Share

Bab 11_Perasaan Airin

BAB 11

Airin yang masih berdiri di balik pintu pasrah saja saat Dazel merengkuh tubuhnya dan membawanya ke dalam pelukan.

Tangan kekar Dazel erat memeluk tubuh mungil Airin, napasnya terasa sesak oleh impitan yang ia rasakan di dadanya. Perlahan Dazel mengusap lembut pipi Airin dan bodohnya, ia pun menikmatinya, ia pejamkan mata untuk meredam gejolak di dada. Hingga ia merasakan sesuatu menyentuh bibirnya.

Ingin berontak, tetapi serangan yang dilancarkan Dazel membuatnya tak berkutik bahkan balik membalasnya. Lagi, pertahanan Airin jebol karena pesona dan buaian Dazel.

Dering ponsel menghentikan aktivitas mereka. Airin segera melepaskan diri dari pelukan dan tangan Dazel yang mulai menjelajah area lainnya. Mata Airin membulat saat melihat layar ponsel dan tertera nama si penelepon. Papi. Jantungnya seakan berhenti berdetak untuk sementara, ia panik. Rasa bersalah dan takut mendera hatinya.

“Siapa yang telepon, Yank, udah malam, loh, ini?”

“Ratih, di kamar depan. Mungkin dia enggak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status