Di Pusat Kota Gorry terlihat ratusan pasukan Kerajaan yang sedang menuju ke Penjara Bawah Tanah lengkap dengan seragam tempur mereka. Penduduk yang melihat Para Pasukan Kerajaan yang sedang bergegas itu membuat Penduduk Panik dan terlihat mulai bersembunyi ke dalam bangunan...
Di dalam Perjalanan menuju ke Pintu Gerbang Utama Penjara Bawah Tanah. (Lebih tepatnya di Lantai 2 Penjara bawah tanah). Terlihat Nijirou, Clori yang sedang mengangkut Nina yang pingsan, Morine, Smarter, Merina, beserta para tahanan lainnya mulai menerobos Penjara sambil melawan para Pasukan Penjaga Penjara yang ada disana.
Nijirou juga ikut berlari bersama dengan Morine dan lainnya. Namun, dia sepertinya merasakan sesuatu hal yang janggal. Saat Dia melihat ke arah belakangnya, Water Prison yang dikunci lepas.
“Astaga... Saya lupa..” terlihat Nijirou yang sangat kaget, karena Water Prison yang dibuatnya telah menghilang.
“Ada apa?” Tanya Morine dengan keheranan
“Tadi saya ada menangkap seorang Pengikut ESDA, tetapi dia berhasil kabur.” Tampak Nijirou mulai ketakutan untuk mengatakan hal yang sebenarnya..
Morine tersenyum dan berkata “DASAR BODOH KAMU!” sambil menonjok Nijirou (╬▔皿▔)╯. Nijirou terpental dan menabrak dinding penjara hingga hancur. Kepalanya pusing dengan banyak bintang.
“Maafkan Saya.” Terlihat Nijirou hampir pingsan.
Morine terlihat kesal dengan tingkah Nijirou. Suara benturan keras dari tonjokan Morine membuat Nina terbangun. :v
“Aduh... Kepalaku terasa berat sekali.” Nina terbangun sambil memegang kepalanya.
“Master, Jangan bergerak dahulu.” Kata Clori dengan Nada khawatir.
“Saya tidak apa-apa. Bagaimana keadaan Nijirou dan Morine?” Tanya Nina kepada Clori yang berada dibawahnya.
“Mereka sangat bersemangat.” Jawab Clori dengan tersenyum lebar..
“Syukurlah kamu baik-baik saja. Saya khawatir tadi.” Nijirou tiba-tiba sembuh dari tonjokkan Morine, menyerbu Nina dengan pelukan hangatnya. Nina kaget. :v
“Ni.. Ni.. Nijirou Kun, a.. a.. apa yang kamu lakukan? Lepaskan saya.” Muka Nina tiba-tiba memerah ketika berkata dengan perasaan gugup.
“Jangan dingin gitu dong.” Kata Nijirou dengan nada yang manja..
Nina wajahnya semakin memerah dan akhirnya Tsundere lagi.. Nijirou Terkapar lagi untuk kedua kalinya, Kali ini kepala Nijirou benjol 5 tingkat xD
“(Dasar Nina! Aku iri banget. Ada pria tampan yang memeluknya. Seandainya aku jadi Nina... Aduh pasti hatiku meleleh),” Terlihat Raut wajah Morine yang terlihat cemburu ketika melihat aksi icha-icha mereka.
“Maafkan saya.” Nina Kembali kalem dan berusaha membangunkan Nijirou yang terkapar tak berdaya di atas lantai penjara.
“(Gadis cantik memang sadis),” Pikir Nijirou yang terkapar dengan tak berdaya.
“Master, ini gawat!!” Smarter tampak Kembali dari luar untuk melapor..
“Ada apa itu?” Tanya Nina kepada Smarter dengan raut wajah bingung.
“Semua Pasukan Kerajaan sudah mengepung Penjara bawah tanah.” Ujar Smarter memberitahu.
“Ini tidak mungkin, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?” Terlihat raut Nina yang ketakutan, disisi lain Morine dan Nijirou malah tersenyum......
“Saatnya Balas Dendam!” Morine terlihat sangat terobsesi untuk membalaskan dendamnya. xD
“Jangan khawatir Nina Chan, ada aku disini untuk melindungimu.” Nijirou berkata dengan tampang sok kerennya xD.
Kemudian mereka meneruskan perjalanannya hingga sampai di lantai pertama. Mereka hampir mencapai Gerbang Pintu Penjara Utama, disana terlihat Para Pasukan mulai memasuki Gerbang Penjara Bawah tanah untuk melakukan serangan terhadap para tahanan yang berusaha melarikan diri.
Mereka berdua berdiri di garis depan menghadapi serangan dari Para Pasukan. Mereka pun ikut membantu para tahanan yang sedang melawan para Pasukan Kerajaan.
“Kalian semua mundurlah terlebih dahulu. Biar aku dan Nijirou yang mengurus mereka!” Morine memberikan perintah kepada Para Tahanan yang sedang melawan para Pasukan Kerajaan. Para Tahanan terlihat menuruti perintahnya mundur dari pertarungan, kemudian..
“Sekarang saatnya Nijirou Kun, serang mereka!” Morine yang melihat para tahanan yang sudah mundur, memerintahkan Nijirou untuk melakukan serangan sihir. Tapi sebelum dia beraksi, para Pasukan melancarkan serangan hujan panah ke arah mereka. Sebagian tahanan ada yang terkena serangan.
“Tidak semudah itu. Element Form : Wind Mode. Wind Release : Wind Storm.” Nijirou memasuki mode elemen Anginnya dari Mode Normalnya. Dalam Mode Angin, perubahan transformasi yang terjadi hanya pada perubahan warna rambut yang berwarna silver abu-abu dan tato khas elemen angin yang berada di dadanya, corak tato di sekitar matanya membuat Nijirou (Wind) terasa sangat keren di mata Nina. Dengan serangan sihir angin yang dilancarkannya, seketika seluruh ruangan Penjara diselimuti badai Topan angin (Wussss), membuat panah-panah berhamburan kemana-mana.
Kemudian Tim Prajurit Elemen Api menembakkan sihir Hujan Bola api ke Arah Morine dan Nijirou yang sedang melancarkan sihirnya.
“Jangan anggap remeh saya! Size Manipulation : Compressing Range,” Morine membuat sebuah pusaran Lingkaran sihir yang bersifat absorb dengan kedua tangannya, kemudian menyerap semua Bola Sihir Api yang dilancarkan oleh Pasukan Penyihir, lalu Morine Memantulkan Kembali semua bola sihir Api yang ditembak ke pasukan.
“Size Manipulation : Expansion Magic,” Setelah memantulkan kembali serangan bola sihir api itu. Dengan jentikan jarinya, Morine mengubah ukuran bola-bola Sihir Api yang dipantulkannya menjadi sangat besar dan menghantam seluruh pasukan Kerajaan dan meledak. Seluruh Pasukan kerajaan kalah hanya sekali pantulan darinya.
“Itu sihir yang sangat mengagumkan. (Astaga, dia memang Monster... Aku sebagai pejantan kalah darinya).” Nijirou melihat gaya bertarung Morine yang sangat unik membuatnya kagum.
“Kekuatan manipulasi ukuranku tidak akan kalah dari siapa pun!” Morine memamerkan sihir Manipulasi ukuran nya dengan sangat bangga
“Morine Chan sangat keren...” Nina memuji.
“Tentu dong, Nina Chan... Merina, Rawatlah Budak yang terluka!” Morine kembali memberi komando kepada Merina.
“Baik, Master Morine.” Jawab Merina yang kemudian pergi ke tempat Tahanan yang terluka. Dia mulai melakukan proses penyembuhan dengan sihir Holy Healingnya.
“Baiklah Sekarang Mari kita serang Kerajaan Gorry! Sambil dalam perjalanan, mari kita juga selamatkan para Budak.” Morine memberi semangat kepada semua orang yang berada di dalam penjara untuk menyerang Kota Gorry.
“Siap Bosku.” Semuanya bersorak dengan semangat.
Di dalam Istana Kerajaan, Raja Gorry yang duduk merasa khawatir dan tidak tenang. Kemudian Assassin itu muncul kembali di hadapan raja untuk melapor.
“Yang Mulia, Pasukan kerajaan yang dikirim semua sudah tumbang. Apa yang harus kita lakukan?” Assassin yang bernama Natasha itu menghadap raja dengan sikap berlutut, melaporkan situasi yang telah terjadi di Penjara saat ini.
“Panggil para Perisai ESDA Gorry!, Bunuh Nina Sekarang Juga” Perintah Raja Gorry kepada Natasha untuk segera memanggil para Perisai ESDA Gorry.
“Ok.” Natasha kembali menghilang dan mulai mengumpulkan para Perisai ESDA.
Beberapa menit telah berlalu, dan akhirnya Natasha mengumpulkan ketiga Perisai ESDA Gorry.
>> Reana Gadis berambut merah pendek, bermata hitam berpakaian Hitam, berkulit putih.
>> Earu Pria berpakaian Hitam (Mirip Baju Akatsuki Gitu, Tapi hitam polos), berambut Kuning, bermata Biru, berkulit Hitam, Dan
>> Popol, seorang bocah Kecil berpakaian hitam (Seragam dengan Earu dan Raena), bermata Kuning, berambut Hijau, Berkulit Hitam, dan memiliki Tanduk.
Ketiga Perisai ESDA Gorry bertemu Raja dan memberi hormat.
“Kalian, Bunuhlah semua Tahanan, Para budak, Nina beserta rekannya! Jangan biarkan mereka hidup lagi!” Raja Gorry memerintahkan para perisai ESDA dengan nada penuh kebencian, hasrat ingin membunuh yang sangat kuat.
Perisai ESDA itu menjawab, “Baiklah.”
Seketika ketiga Perisai ESDA Gorry itu tersenyum kemudian menghilang.
“Mari kita lihat sejauh mana kau bisa bertahan, Nina..” Dengan ekspresi wajah memuakkan, Raja Gorry berkata.
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme