Share

Perjalanan Ke Pondok Pesantren

Aku menganggukkan kepalaku, lalu Bang Bagas menyalakan sepeda motornya, ia sudah mengerti isyarat yang kuberikan.

Sejak saat Ibu tercyduk membicarakan aku, saat itu juga Ibu malah sengaja menunjukkan sikap julidnya padaku. Dan saat itu aku jadi over thinking.

"Bang! Aku kok jadi kepikiran omongan ibu terus, lama-lama aku bisa stress Bang!"

"Makanya jangan terlalu dipikirkan, sayang!" jawab Bang Bagas.

Aku stress, hingga tidak mau makan beberapa hari, kepikiran bagaimana caranya agar aku hamil, ketakutan juga akan Bang Bagaskara mencari wanita lain, kalimat-kalimat julid yang dilontarkan Ibu mertuaku terus terngiang dalam benakku, seolah isi kepalaku adalah Ibu dan Ibu.

"Sayang, jangan dipikirkan kata-kata Ibu tadi. Kita jalan-jalan saja yuk, ke luar kota. Besok kan kamu libur, kita ke pondok pesantren tempatku mondok waktu jadi santri. Kita ketemu Pak kyai dan istrinya, mereka baik sekali, adem kalau bicara dengan mereka." Ajak Bang Bagas.

"Aku takut kamu cari lagi wanita lain, teru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status