POV AuthorKeysha menyenggol lengan Shanum. “Tuh … si Johan,” bisiknya.Shanum langsung melihat arah tatapan mata Keysha, sosok Johan terlihat tampan menggunakan kemeja hitam yang lengan bajunya digulung hingga siku. Tatanan rambut yang rapi membuat pesona lelaki itu semakin terpancar hingga membuat Shanum tidak bisa berkedip. Johan sedang berbincang bersama teman-temannya yang lain, Shanum memang belum menemui temannya yang lain untuk sekedar menyapa.“Udah, samperin sana!” seru Nayla.“Tapi gue jadi gugup, gue nggak tahu harus ngomong apa nantinya,” cicit Shanum.“Soal ngomong gampang, nanti juga kalau udah di depan mata ada bahan obrolan kok. Ayo cepet sana!” Melanie mendorong tubuh Shanum agar gadis itu segera melangkan mendekati Johan yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri.Baru saja dua langkah, tubuh Shanum membeku saat melihat seorang gadis datang dan memeluk Johan. Yang membuat dada Shanum semakin sesak adalah Johan yang membalas pelukan gadis itu bahkan tersenyu
POV AuthorHari ini Trisha diperbolehkan pulang, Kanaya dan Lukman berencana akan menemui anak itu di apartemennya. Menurut informasi dari Marni, Indah sedang mencari pekerjaan wanita itu mengatakan tidak ingin merepotkan Kanaya dan Lukman karena keberadaannya. Saat ini Indah sudah mendapatkan pekerjaan meskipun sebagai petugas kebersihan di restoran yang tidak jauh dari apartemen yang ditinggalinya saat ini. Kanaya dan Lukman tidak mungkin melarang karena itu memang urusan pribadi Indah, lagi pula Trisha akan dirawat oleh Marni."Badan kamu udah enakan?" tanya Kanaya, tangannya mengusap puncak kepala Trisha dengan sayang."Alhamdulillah, Ma. Cuman masih sedikit lemas aja," ungkap Trisha."Inget ya, jangan lakuin kegiatan yang buat kamu capek. Istirahat yang cukup dan minum obat secara teratur," pesan Lukman."Iya, Pa.""Jam berapa Mama kamu pulang kerja?" tanya Kanaya."Biasa pulangnya sore, paling jam empat," terang Trisha.Kanaya mengangguk mengerti, dalam hatinya ia merasa senang
POV Author"Pak, yang tadi itu istrinya Pak Lukman?" tanya Sandra penasaran."Iya, kenapa? Kamu denger ya, jangan sampai kamu bikin onar di sini apalagi mau goda Pak Lukman. Kamu nggak bakalan bisa," ujar Seno."Kenapa nggak bisa?" Sandra terlihat penasaran."Nggak perlu tahu, sana lanjutkan kerjaan kamu!" titah Seno lalu pergi.Sandra adalah sepupu Seno, ia merekomendasikan bukan karena ada hubungan saudara dengan Sandra tapi karena memang Sandra adalah wanita berkompeten. Kebetulan saat Rania memutuskan untuk cuti, Sandra meminta bantuan untuk dicarikan pekerjaan. Sebelum diberikan pada orang lain lebih baik Seno membantu sepupunya itu. Menurutnya itu tidak salah karena memang ia tahu pekerjaan Sandra tidak akan mengecewakan."Aku juga ogah sama om-om, meskipun banyak duit. Mending cari brondong," gumam Sandra.Ia kini fokus untuk mengerjakan tugas pertamanya, memeriksa dan menyusun kembali jadwal sang CEO. Sandra juga memeriksa beberapa berkas yang akan ditandatangani oleh Lukman s
POV Author"Kenapa keluar dari kamar? Sebentar lagi makanannya mateng kok," seru Indah saat melihat putrinya keluar dari kamar."Trisha bosen di kamar terus, Ma. Lagian Trisha juga udah nggak sakit kok," balasnya dengan senyuman. Kondisi Trisha memang semakin membaik, kemarin dokter baru saja memeriksanya dan mengatakan semakin banyak kemajuan."Ya udah, duduk aja di kursi," titah Indah sambil memindahkan makanan itu dari wajan ke piring saji. Ia memasak ayam kecap kesukaan Trisha. Indah mengetahui banyak hal mengenai Trisha dari Kanaya, wanita itu bahkan sangat teliti mengatakan apa yang tidak boleh dimakan oleh Trisha. Indah merasa sangat beruntung akrena Trisha pernah dirawat oleh wanita sebaik Kanaya."Mbak Mirnanya kemana, Ma?" tanya Trisha saat tidak melihat asisten rumah tangga yang dipekerjakan disana."Ke supermarket, soalnya stok sayuran udah mulai abis," terang Indah. Ia menyendokkan nasi dan juga lauknya untuk Trisha."Mama juga harus makan yang banyak biar sehat terus." K
POV AuthorPagi sekali Tiara datang, gadis itu mengenakan crop top dengan belahan dada rendah semakin menampakkan dua aset berharga miliknya, penampilannya semakin seksi dengan celana jeans super pendek. Ia sudah berada di depan resort dan menunggu sang empunya keluar."Astaghfirullah!" Arga yang membukakan pintu jntu langsung beristighfar saat melihat penampilan Tiara, lelaki itu bahkan memalingkan wajahnya dan menyuruh Tiara untuk masuk.Semua orang sedang berada di meja makan untuk sarapan, sedangkan Arga malah kembali ke kamarnya karena ia sudah selesai dengan sarapannya. Rendi dan Dirga menatap Tiara tanpa berkedip, berbeda dengan Johan yang sibuk dengan makanannya. Bahkan untuk menoleh saja tidak dilakukan lelaki itu. Dalam hati Shanum juga bersyukur karena setidaknya Johan tidak akan tergoda oleh Tiara. Sebelum berangkat, Shanum sudah mewanti-wanti pada teman-temannya agar tidak memakai baju terbuka karena itu salah satu syarat yang membuat Arga setuju untuk ikut."Mending lo g
POV AuthorMasih memasang wajah masam, Shanum masuk ke dalam kamarnya. Ia masih tidak mengerti mengapa ayahnya tiba-tiba menyuruhnya kembali, rasanya belum merasakan liburan seperti numpang tidur di Bali dan kembali ke rumah. Dan semua rencananya tidak ada yang berhasil, Tiara juga mengatakan jika Arga sulit didekati. Mendengar itu Shanum tentu senang karena ia ingin gadis angkuh itu menjadi 'babu' untuknya karena kalah dalam taruhan."Gimana liburannya, Bang?" tanya Kanaya."Abang lebih suka liburan bareng keluarga," ungkapnya."Nanti setelah Abang selesai kuliah, kita atur jadwal buat liburan bareng." Lukman datang dan duduk di sebelah istrinya."Iya, Pa. Kita udah lama nggak liburan soalnya." Kanaya setuju dengan usulan Lukman."Ma, Pa. Abang mau ngomong sesuatu yang penting." Arga terlihat ragu tapi akhirnya mengutarakannya, ini bukan rencana awalnya karena ia akan mengatakan semuanya saat selesai kuliah dan kembali ke Indonesia. Tapi Lukman sudah mengatakan pada Arga jika dirinya
POV Author“Lo nggak perlu jadi babu gue, taruhan ini kita batalin aja!” seru Shanum pada Tiara.Mendengar itu Tiara tenu senang. “Ada angina pa lo jadi tiba-tiba baik kayak gini?” ujar Tiara sambil tertawa.“Gue ketahuan Bang Arga, lagi pula nggak ada satu pun dari lo atau Melanie yang bisa dapetin Bang Arga,” tutur Shanum.Tiara mengernyit. “Abang lo punya cewek?” selidik Tiara.Shanum mengedikkan bahunya. “Dia bilang mau nikah sama cewek pilihannya,” ungkap Shanum.“Apa!”Suara itu bukan berasal dari Tiara, tapi dari Melanie yang lewat dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Shanum menjadi gelagapan, niatnya ia memang tidak akan memberitahukan ini pada Melanie karena tentu gadis itu akan sangat patah hati mendengar sang pujaan akan menikahi gadis lain.“Mel ….”“Gue nggak perlu penjelasan lo, semuanya udah gue dengar secara langsung!” seru Melanie llau bergegas pergi, cinta anak remaja biasanya terlalu melebih-lebihkan. Meskipun yang dirasakan bukanlah cinta sesungguhnya mel
POV AuthorHari yang ditunggu pun tiba, hari bahagia untuk keluarga besar Lukman. Acara dilaksanakan di salah satu ballroom hotel milik Kanaya. Pernikahan digelar dengan sangat mewah dan elegan, namun terlihat sangat hikmat. Selain keluarga dua mempelai, para rekan kerja Lukman dan Kanaya turut hadir bahkan anak-anak di panti asuhan yang dikelola oleh Kanaya juga datang. Tidak ingin merasakan kebahagiaan seorang diri, ingin berbagi kebahagiaan bersama orang lain. Para tamu undangan penasaran dengan sosok gadis yang dipinang oleh Arga, meskipun menjadi pengantin gadis itu tetap menutupi wajahnya dengan menggunakan cadar. Pernikahan itu bahkan disiarkan oleh stasiun tv swasta karena mereka adalah keluarga terpandang.Keluarga besar Zahra sangat antusias saat mengetahui jika gadis ederhan itu dipersunting oleh keuarga kaya. Arga bahkan tidak berpikir untuk melihat lebih dulu wajah Zahra, ia jatuh cinta pada gadis itu karena akhlaknya yang luar biasa. Lelaki akan sangat menghargai seorang