POV Author"Pak, yang tadi itu istrinya Pak Lukman?" tanya Sandra penasaran."Iya, kenapa? Kamu denger ya, jangan sampai kamu bikin onar di sini apalagi mau goda Pak Lukman. Kamu nggak bakalan bisa," ujar Seno."Kenapa nggak bisa?" Sandra terlihat penasaran."Nggak perlu tahu, sana lanjutkan kerjaan kamu!" titah Seno lalu pergi.Sandra adalah sepupu Seno, ia merekomendasikan bukan karena ada hubungan saudara dengan Sandra tapi karena memang Sandra adalah wanita berkompeten. Kebetulan saat Rania memutuskan untuk cuti, Sandra meminta bantuan untuk dicarikan pekerjaan. Sebelum diberikan pada orang lain lebih baik Seno membantu sepupunya itu. Menurutnya itu tidak salah karena memang ia tahu pekerjaan Sandra tidak akan mengecewakan."Aku juga ogah sama om-om, meskipun banyak duit. Mending cari brondong," gumam Sandra.Ia kini fokus untuk mengerjakan tugas pertamanya, memeriksa dan menyusun kembali jadwal sang CEO. Sandra juga memeriksa beberapa berkas yang akan ditandatangani oleh Lukman s
POV Author"Kenapa keluar dari kamar? Sebentar lagi makanannya mateng kok," seru Indah saat melihat putrinya keluar dari kamar."Trisha bosen di kamar terus, Ma. Lagian Trisha juga udah nggak sakit kok," balasnya dengan senyuman. Kondisi Trisha memang semakin membaik, kemarin dokter baru saja memeriksanya dan mengatakan semakin banyak kemajuan."Ya udah, duduk aja di kursi," titah Indah sambil memindahkan makanan itu dari wajan ke piring saji. Ia memasak ayam kecap kesukaan Trisha. Indah mengetahui banyak hal mengenai Trisha dari Kanaya, wanita itu bahkan sangat teliti mengatakan apa yang tidak boleh dimakan oleh Trisha. Indah merasa sangat beruntung akrena Trisha pernah dirawat oleh wanita sebaik Kanaya."Mbak Mirnanya kemana, Ma?" tanya Trisha saat tidak melihat asisten rumah tangga yang dipekerjakan disana."Ke supermarket, soalnya stok sayuran udah mulai abis," terang Indah. Ia menyendokkan nasi dan juga lauknya untuk Trisha."Mama juga harus makan yang banyak biar sehat terus." K
POV AuthorPagi sekali Tiara datang, gadis itu mengenakan crop top dengan belahan dada rendah semakin menampakkan dua aset berharga miliknya, penampilannya semakin seksi dengan celana jeans super pendek. Ia sudah berada di depan resort dan menunggu sang empunya keluar."Astaghfirullah!" Arga yang membukakan pintu jntu langsung beristighfar saat melihat penampilan Tiara, lelaki itu bahkan memalingkan wajahnya dan menyuruh Tiara untuk masuk.Semua orang sedang berada di meja makan untuk sarapan, sedangkan Arga malah kembali ke kamarnya karena ia sudah selesai dengan sarapannya. Rendi dan Dirga menatap Tiara tanpa berkedip, berbeda dengan Johan yang sibuk dengan makanannya. Bahkan untuk menoleh saja tidak dilakukan lelaki itu. Dalam hati Shanum juga bersyukur karena setidaknya Johan tidak akan tergoda oleh Tiara. Sebelum berangkat, Shanum sudah mewanti-wanti pada teman-temannya agar tidak memakai baju terbuka karena itu salah satu syarat yang membuat Arga setuju untuk ikut."Mending lo g
POV AuthorMasih memasang wajah masam, Shanum masuk ke dalam kamarnya. Ia masih tidak mengerti mengapa ayahnya tiba-tiba menyuruhnya kembali, rasanya belum merasakan liburan seperti numpang tidur di Bali dan kembali ke rumah. Dan semua rencananya tidak ada yang berhasil, Tiara juga mengatakan jika Arga sulit didekati. Mendengar itu Shanum tentu senang karena ia ingin gadis angkuh itu menjadi 'babu' untuknya karena kalah dalam taruhan."Gimana liburannya, Bang?" tanya Kanaya."Abang lebih suka liburan bareng keluarga," ungkapnya."Nanti setelah Abang selesai kuliah, kita atur jadwal buat liburan bareng." Lukman datang dan duduk di sebelah istrinya."Iya, Pa. Kita udah lama nggak liburan soalnya." Kanaya setuju dengan usulan Lukman."Ma, Pa. Abang mau ngomong sesuatu yang penting." Arga terlihat ragu tapi akhirnya mengutarakannya, ini bukan rencana awalnya karena ia akan mengatakan semuanya saat selesai kuliah dan kembali ke Indonesia. Tapi Lukman sudah mengatakan pada Arga jika dirinya
POV Author“Lo nggak perlu jadi babu gue, taruhan ini kita batalin aja!” seru Shanum pada Tiara.Mendengar itu Tiara tenu senang. “Ada angina pa lo jadi tiba-tiba baik kayak gini?” ujar Tiara sambil tertawa.“Gue ketahuan Bang Arga, lagi pula nggak ada satu pun dari lo atau Melanie yang bisa dapetin Bang Arga,” tutur Shanum.Tiara mengernyit. “Abang lo punya cewek?” selidik Tiara.Shanum mengedikkan bahunya. “Dia bilang mau nikah sama cewek pilihannya,” ungkap Shanum.“Apa!”Suara itu bukan berasal dari Tiara, tapi dari Melanie yang lewat dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Shanum menjadi gelagapan, niatnya ia memang tidak akan memberitahukan ini pada Melanie karena tentu gadis itu akan sangat patah hati mendengar sang pujaan akan menikahi gadis lain.“Mel ….”“Gue nggak perlu penjelasan lo, semuanya udah gue dengar secara langsung!” seru Melanie llau bergegas pergi, cinta anak remaja biasanya terlalu melebih-lebihkan. Meskipun yang dirasakan bukanlah cinta sesungguhnya mel
POV AuthorHari yang ditunggu pun tiba, hari bahagia untuk keluarga besar Lukman. Acara dilaksanakan di salah satu ballroom hotel milik Kanaya. Pernikahan digelar dengan sangat mewah dan elegan, namun terlihat sangat hikmat. Selain keluarga dua mempelai, para rekan kerja Lukman dan Kanaya turut hadir bahkan anak-anak di panti asuhan yang dikelola oleh Kanaya juga datang. Tidak ingin merasakan kebahagiaan seorang diri, ingin berbagi kebahagiaan bersama orang lain. Para tamu undangan penasaran dengan sosok gadis yang dipinang oleh Arga, meskipun menjadi pengantin gadis itu tetap menutupi wajahnya dengan menggunakan cadar. Pernikahan itu bahkan disiarkan oleh stasiun tv swasta karena mereka adalah keluarga terpandang.Keluarga besar Zahra sangat antusias saat mengetahui jika gadis ederhan itu dipersunting oleh keuarga kaya. Arga bahkan tidak berpikir untuk melihat lebih dulu wajah Zahra, ia jatuh cinta pada gadis itu karena akhlaknya yang luar biasa. Lelaki akan sangat menghargai seorang
POV AuthorSelesai makan malam tanpa Shanum, semua orang langsung kembali ke kamar masing-masing karena ingin segera istirahat setelah acara yang memang menguras tenaga. Arga dan Zahra berdampingan berjalan ke arah kamar mereka tanpa ada obrolan dan membuat mereka terlihat sangat kaku. Hal wajar karena mereka sebelumnya tidak saling mengenal, cinta yang suci terjalin setelah akad terucap.“Kamu pasti capek, tidur duluan aja,” ujar Arga.“Iya, Bang,” jawabnya masih setia menunduk.“Abang ada sedikit pekerjaan, jangan tunggu abang ya,” jelas Arga.Setelah melihat Zahra menganggukkan kepalanya, Arga masuk ke dalam walk-in closet di sana memang tersedia sofa. Ia memang ada sedikit urusan yang harus diselesaikan mengenai pendidikannya tapi Arga menjadikannya alasan karena bingung harus melakukan apa. Mengerti dengan apa yang dirasakan Zahra, ia hanya memberi waktu untuk mengikis rasa canggung yang ada di tengah-tengah mereka. Satu jam Arga berkutat dengan laptopnya bahkan matanya sudah ter
POV Author“Dek!” Zahra memanggil Shanum, ia mencoba akrab dengan adik iparnya. Ia bahkan sempat berbincang bersama Anna sebelum gadis itu kembali untuk melanjutkan pendidikannya.Shanum menoleh, matanya memicing dengan sudut bibir yang tertarik hingga terpampang senyum meremehkan. “Jangan sok akrab lo sama gue! Lo emang istrinya Bang Arga tapi bukan kakak gue!” balas Shanum dengan ketus.Andai ada yang melihat Shanum seperti itu sudah pasti akan ditegur apalagi jika Lukman yang melihatnya, bukan hanya ditegur Shanum pasti akan dihukum.Melihat itu Zahra hanya bisa beristighfar, ia sudah mengerti jika dalam pernikahan akan banyak cobaan yang datang. Zahra beruntung karena mendapatkan mertua yang luar biasa baik dan menyayanginya, suaminya juga orang yang sangat lembut dan santun, menghargai Zahra dan memperlakukan dirinya layaknya seorang ratu. Cobaan untuk Zahra datang dari Shanum yang tidak menyukainya, sebelumnya Arga memang sudah mewanti-wanti pada istrinya.“Dek, kalau Shanum berb