POV AuthorKanaya dan Lukman akhirnya membawa Indah untuk bertemu dengan Trisha, sebelum pergi Kanaya mengajak Indah untuk masuk sekedar untuk membersihkan tubuhnya dan juga mengganti pakaian. Setelah mandi Indah terlihat lebih segar, sudah minggu tidak membersihkan diri. Indah bahkan hanya makan seadanya, ia tidak membawa uang sama sekali. Hanya makan dari hasilnya meminta-minta di pinggir jalan."Abang, Mama sama Papa pergi dulu sebentar ya. Tolong jaga Zian," pesan Kanaya pada Arga."Iya, Ma," jawab Arga tanpa banyak bertanya.Kanaya hanya akan menemani suaminya sebentar setelah itu ia akan pulang karena tidak mungkin meninggalkan rumah saat Anna kembali setelah sekian lama tidak pulang. Selama perjalanan tidak ada satupun yang buka suara, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Indah menatap keluar jendela mobil sambil sesekali mengusap air matanya yang tidak bisa berhenti mengalir, ia sebisa mungkin menahan suara isakannya agar tidak membuat yang lain terganggu.Suasana jal
POV Author"Mama."Mendengar Trisha memanggilnya, hati Indah bergetar hebat. Setitik cairan bening terjun membasahi pipinya, kini ia melihat seutas senyum tulus di wajah putrinya. Dalam pikirannya Indah mengira jika Trisha akan membencinya karena telah meninggalkan anak itu selama belasan tahun."I–iya ini Mama," ujar Indah sambil terisak, ia duduk di kursi menciumi tangan anaknya itu dengan sayang.Lukman dan Kanaya saling menatap dan keluar dari ruangan karena ingin memberi waktu berdua untuk Indah dan juga Trisha. Indah terus saja mengucapkan kata maaf, rasa penyesalan dalam hatinya sungguh tidak bisa digambarkan. Tapi disisi lain ia merasa bahagia karena ternyata Trisha menerima kehadirannya."Maafkan, Mama," sesal Indah."Mama jangan nangis, Mama nggak perlu minta maaf. Mama pasti punya alasan kenapa nggak pulang dan nemuin aku, jangan merasa bersalah," tutur Trisha dengan senyum yang tidak luntur."Kenapa kamu bisa baik seperti ini dan menerima Mama?" tanya Indah."Mama Kanaya s
POV AuthorKeysha menyenggol lengan Shanum. “Tuh … si Johan,” bisiknya.Shanum langsung melihat arah tatapan mata Keysha, sosok Johan terlihat tampan menggunakan kemeja hitam yang lengan bajunya digulung hingga siku. Tatanan rambut yang rapi membuat pesona lelaki itu semakin terpancar hingga membuat Shanum tidak bisa berkedip. Johan sedang berbincang bersama teman-temannya yang lain, Shanum memang belum menemui temannya yang lain untuk sekedar menyapa.“Udah, samperin sana!” seru Nayla.“Tapi gue jadi gugup, gue nggak tahu harus ngomong apa nantinya,” cicit Shanum.“Soal ngomong gampang, nanti juga kalau udah di depan mata ada bahan obrolan kok. Ayo cepet sana!” Melanie mendorong tubuh Shanum agar gadis itu segera melangkan mendekati Johan yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri.Baru saja dua langkah, tubuh Shanum membeku saat melihat seorang gadis datang dan memeluk Johan. Yang membuat dada Shanum semakin sesak adalah Johan yang membalas pelukan gadis itu bahkan tersenyu
POV AuthorHari ini Trisha diperbolehkan pulang, Kanaya dan Lukman berencana akan menemui anak itu di apartemennya. Menurut informasi dari Marni, Indah sedang mencari pekerjaan wanita itu mengatakan tidak ingin merepotkan Kanaya dan Lukman karena keberadaannya. Saat ini Indah sudah mendapatkan pekerjaan meskipun sebagai petugas kebersihan di restoran yang tidak jauh dari apartemen yang ditinggalinya saat ini. Kanaya dan Lukman tidak mungkin melarang karena itu memang urusan pribadi Indah, lagi pula Trisha akan dirawat oleh Marni."Badan kamu udah enakan?" tanya Kanaya, tangannya mengusap puncak kepala Trisha dengan sayang."Alhamdulillah, Ma. Cuman masih sedikit lemas aja," ungkap Trisha."Inget ya, jangan lakuin kegiatan yang buat kamu capek. Istirahat yang cukup dan minum obat secara teratur," pesan Lukman."Iya, Pa.""Jam berapa Mama kamu pulang kerja?" tanya Kanaya."Biasa pulangnya sore, paling jam empat," terang Trisha.Kanaya mengangguk mengerti, dalam hatinya ia merasa senang
POV Author"Pak, yang tadi itu istrinya Pak Lukman?" tanya Sandra penasaran."Iya, kenapa? Kamu denger ya, jangan sampai kamu bikin onar di sini apalagi mau goda Pak Lukman. Kamu nggak bakalan bisa," ujar Seno."Kenapa nggak bisa?" Sandra terlihat penasaran."Nggak perlu tahu, sana lanjutkan kerjaan kamu!" titah Seno lalu pergi.Sandra adalah sepupu Seno, ia merekomendasikan bukan karena ada hubungan saudara dengan Sandra tapi karena memang Sandra adalah wanita berkompeten. Kebetulan saat Rania memutuskan untuk cuti, Sandra meminta bantuan untuk dicarikan pekerjaan. Sebelum diberikan pada orang lain lebih baik Seno membantu sepupunya itu. Menurutnya itu tidak salah karena memang ia tahu pekerjaan Sandra tidak akan mengecewakan."Aku juga ogah sama om-om, meskipun banyak duit. Mending cari brondong," gumam Sandra.Ia kini fokus untuk mengerjakan tugas pertamanya, memeriksa dan menyusun kembali jadwal sang CEO. Sandra juga memeriksa beberapa berkas yang akan ditandatangani oleh Lukman s
POV Author"Kenapa keluar dari kamar? Sebentar lagi makanannya mateng kok," seru Indah saat melihat putrinya keluar dari kamar."Trisha bosen di kamar terus, Ma. Lagian Trisha juga udah nggak sakit kok," balasnya dengan senyuman. Kondisi Trisha memang semakin membaik, kemarin dokter baru saja memeriksanya dan mengatakan semakin banyak kemajuan."Ya udah, duduk aja di kursi," titah Indah sambil memindahkan makanan itu dari wajan ke piring saji. Ia memasak ayam kecap kesukaan Trisha. Indah mengetahui banyak hal mengenai Trisha dari Kanaya, wanita itu bahkan sangat teliti mengatakan apa yang tidak boleh dimakan oleh Trisha. Indah merasa sangat beruntung akrena Trisha pernah dirawat oleh wanita sebaik Kanaya."Mbak Mirnanya kemana, Ma?" tanya Trisha saat tidak melihat asisten rumah tangga yang dipekerjakan disana."Ke supermarket, soalnya stok sayuran udah mulai abis," terang Indah. Ia menyendokkan nasi dan juga lauknya untuk Trisha."Mama juga harus makan yang banyak biar sehat terus." K
POV AuthorPagi sekali Tiara datang, gadis itu mengenakan crop top dengan belahan dada rendah semakin menampakkan dua aset berharga miliknya, penampilannya semakin seksi dengan celana jeans super pendek. Ia sudah berada di depan resort dan menunggu sang empunya keluar."Astaghfirullah!" Arga yang membukakan pintu jntu langsung beristighfar saat melihat penampilan Tiara, lelaki itu bahkan memalingkan wajahnya dan menyuruh Tiara untuk masuk.Semua orang sedang berada di meja makan untuk sarapan, sedangkan Arga malah kembali ke kamarnya karena ia sudah selesai dengan sarapannya. Rendi dan Dirga menatap Tiara tanpa berkedip, berbeda dengan Johan yang sibuk dengan makanannya. Bahkan untuk menoleh saja tidak dilakukan lelaki itu. Dalam hati Shanum juga bersyukur karena setidaknya Johan tidak akan tergoda oleh Tiara. Sebelum berangkat, Shanum sudah mewanti-wanti pada teman-temannya agar tidak memakai baju terbuka karena itu salah satu syarat yang membuat Arga setuju untuk ikut."Mending lo g
POV AuthorMasih memasang wajah masam, Shanum masuk ke dalam kamarnya. Ia masih tidak mengerti mengapa ayahnya tiba-tiba menyuruhnya kembali, rasanya belum merasakan liburan seperti numpang tidur di Bali dan kembali ke rumah. Dan semua rencananya tidak ada yang berhasil, Tiara juga mengatakan jika Arga sulit didekati. Mendengar itu Shanum tentu senang karena ia ingin gadis angkuh itu menjadi 'babu' untuknya karena kalah dalam taruhan."Gimana liburannya, Bang?" tanya Kanaya."Abang lebih suka liburan bareng keluarga," ungkapnya."Nanti setelah Abang selesai kuliah, kita atur jadwal buat liburan bareng." Lukman datang dan duduk di sebelah istrinya."Iya, Pa. Kita udah lama nggak liburan soalnya." Kanaya setuju dengan usulan Lukman."Ma, Pa. Abang mau ngomong sesuatu yang penting." Arga terlihat ragu tapi akhirnya mengutarakannya, ini bukan rencana awalnya karena ia akan mengatakan semuanya saat selesai kuliah dan kembali ke Indonesia. Tapi Lukman sudah mengatakan pada Arga jika dirinya