Share

16.mengorek informasi 8

"apa ibuku pernah menerima uluran tangan dari Andi adiknya ?" Tanya Albi untuk memastikan.

" No....tidak ! Jika ibu dan ayahmu mendapatkan uluran tangan Andi pasti hidupnya tidak seperti sekarang ini ! Kamu pasti lebih paham apa yang bibi maksud !" 

" Setiap meminta bantuan pun Andi tak pernah mengulurkan tangannya ! Padahal kalau dari segi keringat danjada lebih banyak pengorbanan ibu dan ayahmu !"

" Lalu,apakah nenek juga mendapatkan jatah bulanan dari Andi ?" Tanya Albi lagi.

" Entahlah siapa yang benar dalam hal ini mengingat tabi'at nenekmu yang selalu mengadu dombakan !"

" Andi bilang selalu memberi uang lewat tranferan ATM melalui Tia isteri  dari Hari tapi,kata nenekmu Andi tak pernah mengirimi uang ! Kalau masalah ini hanya tuhan yang tahu !"

" Banyak perkelahian batin di dalam keluarga besar ibumu ! Hal ini tak lain karena campur tangan sang nenek yang berperan aktif untuk mengadu dombakan anaknya !"

" Saat itu bibi membaca dari gerak-gerik nenekmu yang menginginkan agar semua anak-anaknya bisa memberinya sejumlah uang ! Sebenarnya itu adalah hal wajar yang diinginkan oleh semua orang tua !"

" Yang tidak wajar di sini adalah perilaku dan ucapan nenekmu di mana satu sama lain saling membenci karena fitnah yang di lontarkan mulut nenekmu !"

" Sebagai contoh yang nyata saja ! Ningsih dan Wawan memberikan mesin cuci tapi,nama yang muncul ke tetangga adalan Rika yang seolah-olah membeli mesin cuci untuk nenekmu !"

" Semua kerja keras Ningsih dan Wawan tidak ada yang di hargai oleh nenekmu !"

" Dan ada yang kamu perlu ketahui Albi ! Tia dan Hari bermain licik ! Mereka memanfaatkan Andi untuk memenuhi semua keinginan mereka berdua !"

" Kamu tahu sekarang Hari dan Tia punya usaha grosir beras ! Itu uang Andi sepenuhnya ! Tapi,menurut pengakuan Andi sendiri bahwa Tia dan Hari tidak pernah menyetor uang sepeser pun kepada Andi "

" Nenekmu ,Jangan tanya kelakuan nenekmu ! Ia sama munafik dan sifatnya yang tamak berusaha menekan Hari jika tidak mengikuti keinginannya ! Lontaran kata anak durhaka tak segan akan keluar dari mulut nenekmu !"

" Dari segi bahasa memang Tia lebih santun di bandingkan dengan Ningsih Ibumu ! Ningsih cenderung lebih mengambil sikap ! Jika ia tidak suka maka ia memperlihatkan sikapnya langsung di hadapan orangnya ! "

" Berbeda dengan Tia ! Mulutnya memang manis ! Manis sekali bahkan tutur katanya sangat sopan ketika berbicara ! Kalau Ningsih ibumu ia memiliki karakter yang cenderung ceplas-ceplos "

" Benar apa yang dikatakan Bibi ! Tia ibu angkatku tak pernah berbicara kasar sedikit pun bahkan tutur katanya sangat lembut ! Mungkin,bagi orang awam yang baru mengenalnya pastilah Tia di cap anak yang santun!"Albi mengingat cara bicara Tia.

" Tetapi terkadang mulut yang mengucapkan kata manis menyimpan jebakan tikus di dalamnya yang di bumbui racun !"Seketika raut wajah Albi berubah menjadi muram.

" Itulah sebabnya selalu ada istilah mulut harus sekolah sepertinya itu ucapan yang salah ! Yang harus di sekolahkan itu hati terlebih dahulu ! Jika hatinya bersih maka,tingkah laku pun akan mengikutinya juga " Bi Sari mencoba memahami maksud perkataan Albi.

Otak Albi mencerna dengan baik setiap penuturan ucapanyang di lontarkan mulut Bi Sari sebagai nasihat buat dirinya sendiri .

" Apakah Andi dan Tia terjadi permusuhan ?" Tanya Albi penasaran.

" Ya...kamu betul lebih tepatnya perang dingin ! "Bi Sari menjawab dengan apa yang terjadi sebenarnya.

" Apa Andi sudah menikah ? Se ingat Bibi sebelum pindah ke sini waktu itu Andi bertunangan dulu !"Bibsari mencoba mengingat kembali kejadian yang sudah lama .

" Iya,Andi sudah menikah Bi " jawab Albi.

" Anak kurang ajar ! Jadi kesal lagi deh !" Kini nada bicara Bi Sari sudah berubah naik lagi .

" Kenapa Bi ?" Tanya Albi penuh selidik.

" Ya, kesal ! Kenapa bibi yang jadi kesal ya ! Harusnya ibu kamu yang kesal ! Kasihan Ningsih dan Wawan ia tidak boleh di perkenankan hadir oleh nenekmu di acara pertunangan Andi !"

" Entah ,apa maksud nenekmu itu ! Bibi saja tidak paham dengan tingkah lakunya !"tambah Bi Sari.

" Apa Andi mengajak ibu dan ayahku juga untuk menghadiri pertunangannya ?" Tanya Albi.

" Boro-boro...yang ada sikap Andi seolah menganggap Ningsih dan Wawan ada ! Ningsih mengalami kejadian yang sama saat Hari melangsungkan pertunangan dengan Tia ! Ningsih tak pernah di ikut sertakan dalam acara itu sana sekali !" Bi Sari menerawang kejadian masa lalu yang menimpa Ningsih.

" Padahal saat itu Ningsih belum menikah dengan Wawan ! Harusnya acara pertunangan di hadirkan seluruh keluarga ! Tetapi entah apa yang ada di pikiran semua saudara Ningsih itu ! Bibi aja sampai gakpaham !" Tambah Bi Sari lagi.

" Padahal dalam hal apapun Ningsih dan Wawan orang yang di rugikan ! Tidak di anggap,jadi korban juga !"Bi Sari melihatkan raut wajah empatinya .

" Dari kata orang - orang yang menghadiri acara hajatan Andi katanya pestanya mewah !"

" Padahal kata " mewah " itu seharusnya Ningsih dan Wawan bisa menikmatinya ! Tapi,ya gitu deh namanya orang kalau sudah berkibar tentu akan lupa di mana dia mendarat pertama kali !"

" Ingat jangan jadi orang seperti itu Albi !" Bi Sari memperingatkan Albi.

Albi hanya menganggukkan kepalanya.

" Lalu,rencanamu apa setelah tahu ini ?" Tanya Bi Sari tak kalah penasaran.

" Supaya saya tidak ambil salah langkah saja Bi ! Mengingat ada turut campur tangan keluarga di sini !" Albi tidak ingin menyakiti siapa pun.

" Sebagai seorang anak ! Saya,tentunya ingin mengembalikan identitas diri saya ! Memang itu akan berdampak besar ! Mengingat orang-orang di belakang nya ! Ada Hari dan Tia yang sudah membesarkan saya dan saya juga tidak mau membenci nenek atau pun melaporkan nenek saya ke kantor polisi kelak ! Bagaimanapun di usianya beliau yang sekarang ini harus sudah duduk santai bukan duduk kesakitan di jeruji besi !"

" Banyak pemikiran di benak saya untuk bisa menyelesaikan masalah ini ! Mengingat usia saya sekarang ini bukanlah usia anak kecil yang di beri kata-kata manis lalu hatinya berbunga !"

" Do'akan saya saja Bi ,semoga saya bisa menemukan solusinya ! Tanpa harus menyakiti siapa pun!" Albi meminta do'a yang tulus dari Bi Sari.

" Bibi selalu mendo'akan mu nak ! Ingat demi menolong orang tuamu atau mengangkat derajat orang tuamu kembali ! Jangan sekali pun kamu mengukur sejarah yang sama kepada saudara kandung ibumu ! Itu bukan hal yang menyenangkan bukan !"

" Iya,saya paham Bi !" Albi mengerti maksud dari ucapan Bi Sari.

" Dulu ,Bibi bilang ayahku pernah bekerja di sekolah ! "

" Iya,kenapa nak ? Mau tahu alasan ayahmu keluar kerja dari sekolah ! Ini semua masih ada hubungannya dengan saudara ibumu yang paling akhir "

Albi tercengang saat mendengar penuturan dari mulut Bi Sari.

" Saya pikir ! Ayah murni keluar sendiri atas keinginannya !" Pemikiran Albi ternyata salah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status