Status WhatsApp Ibu MertuaPOV Author"Mana, Yank? Kamu salah lihat kali," seru Lukman."Itu beneran kayak Indah, Mas." Kanaya masih kekeh."Indah 'kan ada di kampungnya, sayang. Udah jangan parno kayak gitu, nanti kamu cemas nggak jelas lagi," balas Lukman.Meskipun mencoba untuk percaya perkataan Lukman tapi hati Kanaya mengatakan jika wanita yang tadi dilihatnya benar-benar Indah. Tapi ia tidak ingin memperpanjang masalah. Ia berharap jika itu memang Indah, wanita itu tidak melakukan hal buruk pada Kanaya ataupun keluarganya yang lain.Pasangan itu kini berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit, Kanya memilih restoran seafood karena ia saat ini sedang ingin memakan makanan laut yang banyak digemari itu."Mas ... pesen yang pedes boleh, ya?" Kanya memelas memasang wajah yang akan membuat suaminya itu luluh."Sabar, ya. Nanti kalau udah lahiran baru boleh, sekarang ditahan dulu," ujar Lukman dengan lembut, lelaki itu melarang tapi dengan bahasa yang lembut membuat Ka
Status WhatsApp Ibu MertuaPOV Author"Mbak, kenapa teriak kayak gitu?" seru Lana yang heran."Astagfirullah, Lan. Kamu bikin Mbak kaget tau gak," gerutu Kanaya.Lana merasa sulit tidur karena lapar makanya ia memilih untuk memasak sendiri, ia akan kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya tapi melihat Kanaya yang berdiri sambil mengetuk pintu kamarnya."Mbak kira hantu tau gak!""Mana ada hantu secantik aku, Mbak," canda Lana sambil tertawa, ia lalu masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya dan kembali ke dapur.Kanaya mengikuti adik iparnya itu dari belakang, meskipun tadi ia salah sangka tapi tetap saja jantungnya kini masih berdetak sangat kencang dan membuatnya tidak tenang. Sepertinya malam ini ia akan tidur di kamar Lana.Sikap penakut Kanaya memang sulit dihilangkan kalau ia sudah seperti ini. Dulu saat ia hanya tinggal bersama Lukman, ia hanya memeberanikan diri di rumah jika suaminya itu pulang terlambat."Mbak laper juga?" tanya Lana."Iya," jawab Kanaya singkat."Lap
POV AuthorTernyata Davin bukanlah nama aslinya, lelaki itu memalusakn identitasnya dengan nama lain karena nama Davin tidak terdaftar di data kependudukan. Entah kenapa Husna saat itu percaya dengan mudahnya pada lelaki yang baru saja dikenalnya.Polisi masih akan mencari tahu siapa Davin sebenarnya, sosok Davin seperti orang yang sudah profesional karena ia bahkan tidak meninggalkan jejak sedikitpun hingga mempersulit pihak kepolisian untuk menemukan lelaki itu. Polisi juga mengatakan ini kejahatan yang sudah direncanakan sejak lama, karena yang mereka lakukan itu sangat rapi dan nyaris tak meninggalkan jejak. Lukman berencana untuk mendatangi rumah orangtua Indah. Hati kecilnya mengatakan jika ia akan mendapatkan petunjuk jika pergi ke sana. Ia menghubungi Kanaya terlebih dahulu karena takut jika istrinya itu cemas karena kepulangannya yang terlambatDani langsung memberikan alamat pada Lukman saat lelaki itu mengatakan akan datang untuk menjenguk Trisha. Hanya itu alasan yang tepa
POV AuthorKanaya ditemani Lana mendatangani kantor polisi. Sesampainya disana mereka terlihat tidak percaya karena Davin tidak sendirian, Indah bersama dengan lelaki itu. Dugaan Lukman memang benar jika Indah adalah dalang dibalik semua kekacauan yang ada.Polisi juga menjelaskan jika motif Indah melakukan ini karena dendam pada Husna. Indah tidak rela saat Husna tidak memperdulikannya saat berada di titik terendak, dulu Husna meminta dan memohon pada Indah agar mau menjadi menantunya tapi saat Indah terkena masalah Husna malah pergi seolah tidak peduli."Nikmati semua hasil kejahatan kamu, Indah!" seru Kanaya saat bersitatap dengan Indah."Permainan ini masih panjang, lo tinggal tunggu aja tanggal mainnya," bisik Indah dengan senyum meremehkan.Ia seperti tidak ada rasa takutnya padahal Indah sudah jelas akan di hukum atas perbuatannya. Indah seperti orang yang berada dalam pengaruh obat-obatan. Bisa saja wanita itu masih mengkonsumsinya meskipun sudah pernah dihukum."Saya serahkan
POV AuthorKanaya terusik saat sebuah tangan menyentuh pipinya dengan lembut, di barengi dengan kecupan hangat di keningnya."Sayang …."Kanaya merasakan mimpi itu sangat nyata, ia merasa Lukman ada di dekatnya. Bahkan ia bisa mencium bau tubuh khas suaminya."Bangun, Yank. Kamu nggak kangen sama, Mas?"Mata Kanaya langsung terbuka lebar, ia melihat Lukman berdiri di hadapannya dengan senyum manis. Ia mengucek matanya agar bisa benar-benar terbangun dari tidurnya, ia tidak ingin khayalan itu membuatnya sedih."Ini bukan mimpi, sini Mas cubit," seru Lukman, lelaki itu benar mencubit hidung Kanaya hingga membuat wanita itu meringis. Bukannya marah, Kanaya malah memeluk erat tubuh sang suami. Ia sangat merindukan sosok yang sudah lama tidak dijumpainya itu.Lukman juga terlihat enggan untuk melepaskan Kanaya. Ia mendapatkan kesempatan untuk menemui Kanaya saat ada tugas yang mengharuskan dirinya pergi ke kota. Ia berencana untuk membawa serta sang istri ke tempat kerjanya. Lukman sama se
POV Author"Selesai makan, kamu siap-siap. Kita ke rumah Fadil, dia ada acara tujuh bulanan istrinya," jelas Lukman."Aku ikut juga, Mas?""Tentu, Sayang. Emang kamu mau biarin suamimu ini sendirian, bagaimana kalau ada yang menggoda," canda Lukman yang langsung membuat wajah Kanaya cemberut."Kamu tuh udah tua, mana ada yang mau," gumam Kanaya dengan nada bicara yang membuat Lukman menahan tawa karena terlihat menggemaskan dimatanya.Semenjak hamil Kanaya memang sensitif, tapi itu membuat Lukaman lebih sering menggodanya. Lukman suka melihat wajah kesal Kanaya yang menggemaskan.Ia meninggalkan sang istri untuk mandi, karena sebentar lagi mereka harus berangkat karena tidak mungkin datang setelah acara selesai. Rumah Fadil tidak jauh dari kediaman Lukman.Suasana rumah itu sangat ramai meskipun hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan bebe
POV Author"Kamu yakin pernikahan kita mau dipercepat?""Iya, Mas," jawab Lana mantap."Mas nggak mau loh kalau kamu lakuin ini karena terpaksa," ungkap Aditya."Ya ampun, aku sama sekali nggak terpaksa. Aku udah ngomong ke Ibu dan Mas Lukman kok, mereka setuju," jelas Lana.Hari itu juga mereka mendatangi orang tua Aditya, mereka sepakat untuk melakukan pernikahan secara sederhana. Hanya ijab qobul dan syukuran saja, dua minggu lagi jadwal yang sudah mereka tetapkan.Saat sampai di sana, Lana bisa melihat seorang wanita yang terlihat akrab dengan kedua anak Aditya. Ia sebelumnya belum pernah melihat wanita itu, Aditya juga tidak pernah memperkenalkannya."Mas," wanita itu memanggil Aditya dan berjalan mendekat dengan senyum mengembang."Lan, kenalin ini Najla Mamanya anak-anak," ujar Aditya memperkenalkan wanita itu,
POV AuthorSebuah tangan menarik Kanaya, jika terlambat sedikit saja mungkin tubuh wanita itu sudah terpental karena mobil itu melaju dengan sangat kencang. Kanaya membuka matanya saat menyadari jika tidak terjadi apa-apa pada dirinya."Mbak, nggak apa-apa?" suara itu membuat Kanaya tersadar dari lamunannya dan menoleh end apati sosok wanita berjilbab panjang dengan parasnya yang manis."I–iya," jawab Kanaya dengan terbata-bata karena ia masih kaget dengan kejadian barusan.Wanita itu membawa Kanaya untuk duduk di sebuah warung yang tidak jauh dari situ, memberikan minuman pada Kanaya. Kanaya mencoba mengatur pernafasannya yang terasa sesak."Tenang, Mbak. Alhamdulillah Mbak nggak sampai tertabrak," ujar wanita itu."Terimakasih banyak, Mbak. Kalau nggak ada Mbak mungkin saya nggak selamat," tutur Kanaya dengan mata yang berkaca-kaca, ia bersyukur karena masih diberikan keselamatan oleh Allah.Akhirnya Kanaya kembali ke rumahnya di antar oleh wanita itu. Wanita yang memperkenalkan nam