Miskin Setelah BerceraiPart 40Mamanya Dokter Anta malah membuka lebar mulutnya, terlebih Anta yang terlihat menggeleng kepala kuat. Berbeda dengan Andini yang terlihat tersenyum jumawa penuh kemenangan."Ini buktinya, Tante." Andini menyerahkan ponsel pintarnya pada orangtuanya Anta.Aku dan Anta juga melihat kearah foto yang ditunjukkan oleh Claudia, disana ada fotoku dan Mas Robi saat kami liburan di Singapura dulu."Tega kamu, Talita. Padahal Tante dan Om sudah merestui kamu untuk menjadi menantu kami," ujar Mamanya Anta marah."Tapi itu dulu, Tante." Tiba-tiba Mas Robi memotong ucapan Mamanya Anta yang seketika membuat Andini melotot marah."Maksud kamu?" tanya Mamanya Anta mengerutkan keningnya."Maksud kamu apa!" Perlahan senyum jumawa yang terukir di bibir Andini memudar. Sepertinya dia sudah menyadari jika Mas Robi akan mengkhianatinya."Iya, Tante. Dulu itu memang Talita istri saya. Tapi saya sudah lama bercerai dari dia, karena saya selingkuh dan menikah lagi. Dan foto yan
Miskin Setelah BerceraiPov TalitaPart 39"Sempurna," desisku ketika melihat gaun yang akan aku pakai di acara lamaran nanti. Iya, seminggu lagi aku dan Anta akan melangsungkan acara lamaran. Aku tidak menduga jika cerita hidupku serumit dan seindah ini. Dulu ketika aku masih berpacaran dengan Mas Robi, aku hanya ingin menikah dan menua bersamanya. Tidak ada bayangan jika aku akan menikah untuk kedua kalinya, dan juga aku tidak menyangka kalau yang akan menjadi calon suamiku ada Anta, beruang kutub yang menyebalkan.Aku tersenyum sendiri jika mengingat semua kekonyolan yang pernah aku lalui bersama Anta. Padahal dia tidak sedingin yang aku duga, dia bersikap begitu karena hatinya telah beku ditelan waktu. Mungkin sakitnya berbekas sampai sekarang, tapi aku yakin semua itu akan hilang dimakan waktu.Klek!Pintu kamarku tiba-tiba terbuka, ternyata Ibu yang masuk dan tersenyum ke arahku."Masuk, Buk," ucapku menyuruh Ibu untuk masuk."Ini baju yang akan kamu kenakan nanti? Cantik sekali
Miskin Setelah BerceraiPart 38POV Robi"Talita ada dirumah nggak?" tanyaku pada Linda. Saat ini aku sudah berada di depan pintu rumahnya. Dari kabar yang aku dapat dari Andini, Talita sudah menjual apartemennya dan membeli rumah untuk Ibu dan Ayah. Andai saja aku masih bersama dengannya, pasti hidupku tidak akan semenderita ini."Ada didalam, sebentar ya. Aku panggilkan," ucap Linda yang langsung menutup pintu karena aku belum ada ijin untuk masuk kedalam. Aku sudah memikirkan matang-matang rencana yang akan aku lakukan, Andini tidak boleh menyakiti Talita. Tapi, aku yakin jika Talita pasti tidak akan mempercayai kata-kataku.Klek!"Katanya disuruh masuk," ucap Linda sambil membuka pintu untukku. Aku bergegas masuk kedalam, ternyata disana sudah ada Ibu dan Ayah, juga Talita. Sepertinya mereka memang sengaja berkumpul disini untuk menemuiku."Duduk," ucap Ayah dengan suara tegasnya. Aku sangat menghormati kedua orang tuanya Talita, karena sejak kami masih pacaran dulu mereka selalu
Miskin Setelah BerceraiPart 37Pov RobiDdrrtt… Ddrrtt….Ponselku berkali-kali berbunyi dari tadi, entah siapa yang menelepon. Saat ini aku bekerja sebagai karyawan disalah satu cafe, peraturan kerja disini sangat ketat. Bahkan kami sebagai karyawan tidak boleh menggunakan ponsel ketika sedang bekerja. Ponselku terus berdering, aku yakin kali ini pasti penting. Karena orang ini menelponku hampir lima kali panggilan.Aku menyimpan nampan di meja belakang, aku pamit ke toilet agar segera bisa mengangkat telpon. Ternyata yang menelpon nomor tidak dikenal."Halo," ucapku saat panggilan terhubung."Halo, Robi. Saya Pak Ali, manajer di restoran kamu kerja dulu.""Halo, iya Pak. Saya ingat, kenapa ya?" tanyaku, karena selama bekerja disana dulu aku tidak pernah sekalipun berbicara dengannya. Kecuali saat melamar kerja dan ketika dipecat."Bisa kita ketemu?" tanya Pak Ali lagi."Untuk apa ya?""Penting, saya kirim alamatnya. Kita jumpa di sana sekitar jam empat sore," ucapnya dengan nada teg
Miskin Setelah BerceraiPart 36"Ibu mau makan apa?" tanyaku pada Ibu yang sudah duduk ditepi ranjang rumah sakit."Apel saja," jawab Ibu singkat. Aku tau saat ini Ibu masih marah padaku, karena masalah tadi. Aku memilih diam dan mengupas apel untuk Ibu, pikiranku menerawang jauh. Bagaimana jika seandainya Mas Robi mengambil kesempatan kali ini."Ini, Bu," aku menyodorkannya potongan apel yang sudah aku potong-potong diatas piring. Ibu mengambilnya satu dan langsung memakannya secara perlahan."Maafin Talita, Bu," ucapku lirih hampir tidak terdengar. Aku menundukkan kepala, tidak sanggup rasanya jika harus menatap wajah Ibu yang masih pucat."Ceritakan, apa yang terjadi," ucap Ibu. Akhirnya, aku harus menceritakannya hal pahit ini pada Ibu, semoga Ibu baik-baik saja mendengar kenyataan pahit yang dialami anaknya ini. Dengan menarik nafas panjang, aku menceritakan semua yang aku alami dan yang aku lewati saat bersama Mas Robi. Aku menceritakan semua tentang perlakuan Ibu dan keluarga M
Miskin Setelah BerceraiPart 35Akhirnya setelah acara makan selesai, aku langsung mengamit lengan Ibu dan mengajak mereka untuk kembali kerumah. Aku sama sekali tidak membayar makanan yang telah kami makan tadi, biarlah Mas Robi yang bayar. Toh, dia yang sudah mengajak Ibu dan Ayah untuk makan di restoran bandara. Entah dari mana dia mendapatkan uang agar bisa membayar ini semua. Karena dari menu yang aku lihat tadi, harga makanan disini lumayan menguras kantong. Aku lihat Ayah juga hanya membawa tas Ibu saja ditangannya, sepertinya semua koper dan tas barang lainnya Ayah suruh bawakan sama Mas Robi. Biarlah, kapan lagi bisa mendapatkan bantuan gratis dari mantan menantu tidak ada akhlak.Kami terus berjalan tanpa sedikitpun melihat kebelakang, Ibu terus saja bercerita tentang keadaannya yang sudah cukup baik. Dia juga bercerita kalau sudah bisa berbicara bahasa Inggris, walaupun masih belepotan. Kami terus tertawa dan sekali-kali aku memeluk Ibu dari samping, aku sangat rindu dengan