Share

Part 07: Nikah Lari

last update Last Updated: 2021-11-25 12:59:20

Jangan Larang Aku Menikah!

Part 07: Nikah Lari

"Ayo, Bang. Buktikan kalau Abang benar-benar serius." Winda memaksa.

Sementara Bu Nadya masih sesak karena asma-nya. 

"Sudah biarkan saja bapak yang menangani ibu, Bang. Jangan sia-sia 'kan kesempatan ini!" ucap Winda.

Ahmad masih saja mematung dan tidak mau bergerak sama sekali.

"Apakah adek sudah siap untuk menjadi istri, Abang?" tanya Ahmad dengan sorot mata yang tajam.

"Ahmad! Cepat kalian pergi lari dari kampung ini. Jangan banyak tanya lagi. Bapak yakin, Winda sudah siap lahir dan batin untuk membina rumah tangga bersamamu."

Restu dari Pak Zainuddin sudah ada. Sementara Ahmad belum yakin kalau Winda sudah siap. Itu sebabnya dia masih mematung.

"Bang! Ayo kita pergi!" Winda terus memaksa Ahmad.

Winda tidak sabar untuk kawin lari. Itu sebabnya dia memaksa Ahmad kabur dari kampung ini.

Ahmad melangkah gontai menghampiri Pak Zainuddin.

"Kalau begitu, aku minta izin serta doa restu dari bapak. In sya Allah, aku bakalan menjaga dan merawat putri bapak," ucap Ahmad spontan. Dia saja nggak tahu kenapa bisa berkata seperti itu.

Pak Zainuddin tidak menghiraukan apa yang di katakan Ahmad. Dia sibuk mencari obat istrinya di kamar. Setiap kali asma istrinya kambuh, selalu panik mencari obatnya kerena sangat susah untuk ditemukan, sehingga muncul pikiran negatif Pak Zainuddin terhadap penyakit istrinya.

'Apa ini hanya akal-akalan istriku,' tanya Pak Zainuddin dalam hati.

Ahmad brinhsut menghampiri Pak Zainuddin sambil meraih tangan kasarnya.

"Permisi, Assalamualaikum," ucap Ahmad sembari mencium takzim punggung tangan Pak Zainuddin. Sementara Bu Nadya masih belum sadar dari asma-nya yang lagi kambuh.

Winda juga menghampiri bapaknya, dan dia mau minta doa restu juga sekalian izin pamit.

"Pak! Aku minta doa restu dan izin untuk menyempurnakan agama juga mengikuti sunnah rasul. Titip ibu iya, Pak," ucap Winda dengan mata berembun.

Winda menangis mengurai air mata. Matanya tidak kuasa menahan sedih atas restu yang diberikan Pak Zainuddin kepadanya juga Ahmad. Andai saja ibu seperti bapak. Mungkin nasibnya tidak seperti ini.

"Hati-hati di jalan. Jangan lupa beri kabar kepada bapak, kalian ada di mana. Biar bapak mudah menyusul, jika bapak kangen samamu, Winda," ucap Pak Zainuddin dengan mata berkaca-kaca. Pria yang dulu kekar dan maco, meneteskan air mata laksana mata air tiada henti.

Winda tidak menyangka pahlawannya ini bisa menangis. Tangisnya pecah bahkan terisak. Winda sangat sedih meninggalkan ayah juga ibunya.

'Aku yakin bapak pasti berat memilih jalan ini. Mungkin ini adalah satu-satunya jalan yang harus kutempuh,' ucap Winda dalam hati.

Winda sangat berat untuk melanhkah jauj pergi. Baru pertama kali ini dia jauh dari kedua orangtuanya. Berat, sedih, sesah bahkan perih menjadi satu. Dia telan dengan terpaksa demi kebaikannya di masa depan.

"Sekali lagi permisi, Pak." ucap Winda juga Ahmad serentak.

Bersambung ....

Next?

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Minta Mahar Jutaan Rupiah, Akhirnya Perawan Tua   Part 26E

    Jangan Larang Aku Menikah!Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICUBaru saja Ahmad mengancam dokter gadungan itu, malah dia langsung kabur."Argh ... Sial! Licik sekali dia."Ahmad berlari mengejar dokter tersebut. Namun, tidak dapat. Dia ketinggalan jejak akibat kakinya terpeleset dan dia hampir jatuh."Ahmad ... Ahmad .... Kamu kira bisa melawanku," ucap Bu Nadya.Bu Nadya mengukir senyum dan dia merasa senang misinya berhasil."Kenapa ibu senyam-senyum?" tanya dokter.Bu Nadya lupa kalau di sampingnya masih ada dokter yang sesungguhnya."Ti-tidak apa-apa. Aku cuma heran saja melihat tingkah Ahmad, Dok," balas Bu Nadya.Dokter heran kenapa Bu Nadya senyam-senyum. Seketika otaknya berpikir untuk mengancam Bu Nadya."Kalau hasil rekaman CCTV berhasil kami putar. Dengan hasil rekaman itu kami bisa mengetahui identitas dokter gadungan itu, maka semuanya bakalan terbongkar siapa dala

  • Minta Mahar Jutaan Rupiah, Akhirnya Perawan Tua   Part 26D

    Jangan Larang Aku Menikah!Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICUDi ujung lorong rumah sakit, Bu Nadya mengkode dokter itu agar tidak mengaku kalau dia adalah suruhannya."Sa-saya ...." ucap dokter tidak beraturan."Cepat jawab! Kau itu dokter apaan?" amuk Winda. Emosinya sudah tidak terkontrol sama sekali.Winda menarik baju dinas dokter itu. Sesekali ia memukul dada bidangnya."Winda, nggak usah buang-buang tenaga kepada orang yang nggak bermanfaat. Pokoknya, bapak sudah selamat dari marabahaya," ujar Tante Lusy sembari mengelus pundak Winda.Winda melepaskan baju dokter itu. Tidak ada satu orang yang mengenal dokter gadungan itu."Silahkan masuk ke dalam jika mau membesuk bapak! Saya permisi," ucap dokter yang bertugas menyelamatkan Pak Zainuddin.Winda dan Tante Lusy masuk ke dalam ruangan. Sementara dokter gadungan itu menunduk malu dan ada rasa takut kalau dirinya ketahuan

  • Minta Mahar Jutaan Rupiah, Akhirnya Perawan Tua   Part 26D

    Jangan Larang Aku Menikah! Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICU Di ujung lorong rumah sakit, Bu Nadya mengkode dokter itu agar tidak mengaku kalau dia adalah suruhannya. "Sa-saya ...." ucap dokter tidak beraturan. "Cepat jawab! Kau itu dokter apaan?" amuk Winda. Emosinya sudah tidak terkontrol sama sekali. Winda menarik baju dinas dokter itu. Sesekali ia memukul dada bidangnya. "Winda, nggak usah buang-buang tenaga kepada orang yang nggak bermanfaat. Pokoknya, bapak sudah selamat dari marabahaya," ujar Tante Lusy sembari mengelus pundak Winda. Winda melepaskan baju dokter itu. Tidak ada satu orang yang mengenal dokter gadungan itu. "Silahkan masuk ke dalam jika mau membesuk bapak! Saya permisi," ucap dokter yang bertugas menyelamatkan Pak Zainuddin. Winda dan Tante Lusy masuk ke dalam ruangan. Sementara dokter gadungan itu menunduk malu dan ada rasa takut kalau dirinya ketahuan dokter gadungan.

  • Minta Mahar Jutaan Rupiah, Akhirnya Perawan Tua   Part 26C

    Jangan Larang Aku Menikah!Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICUSuara pintu ruangan ICU terbuka. Winda, Ahmad dan Tante Lusy menatap ke arah pintu. Memastikan siapa yang keluar dari dalam."Maaf, permisi mengganggu waktunya."Salah satu petugas keluar dari dalam ruangan ICU."Bagaimana perkembangan keadaan bapakku, Dok?" tanya Winda serak.Air matanya mengalir kembali setelah beberapa menit surut."Mohon maaf, saya pribadi dan perwakilan dari petugas tim medis mohon maaf kalau pasien tidak bisa diselamatkan. Karena racun yang ada didalam tubuh beliau sangat parah.""Maksudnya, Dok?!" tanya Tante Lusy.Winda semakin terisak, ia tidak menyangka bapaknya akan pergi selamanya. Padahal, ia belum menunaikan janjinya kepada Pak Zainuddin memberikan cucu."Aku minta tolong, Dok. Lakukan yang terbaik buat bapak. Aku tidak mau kehilangan bapakku, Dok," ucap Winda panik.Air matanya jatuh

  • Minta Mahar Jutaan Rupiah, Akhirnya Perawan Tua   Part 26B

    Jangan Larang Aku Menikah! Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICU "Kabar bapak masih belum ada, Tan. Kita masih menunggu informasi dari dokter. Sampai sekarang belum ada sama sekali dokter dan petugas lainnya keluar dari dalam ruangan," jelas Winda dengan nada sedih. Netranya berembun, Winda tidak sanggup menahan air matanya yang terus meronta. Akhirnya jatuh juga tanpa pamit. "Kita berdoa saja, Win! Semoga Allah memberikan kesehatan kepada bapak juga kepada kita semua." Tante Lusy memeluk Winda. Dia memberi support kepada Winda agar kuat dalam menghadapi cobaan yang datang silih berganti. "Te-terima kasih, Tan." Winda tidak tahu lagi harus bagaimana. Deru bercampur haru. Bu Nadya yang melahirkannya saja rasanya seperti orang lain. Tidak sedikitpun menyayanginya. Apalagi memberi kasih sayang kepada Winda. "Win! Kamu nggak boleh sedih dan lemah! Semua pasti bisa kamu lewati. Jangan putus asa. Ok!" nasehat Ta

  • Minta Mahar Jutaan Rupiah, Akhirnya Perawan Tua   Part 26A

    Jangan Larang Aku Menikah! Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICU Tidak ada sama sekali Om Parto dan Bu Nadya menjawab. "Ok! Semua bukti sudah aku rekam. Aku tidak boleh lengah atas kejadian ini." Tante Lusy membiarkan Om Parto dan Bu Nadya pergi sesuka hati. Dia fokus pada inti permasalahan makanan yang dia pesan di katering tempat langganannya. Langkah demi langkah Tante Lusy ayunkan kakinya. Dia tidak peduli kepada pengunjung lain yang sedang melintas di setiap lorong rumah sakit. 'Lihat saja nanti siapa yang bakalan menang dalam permainan ini?' ucap Tante Lusy dalam hati sambil berjalan. Sesampainya di depan pintu kamar Winda, Tante Lusy memegang gagang pintu dan membukanya. 'Ceklek' Tante Lusy membuka pintu kamar Winda. Lalu dia masuk ke dalam. "Lah! Kemana mereka pergi? Perasaanku tadi mereka ada di ruangan ini." Tante Lusy merogoh ponsel miliknya di dalam ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status