usia mudaku ini, aku sudah memiliki banyak uaang dan itu adalah hasil kerjaku sendiri.Kata orang, aku sih orangnya cantik sekali ya, kulit putih, tinggi dan bentuk badan langsing namun di beberapa bagian sangat montok, dan wajah rupawan. Memang sih saat mengaca, aku selalu mensyukuri kesempurnaan wajah dan tubuh yang kumiliki.Aku sebenarnya terlahir dari keluarga yang kaya, namun tak tahu kenapa, akhirnya keluargku bangkrut dan habis semuanya. Hingga saat aku masuk SMP, ayahku pun meninggal dunia, dan ternyata, dia meninggalkan uang yang banyak, jadi mau tak mau kami sekeluarga harus menyerahkan seluruh harta, kemudian tinggal di sebuah kontrakan rumah petak.Aku hanya tinggal bersama Ibu dan Mas Johan, kakakku satu-satunya. Setelah semuanya habis itu, Mas Johan kemudian tak lagi mau melanjutkan kuliahnya, karena memang saat itu sudah tak a
Part 35Sedikit KarmaAku sungguh sangat kaget, saat melihat di depan rumah Sinta yang megah itu, banyak orang bergerombol dan juga ada beberapa mobil yang di parkir kurang rapi di depan rumah itu.Aku pun segera berhenti dan bertanya kepada sesorang ibu-ibu yang juga sedang berhenti di pinggir jalan sama sepertiku."Maaf, Bu, ada apa di rumah itu? Kok rame sekali ya?" tanyaku."Sedang ada pelakor yang di grebek katanya, Mbak," jawab itu dengan wajah datar.Pelakor? Siapa? Sinta atau Selfi?Ah jawaban dari ibu tadi, tak memuaskan rasa kepoku, yang ada malah makin penasaran.Akhirnya aku menitipkan motor, di rumah yang berada tepat di depan rumah Sinta, dan segera masuk kedalam kerumunan orang di depan rumah itu.Kini di depan mataku kini terpampang sebuah kejadian yang amat mengejutkan.Selfi sedang dianiaya seorang gadis yang umurnya kurang lebih sama dengan Selfi. "Kurang ajar kamu Ya, berani sekali kamu menggoda Papaku!" teriak gadis itu sambil⁶ menjambaki rambut Selfi.Bu Sarah t