Share

Merepotkan

Clay berpisah dengan Kenn untuk membeli makanan di kantin kampus. Sembari mengantri, ia mencoba mengamati apa yang sedang dibicarakan oleh para mahasiswa lainnya. Supaya ia bisa mengetahui apa yang baru saja terjadi dan apa berita hangat yang tersebar di kampus.

Clay berniat untuk mengambil sebuah roti yang ada di sisi kanannya. Tangannya sudah tertuju pada roti itu. Namun tiba-tiba saja berhenti karena tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan seorang perempuan yang ada di sampingnya.

Clay sontak menoleh ke arah samping. Memastikan siapakah perempuan yang ada di sampingnya. Dan betapa tertegun dirinya, saat menyadari bahwa perempuan yang ada di sampingnya adalah perempuan yang kemarin dibahas oleh Kenn saat baru saja keluar dari ruangan Zhein.

Pitaloka Yui. Seorang komandan salah satu pasukan yang ada di Central. 

"Maaf, silahkan," ujar Pitaloka mempersilahkan Clay mengambil roti yang tadinya ia pun ingin menginginkan roti itu.

"Tidak. Ambil saja. Aku akan mengambil roti lain," jawab Clay sambil mengambil roti lain lalu membayarnya.

Clay berjalan menjauh dari meja kantin. Terlalu cepat untuknya bertegur sapa dengan perempuan itu. Akan sangat berbahaya baginya jika pembicaraannya berlanjut, karena bisa saja penyamarannya kali ini akan terbongkar dan misi rahasianya akan gagal.

Clay berjalan ke arah kelasnya untuk kembali berkumpul bersama Kenn. Ia ingin menceritakan tentang apa yang terjadi saat di kantin tadi. 

Namun di tengah jalan, ia tanpa sengaja bertubrukan dengan seorang laki-laki yang sedang berjalan namun tatapannya tertuju pada buku yang dipegangnya.

Clay sedikit terdorong ke arah belakang akibat tabrakan itu. Sedangkan laki-laki yang menabraknya itu sama sekali tidak bergeming, hanya saja buku yang tadi ada di tangannya jatuh ke lantai.

"Maaf," ujar laki-laki itu sambil mengambil kembali bukunya.

"Tidak masalah. Tapi lain kali harus fokus dengan apa yang ada di hadapanmu," jawab Clay sambil menatap laki-laki itu.

"Kalimat itu harusnya untukmu. Selamat tinggal."

Laki-laki itu melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Clay yang masih bingung dengan ucapan balasan dari laki-laki itu barusan. 

Tidak lama setelah itu, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya. Clay terkejut saat itu. Ia pun langsung melihat ke arah sisi kanan. Dan ia melihat Kenn yang sedang menatap ke arah plastik yang ia bawa.

"Apa yang sebenarnya sedang kamu lihat?" tanya Kenn sambil mengambil alih plastik yang dipegang oleh Clay.

"Laki-laki it—" ucapan Clay terhenti sempurna saat sosok laki-laki yang tadi menabraknya sudah tidak ada lagi di koridor. 

Clay sangat yakin bahwa jarak waktu antara kemunculan Kenn dengan kepergian laki-laki itu sangatlah sebentar. Jadi seharusnya laki-laki itu masih ada di koridor itu. Namun entah kenapa, tidak ada satu pun tanda-tanda keberadaan laki-laki itu.

"Tadi ada seorang laki-laki menabrakku. Namun entah mengapa tubuh laki-laki itu sama sekali tidak bergeming saat berbenturan dengan tubuhku. Malahan tubuhku yang sedikit terpental ke belakang," ujar Clay menjelaskan tentang apa yang terjadi tadi.

"Mungkin cuma firasatmu saja. Mana mungkin ada orang yang bisa tetap berdiri tegap setelah berbenturan denganmu," jawab Kenn sambil mengambil roti yang ada di dalam plastik.

"Tidak. Ini nyata. Aku melihatnya dengan jelas."

Kenn menghentikan seluruh tindakannya saat itu juga. Kenn merasa ada yang aneh. Jika memang apa yang dikatakan oleh Clay benar, maka seharusnya orang yang berbenturan dengan Clay adalah orang yang benar-benar sudah terlatih dengan pelatihan yang sangat keras. Karena mau bagaimana pun juga tubuh Clay bagaikan batu. Keras dan membutuhkan tenaga yang sangat besar untuk sekedar mendorong mundur Clay. Namun laki-laki yang dimaksud Clay tadi sepertinya hanya butuh sedikit tenaga untuk menghancurkan pertahanan Clay.

"Tidak perlu dipikirkan. Kita hanya harus fokus pada misi kita," ujar Kenn sambil melangkahkan kakinya.

Kenn sendiri sebenarnya masih merasa ada yang aneh. Namun Kenn memilih untuk tetap bersikap tenang dan tidak berniat memperdulikannya lagi. Pasalnya di kampusnya ada banyak sekali anggota Central dan Fla. Jadi mungkin saja orang yang menabrak Clay tadi adalah salah satu anggota dari kedua kelompok itu.

Kenn menghentikan langkahnya seketika saat melihat ada beberapa kelompok nakal yang menggiring Pitaloka dan temannya ke belakang sekolah.

"Bagaimana? Haruskah kita membantunya?" tanya Clay yang juga melihat ke arah yang sama.

"Lakukanlah. Aku akan berpura-pura tidak melihat apa yang terjadi," sahut seseorang dari arah depan Clay dan Kenn.

Clay dan Kenn tersenyum kecil saat mengetahui orang yang mengatakan itu adalah Zhein. Kebetulan memang badan mereka terasa kaku karena sudah lama sekali tidak olahraga. Jadi perkelahian kecil seperti ini seharusnya bisa membuat badan mereka menjadi sedikit lebih lemas.

"Tapi ingat, lakukanlah seperti orang biasa. Jangan gunakan sedikitpun teknik militer dalam perkelahian ini," ujar Zhein memperingati Clay dan Kenn.

"Aku tidak peduli dengan aturan bodoh itu. Aku akan membantunya dengan caraku sendiri," ujar Kenn sambil menepuk pundak Zhein lalu melenggang pergi ke arah belakang sekolah bersama Clay.

Zhein tersenyum kecil. Kenn memang bukanlah orang yang bisa diatur tanpa perintah resmi. Memang merepotkan. Namun lebih merepotkan lagi orang yang ada di belakangnya sekarang. 

Laki-laki yang sekarang sedang bersandar di tembok yang ada di belakangnya adalah seorang laki-laki yang sangat berbahaya. Karena kemampuannya dalam hal bela diri, menggunakan senjata, dan memberikan komando lebih baik dari Kenn.

"Merepotkan," ujar laki-laki itu lalu melenggang pergi.

Zhein menghembuskan nafas lega saat mengetahui laki-laki itu sudah pergi dari tempat berdirinya tadi. Untuk saat ini, ia tidak ingin terlalu menyinggung laki-laki itu. Karena ia tau laki-laki itu tidak akan pernah segan-segan menghabisi orang-orang yang mengganggu kehidupannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status