Share

17.Mengorek informasi 9

" diam...dan dengarkan bibi yang bicara sekarang !" 

Albi menuruti semua kata-kata Bi Sari.

" Tuti..." Bi Sari sedang mengingatnya .

" Jujur...bibi kesal juga !" 

" Kenapa Bi ?" Tanya Albi.

" Dia bermain licik saat pendaftaran sekolah !" Jawab Bi Sari.

" Azizah jadi korbannya !" 

'' korban ? Maksudnya ?" Albi masih belum paham.

" Tuti sama seperti Andi melakukan  jalur belakang seperti Andi !"

" Padahal seharusnya nama Azizah yang tertera di sana !"

" Dari segi kualifikasi nilai dan jarak jelas Azizah menang ! Karena dari nilai Azizah melebihi Tuti dan dari segi jarak lebih dekat jarak rumah Azizah karena saat itu bibi masih menumpang di rumah mertua yang kebetulan jaraknya hanya 1 Km jauhnya !"

" Padahal sudah ada pengumuman melalui hp bahwa Azizah di suruh mendaftar ulang !"

" Tapi,sayang saat itu entahlah bibi menyebutnya apa ? Entah kata rezeki yang terenggut paksa !"

" Nama Azizah saat akan mendaftarkan ulang malah terhapus dan menghilang begitu saja !"

" Apa bibi tidak berusaha melakukan protes ?" Tanya Albi .

" Bibi sudah melakukan protes dan bertanya pada panitia terkait ! Mereka hanya menjawab bahwa yang menentukan semua ini bukanlah kami itu yang mereka jawab !"

" Saat itu bibi marah dan memaki-maki orang-orang yang ada di sana ! Impian Azizah untuk masuk ke sekolah impiannya menjadi pupus harapan padahal sekolah tersebut terkenal jika siswanya lulus langsung di rekrut kerja ! Makanya Azizah menginginkannya"

" Rezeki yang sengaja di geser itu menurut pendapat bibi !" Sari berucap sambil kedua tangannya menyilang di dada.

" Nenekmu dan Tuti tersenyum saat mendaftar ulang di sana ! Seolah sedang menang !"

" Padahal sudah jelas dari segi nilai dan jarak harusnya Azizah yang menang ! Tapi,bibi bersyukur di balik musibah ini ! Sekarang Azizah bisa sukses dengan usaha kulinernya ! Azizah mampu membeli dan merenovasi rumah yang sekarang kita tempati ini !" Bi Sari merasa bangga dengan anaknya .

" Apa Tuti sudahbekerja ?" Tanya Bi Sari pada Albi.

" Belum bi sampai sekarang belum bekerja ! "

" Ingat Albi untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan harus murni ! Jangan instan !" Bi Sari kembali mencoba mengingatkan Albi.

Albi memahami betul nasihat yang di ucapkan Bi Sari ! Sesuatu yang di dapat murni akan menghasilkan Kilauan intan yang terang.

" Lantas ! Apa hubungannya dengan ayah keluar dari sekolah tempatnya bekerja "tanya Albi.

" Ada...ayahmu sama pengorbannya seperti kepada Andi ! Ayahmu membawanya langsung dan mengatakan bahwa itu adalah adiknya dan masih ada hubungan saudara !"

" Tuti memang menang di terima di sekolah itu dan itu menjadi bumerang untuk ayahmu sendiri ! Di mana rekan-rekan kerja yang lainnya juga sama ingin memasukkan siswa yang di anggap saudara dan di iming - imingi uang oleh para orang tua calon siswa ! Namun,sayang semua rekan-rekan kerja ayahmu tidak ada yang lolos satu pun !"

" Kenapa kok bisa tidak lolos ?" Tanya Albi penasaran.

" Orang tua siswa tersebut memanfaatkan para pekerja di sekolah untuk masuk lewat jalur belakang !"

" Wah , licik dong !" Sela Albi.

" Reka - rekan kerja ayahmu di beri syarat oleh pihak sekolah jika masih ada sangkut paut saudara dan asal usul saudara dari mana ? Maka,pihak sekolah akan meloloskannya ! Dan bisa di buktikan !"

" Karena rekan kerja ayahmu hanya kenal saat pendaftaran sekolah di buka saja ! Jadi sudah terbukti jelas ! Mereka tidak bisa membuktikan masih ada keterikatan saudara dan akhirnya rekan kerja ayahmu tidak bisa meloloskan siswa dadakan tersebut padahal uang menjadi lezat di kala jalur tersebut di tutup !"

" Rekan kerja ayahmu merasa sirik karena merasa ayahmu di anak emaskan bisa meloloskan Tuti padahal jika di jelaskan Tuti masih ada hubungan adik dengan Andi "

"Ayahmu menjelaskan dengan gamblang bahwa Andi setelah sukses tidak menaikkan status keluarga ! Andi lebih memilih ber hura-hura !"

" Bu Rika yang mendengar langsung penuturan ucapan ayahmu langsung meninjau ulang Andi ! Karena ada saudara dari Bu Rika yang bekerja di sana ! Dan hasilnya benar bahwa Andi melupakan dirinya saat berada di angka nol "

" Ya,begitulah hidup melupakan angka nol saat bisa mencapai angka seratus ! Padahal angka seratus hanya bernilai kecil jika tidak di sertai dengan angka nol !"

" Rekan kerjamu ayahmu tak terima dengan keberhasilan Tuti bisa di terima di sekolah tersebut hingga di buatlah isu tidak baik oleh rekan yang lain hingga membuat kegaduhan satu sekolah dan ayahmu lebih memilih mengundurkan diri dari sekolah !" 

" Andi seolah tutup kuping mendengar Wawan keluar dari pekerjaannya padahal ini semua ada sangkut pautnya dengan dirinya !"

" Rekan kerjanya tak terima jika Tuti di terima di sekolah itu dengan jalur SKTM (surat keterangan tidak mampu ) semua rekan ayahmu berharap Tuti masuk melalui jalur umum ! "

" Memang,benar Bi ! Apa yang bibi sampaikan ! Sampai sekarang pun Andi masih bersifat egois ! Andi lebih memilih mementingkan dirinya !"Albi membenarkan ucapan Bi Sari.

" Itulah sifat manusia suka lupa pernah mendarat saat sudah berkibar !" Bi Sari menyela.

" Oleh karena itu nenekmu merasa jengkel bukan main ! Andi salah membalas jasa ! Hari dan Tia menjadi acuan berbalas jasa sedangkan Ningsih ,Wawan dan nenekmu menjadi kacang yang lupa kulitnya "

" Makannya nenekmu memanfaatkan Hari dan Tia karena melihat Andi begitu royal memenuhi keinginan Tia dan Hari padahal kalau di ukur dari jasa sajasudahjelas Hari dan Tia tak ikut andil menjadikan Andi sukses seperti sekarang ini !"

" Hari dan Tia melampiaskan kekecewaannya melalui Andi karena uang mereka di kuras untuk biaya kursus Rika yang tak pernah di ikutinya !"

" Aksi balas dendam terlihat di sini !"

" Rumit juga ya Bi !" Jawab Albi. 

"Hmmm...keegoisan menghalalkan segala cara hingga lupa bahwa terjadi perang saudara dan saling menyakiti "Bi Sari kembali mengingatkan Albi.

"Dari mana bibi tahu semua persoalan ayahku ?" Tanya Albi dengan hati-hati.

" Karena ada saudara Bibi yang bekerja di salah satu kantin siswa dan dia sering bolak-balik masuk ke kantor dan kebetulan setiap mengantarkan sesuatu selalu mendengar gosip ini dan itu !"

" Ya,begitulah jika karakter anak di didik di awal dengan keegoisan maka terlahirlah karakter yang seperti itu saling tindas ! Saling sikut !saling bersaing dengan cara instan !"

" Walaupun sekarang identitasmu semua palsu karena ulah mereka tapi ingat , perbaiki dengan jalur aman ! Jangan jalur instan juga !" 

" Identitas mu memang perlu di kembalikan nak !teruslah berjuang ! Berdo'alah pada sang maha pencipta agar di berikan solusi terbaik !"

Albi mengerti maksud semua ucapan Bi Sari  dan ia punpamit menyudahi informasinya.

Walau banyak pertanyaan di benaknya namun Albi akan tetap memilih jalur untuk menyelamatkan semuanya ! Albi berpikir jika dirinya melapor pada pihak berwajib maka ia sendiri tidak ingin Hari dan Tia masuk ke sel jeruji besi bagaimanapun mereka sudah membesarkan dirinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status