“Iya. Wanita! Aku pikir itu dirimu, karena kaca mobil tidak diturunkan semua jadi aku nggak bisa merhatiin dengan jelas.“Yang benar kamu, La? Jangan main-main! Aku sama Roy baru aja berbaikan karena sempat ada masalah yang berhubungan dengan wanita juga.” Lisa berkata dengan nada sedikit memohon pada Ella untuk tidak bermain-main dengan ucapannya saat ini.“Aku serius, Sa! Untuk apa aku bohong sama kamu? Apa untungnya? Apa tadi Roy memakai kemeja warna biru muda? Dasi garis-garis merah dan hitam. Benar atau salah?” cecar Ella pada Lisa dengan berbagai macam pertanyaan yang membuat tubuh Lisa terasa menggigil saat ini.Pasalnya, semua hal yang dipertanyakan oleh Ella itu sesuai dan sama persis dengan kenyataan yang ada. Tadi, Roy memang mengenakan kemeja berwarna biru muda dengan dasi bergaris hitam dan merah, itu semua adalah stelan yang dipilihkan langsung oleh Lisa. Seperti biasa, soal pakaian memang akan menjadi tugas dan kewajiban Lisa dalam memilihkannya untuk Roy.Lisa merasa t
Ternyata selama ini Roy tidak serius dengan kata-katanya pada Lisa. Ia masih bermain di belakang Lisa dan tentu saja dengan semua kepalsuan yang ia ciptakan. Awalnya, Roy memang tidak ingin melanjutkan lagi hubungannya dengan Miranda. Ia takut kalau perbuatannya akan diketahui oleh Lisa dan mengancam kehidupan rumah tangga mereka.Namun ternyata, Roy sama sekali tidak bisa berjauhan dari Miranda. Sepertinya, Roy sudah merasa candu pada service ranjang dari Miranda. Ia tak mampu lama-lama tanpa sentuhan dari Miranda. Meski Roy tahu bahwa perbuatannya tidak akan bisa dimaafkan oleh Lisa andai Lisa mengetahui perbuatannya untuk kedua kalinya. Akan tetapi, sepertinya semua itu tidak ada artinya bagi Roy karena dalam pikirannya masih terus terbayang service yang diberikan oleh Miranda padanya.“Sayang, mau nambah?” tanya Miranda ketika Roy sudah berhasil menumpahkan cairan hangat dan kental itu di dalam rahim Miranda.“Udah! Aku harus segera ke kantor,” jawab Roy yang langsung menuju kamar
“Kamu serius mau ngerjain suami kamu, Sa?” tanya Ella pada Lisa saat mereka sedang duduk berdua menikmati hidangan di restoran milik Lisa itu.“Iya, La. Aku mau liat apakah dia masih menjaga kejujuran dan kesetiaannya untukku atau nggak,” jawab Lisa dengan santai.“Tapi, kalau ternyata aku yang salah liat gimana?” tanya Ella lagi.Ella merasa tidak enak hati karena sudah membuat Lisa mencurigai suaminya lagi kali ini. Padahal, hubungan keduanya sudah sangat baik sejak sebulan belakangan ini. hanya karena Tadi pagi ia melihat pria mirip dengan Roy, ia mengatakannya begitu saja pada Lisa dan kini Lisa merasa waspada terhadap gerak-gerik Roy.“Aku yakin yang kamu liat tadi memang Roy dan perempuan di dalam mobilnya itu adalah Miranda. Mungkin aja mereka masih berhubungan diam-diam di belakang aku. Mungkin, selama ini memang ada sesuatu di antara mereka dan aku yang bodoh dengan mudahnya percaya pada bujuk rayu Roy.”“Sabar, Cinta. Semua belum jelas dan pasti. Kita tunggu aja, ya.”“Makas
Lisa dapat melihat raut wajah Roy yang sangat terkejut karena kedatangannya di kantor itu. Padahal, Lisa sudah mengirimkan chat dan berkata bahwa dirinya sudah berada di kantor Roy sejak setengah jam yang lalu. “Kok kamu kaget gitu liat aku, Roy?” tanya Lisa dan langsung masuk menghampiri Roy. Roy pun tidak tinggal diam, ia berdiri dan berjalan menghampiri Lisa yang sedang menuju ke arahnya. Roy merasa ada yang berbeda dengan sikap Lisa saat ini. Ia teringat pada kejadian satu bulan yang lalu, tepat saat Lisa memergoki hubungannya dengan Miranda melalui video panas yang sampai sekarang Roy tidak pernah tahu dari mana Lisa mendapatkannya. Saat itu Lisa juga bersikap biasa dan sedikit aneh padanya. Jadi, untuk sekarang Roy sudah mulai sedikit waspada dan tidak ingin salah langkah lagi. Meski Roy memang sangat mencintai Lisa, akan tetapi pesona ranjang Miranda tidak bisa ia abaikan begitu saja. Roy sudah terlanjur jatuh hati pada permainan panas yang selalu disuguhkan Miranda untuknya
Jantung Roy masih berdetak kencang saat Lisa selesai membisikkan pertanyaan yang menurutnya tidak akan mungkin hal itu bisa diketahui oleh Lisa. Namun, pada kenyataannya Lisa tetap bisa tahu dan entah dari mana semua informasi itu Lisa dapatkan. Roy sudah menyelidiki orang-orang di samping Lisa dan tidak ada yang tampak mencurigakan.Lisa yang dulunya terlalu cuek pada aktifitas Roy, mendadak bisa tahu apa saja yang menurut Roy adalah hal yang sangat sepele dan tidak mungkin diketahuinya. Sepertinya, Lisa sudah banyak berubah sekarang dan Roy tertinggal banyak tentang hal itu. Apa lagi alasannya kalau bukan karena semenjak Roy terlalu sibuk dengan ranjang hangat yang diberikan oleh Miranda.“Siapa yang duduk di kursi penumpangmu tadi pagi, Roy?”Itu lah pertanyaan yang dibisikkan oleh Lisa di gendang telinga Roy tadi. Dan sampai saat ini Lisa masih belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu.“Kenapa kamu diam aja, Roy? Apa sesulit itu untuk menjawab pertanyaanku?” tanya Lisa sed
“Gimana keadaan Lisa, Dok?” tanya Roy pada dokter Lukman yang baru saja selesai memeriksa keadaan Lisa.“Baru sebulan yang lalu aku beritahu agar tidak membuatnya stress dan lelah. Sekarang udah terjadi lagi! Kamu bisa nggak jaga istrimu dengan baik?” ucap dokter Lukman dengan nada yang sedikit tinggi.Roy yang heran mendengar jawaban dokter Lukman langsung mengernyit tak mengerti. Sebagai seorang pria, tentu Roy merasakan ada gelagat aneh dari dokter itu setiap kali memeriksa dan bicara tentang kesehatan Lisa. Roy menduga, dokter Lukman tertarik pada istrinya yang memang sangat cantik dan ideal untuk diincar oleh kaum adam.“Kenapa Dokter malah marah dan menghardik padaku?” tanya Roy tidak terima dengan sikap dokter Lukman padanya.Dokter Lukman yang baru saja menyadari kekeliruannya menjadi salah tingkah. Memang tidak seharusnya dia bersikap seperti pada keluarga pasiennya. Namun, dokter Lukman tidak mengerti kenapa dia bisa semarah itu pada Roy yang dinilainya tidak bisa menjaga di
“Aku nggak mau, Roy! Asal kau tau, aku dan dokter Lukman sudah berhubungan cukup lama dan serius. Aku akan menikah dengannya, setelah gugatan perceraian kita disetujui,” ucap Lisa yang tidak pernah diduga oleh Roy, maupun oleh dokter Lukman sendiri.Dengan sekali tarikan napas, Lisa berhasil mengatakan semua itu dan setelahnya napas Lisa terdengar memburu dan terengah-engah.“Kamu baik-baik aja?” tanya dokter Lukman penuh perhatian dan mendekati Lisa.Ia segera memasang selang oksigen yang tadi dilepaskan oleh Lisa. Kembali pada posisi awalnya di hidung, untuk membantu pernapasan Lisa agar bisa tetap stabil. Roy hanya diam mematung menyaksikan semua yang terjadi di depan matanya saat ini. Otaknya masih berusaha mencerna semua yang baru saja didengarnya dari mulut Lisa.Sementara Lisa seperti tidak pernah mengatakan apa-apa pada lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya itu. Lisa bahkan seperti tidak menganggap keberadaan Roy di depan matanya. Ia berusaha untuk bisa bersikap acuh pa
“Terserah kamu aja mulai sekarang. Kalau memang itu yang kamu mau! Tapi, aku nggak akan membuat semua ini menjadi mudah untukmu, Sa.” Roy berkata dengan nada tegas dan kemudian berlalu dari ruangan itu.Setelah kepergian Roy, tangis Lisa pun pecah karena sudah tak mampu lagi membendungnya. Tubuhnya berguncang hebat, bergetar dalam kepiluan hati yang tersakiti. Kata-kata Roy padanya sungguh tidak berperasaan.Dokter Lukman masuk lagi ke dalam ruangan Lisa setelah melihat kepergian Roy. Akhirnya, ia punya kesempatan untuk bicara berdua saja dengan wanita yang sudah memasuki tahun ketiga menjadi pasien tetapnya itu.Memang, Lisa sudah menyembunyikan segalanya dari Roy selama dua tahun belakangan. Ia takut Roy akan meninggalkannya jika tahu semua rahasia besar itu. Cinta Lisa pada Roy sangat besar dan sepertinya tak akan pernah tergantikan. Namun, Lisa tidak pernah menduga bahwa Roy akan dengan teganya mengkhianati pernikahan yang sudah genap empat tahun itu.Lisa merasakan kecewa yang te