Di Planet Mini bernama Herby. Planet Buatan Modern di mana Teknologi dan Sihir menjadi satu kesatuan, Ada banyak jenis kehidupan makhluk yang beragam, dimulai dengan Ras Manusia, Ras Elf, Ras Kurcaci, Ras Raksasa, Ras Beastman, Ras Demon, dll. Hidup berdampingan dengan damai.
Di tengah Kota Glory Herby, dengan pemandangan yang sangat futuristik yang mana semua mengandalkan teknologi AI, Robot, dan dihuni oleh berbagai macam ras yang hidup berdampingan di sebuah Walk Street, Nina Bersama Clori melakukan Olahraga pagi rutinnya...
“Pagi yang sangat Cerah,” Kata Nina sambil memandangi dan menghirup udara pagi yang terasa sangat segar...
“Iya Master, Hari ini Ke mana Kita akan pergi?” Clori yang terbang bersama dengan Nina yang sedang berjalan bertanya dengan nada manja.
“Hari ini kita akan pergi ke Istana. Sepertinya akan ada misi baru yang akan datang. Sebelumnya Maha Master telah memanggil kita.” Jelasnya kepada Clori.
“Ok Master, Kalau begitu Master Silakan naik punggung saya, Kita akan segera terbang.” Clori meminta Nina untuk naik punggung awannya yang lembut. Nina menuruti keinginan Clori dan naik ke punggung Clori, kemudian Clori terbang ke langit menuju ke Istana Glory. Dalam perjalanan terbang Dia merasa kegirangan melihat suasana Kota yang sangat damai dan indah ini.
Beberapa waktu kemudian, Nina dan Clori telah sampai di Pagar Istana yang sangat indah. Pagar tersebut terbuat dari balutan Emas dan Perak dengan corak yang abstrak membuat mereka tertahan di depan Pintu Pagar. Kemudian disana ada sebuah Penjaga Robot yang menghampiri mereka.
“Mohon tunjukkan kartu identitas Anda.” Minta Penjaga Robot itu kepada Nina dengan bahasa yang terkesan agak kaku dan tidak bernada. Nina yang melihat Penjaga Robot segera menunjukkan Kartu Identitasnya. Robot itu mengambil Kartu Identitas dengan tangannya dan memverifikasi kartu itu dengan matanya... Setelah beberapa detik berlalu, Penjaga Robot itu mengizinkan Nina dan Clori untuk memasuki Istana.
“Terima kasih Master Nina, semoga perjalanan Anda menyenangkan.” Terlihat Robot itu melambaikan tangannya saat Nina dan Clori memasuki Istana.
“Terima Kasih.” Nina tersenyum menatap Penjaga Robot dari kejauhan.
Nina memasuki Pintu Gerbang Istana yang terbuka, memasuki dan mencari Maha Master di Ruangan Kerjanya.. Akhirnya setelah berjalan menyelusuri Istana yang mewah itu akhirnya mereka sampai di depan Pintu Ruang Kerja Maha Master. Disana terlihat Maha Master seorang Pria paruh baya berambut Putih Panjang, berjanggut Panjang, berpakaian ala kepala penyihir kerajaan lengkap dengan Topi khas penyihir sedang duduk di Kursi mengerjakan semua dokumen paginya. Nina menghampiri Maha Master dan berkata “Selamat Pagi Maha Master.” Kata Nina sambil memberi Hormat.
“Selamat Pagi, Hari ini memang Pagi yang sangat cerah ya.” Maha Master melihat Nina dan Clori sudah tiba kemudian menghentikan kerjanya dan langsung berdiri menyambut Nina.
“Iya, Maha Master. Semua Penduduk di sini terlihat sangat Ceria.” Terlihat Nina melihat pemandangan Kota dari Jendela yang berada di samping meja kerja Maha Master bersama dengan Clori dan Maha Master.
“Iya. Nina Chan, saya memanggil anda kesini, ada sebuah misi untuk kamu.” Maha Master memulai topik pembicaraan kali ini.
“Misi apa itu, Master?” Tanya Nina kepada Maha Master.
“Ini mengenai misi seminggu yang lalu. Sebelumnya Saya ada memberikan Misi ini kepada Morine, akan tetapi sampai sekarang Morine belum ada kabarnya. Saya khawatir, Morine sepertinya telah tertangkap disana. Misi Kamu, selidiki tentang hubungan antara Raja Kota Selatan Planet Guldish dengan ESDA, Usahakan bawalah dia dengan selamat.” Maha Master mulai menjelaskan detail misinya kepada Nina dan Clori yang sedang berdiri di belakang Nina dan Clori sambil memandangi pemandangan Kota Glory dari Jendelanya.
“Baik, Master. Saya mengerti.” Nina sudah memahami kondisi yang terjadi, Nina melihat Maha Master yang terlihat khawatir.
“Clori, Mari kita segera ke bandara. Tolong antar saya ke sana ya.” Nina meminta Clori untuk mengantarnya ke Bandara Glory.
“Ok, Master!”
“Maha Master, kalau begitu kami pamit dulu ya...” Ucap Nina, kemudian Nina Pamit dengan Maha Master, bersama Clori, Nina menuju ke Bandara untuk pergi ke Planet Guldish...
Suatu hari di sebuah Planet mini Guldish, Tempat yang mengerikan dan terkenal kejam, yang mana penjualan budak disana sana bebas dan tidak terikat hukum. “Nama Saya Anami Nina, Gadis berambut coklat pucat, bermata glowing, berumur 16 tahun. Saya seorang penjelajah angkasa, Saya dengan Clori (Roh Jiwa Awan) pergi menuju ke planet Guldish dengan Kapal Angkasa Mini EDEN. Tujuan Saya menuju Planet ini untuk menyelamatkan Morine yang sudah menghilang sejak seminggu yang lalu Ketika Morine melakukan Quest dari Maha Master...”
Ketika mulai melakukan proses pendaratan Mini Eden di sebuah pantai di daerah sub tropis dekat kutub selatan planet itu, Nina beserta dan Clori akhirnya memutuskan untuk mendarat.
“Akhirnya kita sudah sampai di Planet Guldish.” Jelas Nina dengan sangat gembira kepada Clori yang sedang mengamati Layar Hologram keadaan Planet mini Guldish yang berada di Ruang Kendali Kapal Mini EDEN. Clori hanya tersenyum melihatnya.
Planet Mini Guldish dengan diameter 1.200km ini memiliki Kondisi Geografis yang sangat sederhana, terdiri dari 3 Pulau besar dan memiliki periode Rotasi 24 jam. Kondisi langit Guldish sangat redup (Pencahayaan sinar bintang induknya tidak secerah Herby) dengan kondisi planet yang tidak begitu terang, terlihat remang-remang. Setelah mendarat, Pintu Kapal segera terbuka, Nina dan Clori turun dari Kapal Angkasanya, berjalan-jalan disekitar area sana. Ketika Nina dan Homiesnya berjalan di sekitar area tersebut, Nina menemukan seorang Pria dengan kondisi mengenaskan, Pakaian Compang Camping, tubuh penuh luka.
“Apa anda Baik-baik saja?” Tanya Nina yang menghampiri Pria dengan cepat sambil memegang tangan Pria itu..
Pria itu hanya melihatnya dengan kondisi lesu, kemudian pingsan.
Dengan kondisi yang sangat lemah darinya, membuat Nina meminta Homies Awan Hidup (Clori) untuk mengangkutnya ke Mini EDEN.
Sesampai di Mini EDEN di ruang perawatan, Nina membasuh tubuh pria ini. Dengan Perasaan canggung dan malu Nina perlahan membersihkan Tubuh Pria ini secara perlahan, Kemudian Nina juga memberikan pakaian yang layak kepadanya. Sembari berbaring di Tubuh Awan Homies Clori, Nina mengambil sebuah koin Soul Spirit sambil berdoa dan memanggil Soul Spiritnya dengan kalimat berikut “Bukalah Gerbang Malaikat Penyembuh, Merina.”
Dengan Merapalkan Kalimat, Muncullah di samping Nina seorang Malaikat Cantik berambut Oranye lurus, bermata biru, berpakaian Putih bercorak Emas minimalis dan Sexy.
“Apa yang bisa saya bantu, Master?” Tanya Merina yang menghadap kepada Nina, sambil memberi rasa hormatnya...
“Meri, Tolonglah Sembuhkan Pria ini.” Nina berkata sambil menunjukkan pria yang berbaring tidak berdaya di Punggung Clori yang melebar.
“Baiklah, Akan Saya coba.” Merina menuruti keinginannya. Dia berbalik dan meletakkan kedua telapak tangannya diatas tubuhnya.
“Holy Spell : Holy Heal,” Telapak tangan Merina memancarkan cahaya remang-remang berwarna hijau dan mulai melakukan proses penyembuhan.
“Siapakah Pria ini?” Sembari menyembuhkannya, Sang Malaikat Merina bertanya. Dia melihat masternya yang sedang menatap pria itu dengan ekspresi khawatir.
“Soal itu.. Sebenarnya saya tidak mengenal pria ini. Saya menemukannya di pinggir Pantai Utara dari benua selatan di Planet Guldish ini.” Ujar Nina menjelaskan Asal Pria ini ditemukan dengan nada melemah.
Merina yang melihat ekspresi Nina yang terlihat khawatir menjadi diam sejenak.
“Master tidak perlu khawatir, Pria ini hanya mengalami sedikit cedera dan Kelaparan.” Merina terlihat meyakinkan Nina untuk tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kondisi Pria tersebut.
Setelah Malaikat Merina menyembuhkannya,
“Sebaiknya Master, persiapkan makanan untuk pria ini. Dia sangat membutuhkannya.” Sebelum pamit Merina berkata sambil tersenyum memberi beberapa poin penting yang harus dilakukan oleh Nina.
“Baiklah... Aku paham. Terima Kasih banyak Merina San.” Nina merasa lega dan berterima kasih kepada Merina atas sihir penyembuhan yang telah diberikannya.
“Baiklah, Kalau begitu saya pamit dulu ya. Semoga Pria ini cepat sembuh ya.” Merina akhirnya pamit dengan Nina dan kembali ke dunia spirit.
“Sepertinya aku harus menyiapkan beberapa hidangan. Clori, Kamu tolong jaga pria ini ya.” Pikir Nina sambil beranjak berdiri..
“Baik Master.” Clori mulai menjaga keseimbangannya dan memantau kondisi Pria itu.
Nina pergi ke dapur menyiapkan beberapa makanan untuk besok mengingat di lokasinya saat ini menjelang malam hari.
Keesokan Paginya Si Pria terbangun. Dia membuka matanya secara perlahan-lahan sembari melihat keadaan sekitar. Setelah itu dia mulai beranjak dari punggung Clori yang sedang tertidur. Kemudian dia melihat Nina yang sedang mempersiapkan makanan, Nina yang melihatnya sudah terbangun segera menghampiri sambil membawa makanan.
“Di.. dimana aku?” Terlihat Pria sedang kebingungan dengan apa yang telah dialami.
“Anda ada di Kamar Kapal Saya.” Ucap Nina dengan tersenyum.
Pria itu melihat Nina dan terpana oleh Cinta Pandangan Pertama, dalam Hati Pria itu bergumam “(Astaga, Cantik sekali Gadis ini).”
Nina tampak merasa tidak nyaman saat ditatap olehnya.
“Siapa Nama anda?, Mengapa Anda bisa sampai babak belur?” Tanya Nina dengan penasaran kepada pria itu yang sedang duduk di Punggung Clori yang sedang tertidur.
“Namaku Nijirou, Saya hanya seorang budak di dalam Planet ini. Saya berencana untuk kabur dari Planet ini, Akan tetapi pada saat melarikan diri, saya ketahuan. Saya pun diburu mati-matian hingga di jalan Buntu. Saya kehabisan Sihir, kemudian dihajar habis-habisan.”
“(Kasihan Sekali),” Pikir Nina yang merasa kasihan.
“Tapi Sekarang Anda baik-baik saja bukan?” Nina berkata Sambil Tersenyum.
“Tapi Ngomong-ngomong, Kamu hanya sendiri?” Nina penasaran dengan yang dialami oleh Nijirou
“Ya, dan juga saat ini aku tidak tahu harus ke mana.” Nijirou tampak seperti anak ayam yang tersesat.
“Oh... Tak Apa, Mu boleh kok tinggal di Kapal saya untuk sementara.” Nina menawarkan bantuan.
“Benarkah?” Nijirou kaget mendengar pernyataan Nina.
“Ya, Tentu.” Nina meyakinkan Nijirou untuk tinggal bersamanya untuk sementara waktu.
Nijirou Kegirangan dan tanpa sadar memeluknya. Wajah Gadis berambut pirang emas itu memerah dan akhirnya dia Tsundere “Bruk..” Kepala Nijirou benjol 3 tingkat... xD. Clori yang tertidur tiba-tiba terkejut dan terbangun dari tidurnya.
“Saya Mohon maaf.” Nina memegang Nijirou yang ambruk.
“Tidak apa-apa.” Jawab Nijirou tersenyum.
“(Gadis ini lumayan Polos xD).” Gumam Nijirou dalam hati.
“Kita akan berangkat ke kota besok untuk melakukan Penyelidikan. Sekarang Mari Kita Persiapkan Makanan dan beristirahatlah untuk hari esok.” Nina mengajak Nijirou dengan semangat.
Nijirou Sambil tersenyum berkata “OK BOS.”
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme