Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lana!" teriak Aditya, ia terbangun dari tidurnya dengan kering yang membanjir seluruh tubuhnya. Nafasnya bahkan memburu, Aditya langsung memeluk Lana dengan begitu eratnya sambil terus bergumam."Mas!""Jangan tinggalkan Mas … jangan tinggalkan Mas ….""Mas kamu kenapa? Mimpi buruk?" tanya Lana sambil mengelus punggung suaminya yang bergetar.Dalam hatinya Aditya bersyukur karena semua itu hanya mimpi buruk saja. Entah bagaimana jadinya jika semua itu terjadi di kehidupan nyata, Aditya tidak akan bisa tanpa Lana. Ia sangat mencintai wanita yang sudah memberikannya seorang putri itu. Sadar jika apa yang dilakukannya di belakang Lana itu benar-benar salah dan kejam. Aditya berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi, tidak ingin mempertaruhkan rumah tangganya yang sudah belasan tahun dibina."Sayang, kamu harus janji jangan tinggalin Mas apapun yang terjadi," pinta Aditya sambil menggenggam tangan Lana. Meskipun tidak mengerti dengan apa yang ter
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Pak Rangga ini sekretaris anda, perkenalkan dirimu." Reno menatap Anika yang terpaku melihat Rangga karena wajahnya memang mirip dengan Aditya, bukankah wajar karena mereka adalah ayah dan anak."Halo, Pak. Saya Anika, saya akan berusaha melakukan yang terbaik!"Rangga menyambut uluran tangan Anika dengan singkat dan kembali ke ruang Aditya yang kini resmi menjadi ruangannya. Anika menatap punggung itu sampai hilang dibalik pintu. Sempat terpesona karena wajahnya mirip Aditya, ia berpikir jika Aditya saat muda pasti mirip dengan Rangga. Meskipun wajah mereka mirip tapi Anika tidak bisa membohongi hatinya yang sudah dirampas oleh Aditya. Jika diminta Anika mungkin akan memberikan seluruh hidupnya pada lelaki beristri itu.Gadis itu mencoba mengirimkan pesan dan menghubungi Aditya tapi tidak bisa. Ia berpikir jika Aditya sengaja menghindari dirinya, entah karena ia sedang berada dekat dengan istrinya atau lelaki itu tidak ingin memiliki hubungan a
Mertua, Awal Pembawa PetakPOV AuthoDengan langkah lebar Lana dan Rania berjalan ke ruang tamu diikuti Mbok Tin dari belakang. Lana mencoba menjauhkan Rangga dari atas tubuh Aditya yang terlihat tidak berdaya. Wajahnya babak belur, sudut bibir lelaki it robek dan mengeluarkan darah"Kamu kenapa, Nak? Ada apa ini?" Lana sebisa mungkin menahan agar tidak marah pada RanggaBukannya menjawab lelaki itu menatap tajam sang ayah, dadanya kembang kempis karena amarah. Tangannya masih mengepal kuat, rahangnya juga mengeras. Jika tidak ada Lana entah bagaimana kondisi Aditya. Rangga memang tidak pernah berpikir panjang jika sedang dikuasai emosi seperti ini. Lana membantu Aditya untuk duduk di sofa, Lana meringis melihat luka di wajah suaminya"Abang kenapa sih? Dateng-dateng langsung pukulin papa kayak gini?" tanya Rania, ia mengguncang bahu sang kakak karena tidak kunjung buka suaraCairan bening kembali merembes di sudut mata lelaki itu, melihat betapa Lana sangat mengkhawatirkan Aditya. Sa
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lo kenapa, Nik? Kok muka lo pucet gitu?" tanya Raya heran karena melihat tadi Anika biasa saja.Anika diam hingga membuat Raya langsung merebut benda pipih itu dari tangan wanita itu. Mata raya membelalak melihat isi pesan yang membuat Anika jadi pucat. Rayq bahkan membacanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dibacanya itu salah."Apa ini keluarga istri cowok lo, Nik?" tanya Raya.Anika menggelengkan kepalanya, "Gue nggak tahu, kenapa hidup gue jadi nggak tenang gini sih," gerutunya."Salah lo sendiri, siapa suruh main sama laki orang!" tutur Raya dengan entengnya, ia seolah tidak mengerti bagaimana perasaan Anika saat ini. Selain bingung, Anika juga takut dengan ancaman dari orang tidak dikenal itu. Tapi Anika sempat berpikir jika Rangga yang melakukannya, karena lelaki itu pula yang tiba-tiba memecatnya tanpa sebab. Jika iya Rangga yang melakukan itu semua, Anika lebih was-was karena bisa saja Rangga nekat menyebarkan rahasia ini dan An
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorLana mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan perasaan berharap Lukman tidak mencurigai apapun. Rania masuk ke dalam kamar membawa Asha, hotel itu memiliki dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan juga dapur. Rangga sengaja memesannya untuk beberapa hari kedepan."Mas ….""Kamu nggak mau cerita apapun?" tanya Lukman tiba-tiba membuka tubuh Lana menegang. Wanita itu mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkinkah jika Lukman mengetahui semuanya."Cerita soal apa, Mas?" Lana mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan gejolak dalam dadanya."Tolong jangan sembunyikan apapun lagi, Lan. Masalah sebesar ini kamu tanggung sendiri? Mas masih ada di sini, Lan." Suara Lukman melemah, samar-samar Lana bisa mendengar suara isak tangis dari ujung telepon."Mas ….""Mas sama Mbak kamu sekarang lagi di jalan. Tunggu kita datang!"Belum sempat Lana buka suara, sambungan telepon itu lebih dulu terputus. Lana langsung gusar, ia takut jika kakaknya datan
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Tolong tinggalkan kami di sini!" pinta Lukman.Kanaya masih belum beranjak, ia takut suaminya akan menghajar Aditya yang wajahnya saja bahkan sudah sangat menyedihkan seperti ini. Mengerti dengan kecemasan sang istri kini Lukman menatap Kanaya sambil memegang pundak wanita itu."Mas ….""Kamu percaya 'kan, Yank?" Lukman menatap Kanaya sambil tersenyum.Kanaya mengangguk lalu meninggalkan Lukman dan Aditya berdua. Aditya merasa bingung sekaligus takut saat tadi Mbok Tin mengatakan jika Lukman datang. Sudah pasti jika Lukman akan menanyakan perihal masalah rumah tangga Aditya dan Lana."Gue nggak tahu alasan lo sebenarnya apa Tapi gue nggak nyangka lo bisa ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu!" tutur Lukman. Ia sadar, tidak mungkin menghakimi Aditya karena Lukman juga pernah melakukan kesalahan yang sama di masa lalunya yang bahkan masalah yang ditimbulkannya bergulir sampai anak-anaknya tumbuh dewasa.Aditya menunduk, "Gue bener-bener nyesel, tolon