Sore itu, sore dimana Thea dan juga Adriell melangsungkan pertunangan. Ya sore itu dalam keadaan Thea yang kacau, kedua orang tua mereka pun memaksa Thea dan juga Adriell tukar cincin. Dan mereka akan menikah satu minggu lagi .
Dan sekarang lihatlah, Thea di kurung di dalam kamar, dan tidak di perbolehkan keluar sebelum mereka menikah.
Bukan masalah di pinggit atau apapun itu. Media sedang mengincaar dia dan juga Adriell. Untuk klarifikasi soal Vidio mesum Thea dan juga Adriell yang lagi gencar.
Padahal mereka tidak melakukan apapun, Thea masih ingat kok wajah kakak kelas yang melakukan hal itu. Tapi kenapa malah Thea yang di suruh nikah sih. Harusnya mereka yang melakukan hal itu yang di nikahkan, bukan Thea dan juga Adriell.
Harusnya kan mereka semua mencari tau kebenaranya dulu, enggak langsung tergesa-gesa dan langsung nikah begini. Kan sayang masa muda Thea, masih pengen japan-jalan tapu udah di paksa menikah muda. Yang ada stres berkepanjangan.
Padahal udah di pikirin, lulus sekolah mau kuliah jurusan apa, main kemana, terus muncak kemana. Atau engak naik gunung atau bukit, pokok holiday sampai bosen baru nikah.
Tapi nyatanya semua itu seakan pupus di tengah jalan. Harapan kebebasan Thea seakan di rengut paksa karena Vidio mesum yang menyeret namanya.
Drrrtt.....
Getaran ponsel membuat Thea menoleh. Dia pun menatap ponsel miliknya berwarna gold, menyala dengan sempurna. Tanda jika ada pesan masuk ke dalam ponselnya.
Hanya melangkah dua kali saja, tangan Thea meraih benda pipih kesayangannya. Ternyata Aqilla yang mengirim pesan pada Thea siang ini.
Aqilla
Lo kemana? Bolos sekolah karena gosip itu? Sekolah gencar karena lo enggak masuk sama adriell juga. Mereka pikir lo di DO dari sekolah bareng Adriell.
Thea menghela nafasnya kasar, harusnya Mami Adriell membiarkan Thea masuk, agar kasus ini tidak merajalelah. Tapi sayangnya dia malah tidak di iznkan masuk ke sekolah. Mentang-mengang Adriell yang punya sekolah aja, langsung di skor selama seminggu agar keadaan membaik.
Thea bahkan memiliki pemikirian buruk. Kalau dia enggak masuk dalam satu minggu kedepan, yang ada mulut anak yang sekolah disana semakin ganas. Di kira Thea lagi dari kenyataan, harusnya mereka semua tau jika mereka harus menghadapi masalahnya, bukan menghindari kayak gini terus ujung-ujung nikah tanpa perasaan.
Anthea
Gue enggak bakal masuk selama satu minggu ke depan. Jangan tanya kenapa, kasusnya lebih parah dari pada di sekolah. Mau tau? Datang aja kerumah, gue stay home. Berasa kayak di pasung di kamar.
Setelah mengirim pesan pada Aqilla, Thea pun langsung menghubungi Adreill. Agar dia mau datang kerumahnya saat ini juga. Ada ba yak yang harua dia bahas, dan membahas hal ini agar segera selesai sebelum pernikahan terjadi. Minimal undangan belum di sebar.
"Driell bisa ke rumah? Gue mau ngomong penting sama lo." kata Thea saat Adriell menerima telepon Thea.
"Ada apaan? Lo kan tau ini kita lagi di pingit ya kali gue ke sana."
"Kita jaman now bukan jaman old. Gue tunggu sekarang. Nanti langsung masuk aja gue di kamar."
"Kok lo udah ngajakin gue ke kamar sih The, kan kita belum sah." kekeh Adriell yang masih bisa di dengar dengan Thea.
"Bacot!! Buruan datang ke sini, gue tunggu enggak pake ngaret ya."
Thea mematikan sambungan telepon itu, mengingat ucapan Adriell udah kelewatan. Thea tau dia ini cuek dan memiliki otak mesum yang di atas rata-rata. Makanya Thea sedikit harus jaga-jaga kalau dia masuk ke kamar Thea.
Tapi kalau enggak masuk kamar mereka mau bahas soal ini dimana? Mengingat kedua orang tua Thea sedang sibuk di bawah sana, mempersiapkan acara pernikahan Thea dan juga Adriell.
Memikirkan hal ini membuat Thea pusing sendiri. Dan semoga saja Adriell cepat datang ke sini dan menemuinya.
*****
"Mi Adriell keluar bentar." ucap Adriell sambil berlari dari arah tangga.
"Mau kemana kamu. Kan lagi enggak boleh keluar?" jawab Maria.
"Mau kerumah Thea katanya ada penting bentar." jawab Adriell dan berlalu.
"Eh kalian kan di pinggit." teriak Maria, saat tau Adriell handak pergi.
Adriell menoleh dan mendesah, lagian ini jaman apa sih kok pake pingit-pingit segala dumelnya dalam hati.
"Mi, Adriell sama Thea itu hidup di jaman now bukan jaman old. Kayak Mami sama Papi nikah aja harus di pingit. Sekarang ma kalau di pingit yang ada yang mau nikah kabur." jelas Adriell berharap Maria mengerti.
Lagian ini jaman modern, enggak harus di pinggit-pinggit. Kecuali dia tinggal di kraton, mungkin hal itu masih berlaku.
Adriell langsung pergi begitu saja, tanpa harus menunggu jawaban maminya. Bisa berabe kalau maminya terus tanya terus mau ngapaij ke rumah Thea. Apa lagi Thea yang bilang buruan sudah di pastikan, kalau lama pun dia bakalan ngomel-ngomel bikin telinga Adriell panas dingin, kayak air shower.
Sampainya di rumah Thea, Adriell pun Langsung masuk. Ketuk pintu juga enggak ada yang bukain, terpaksa dia harus nyelonong masuk tanpa sopan
Lagian ini rumah segede ini mendadak sepi juga enggak ada orang sama sekali. Mengingat kata sepi Adriell jadi inget vidio mesum di gudang sekolah yang menyeret namanya. Terus sekarang Thea malah ngajakin ke kamar.
Itu bocah enggak takut kalau Adriell pegang-pegang?
"THEA LO DI MANA?" teriak Adriell di lantai bawah.
Thea yang mendengar teriakan Adriell, pun langsung keluar kamar dan melihat ke bawah. Disana ada Adriell yang sedang celingukan. Thea juga agak sedikit kaget saat menatap rumahnya sepi. Perasaan tadi banyak orang deh, kenapa sekarang malah enggak ada. Tapi saat tau Thea, Adriell pun langsung berlari ke arah tangga dan menghampiri Thea.
Adriell langsung melangkah mengikuti langkah kaki Thea, yang ternyata menuju kamarnya.
"lo enggak takut apa gue apa-apain?" ucap Adriel menatap isi kamar Thea.
Thea mendengus lalu menyeret Adriell untuk ke balkom kamar. Menatap jalan raya yang sepi, mengingat rumah Thea ini di perumahan.
"Otak minus lo jangan di gunain dulu kalau sepi, gue ngeri." jawab Thea sewot.
"Udah tau ngeri, kenapa lo ngajakin gue ke kamar lo. Entar kalau gue.lepas kendali gimana?" ucap Adriell dengan alis yang naik turun menatap Thea.
"Gue lagi pengen bahas sesuatu sama lo." ucap Thea mengalihkan pembicaraan.
Lagian Adriell hobi banget bicara hal-hal yang minus. Kayaknya otaknya emang penuh banget sama film blue, jadi hal begini dia langsung mode on.
"Hahas apaan? Pernikahan kita?" tanya Adriell menoleh ke arah Thea.
Thea menggeleng, "Bukan itu, gue malah enggak mikirin pernikahan kita."
"Terus apaan?"
"Soal vidio itu. Kita harus cari tau mereka itu siapa, biar pernikahan ini enggak terjadi Driell. Lagian ya gue masih mau main main, enggk mau terikat dulu sama pernikahan gue takut." jelas Thea menatap Adriell.
Adriell diam dia juga sebenarnya takut, apalagi dia masih sekolah kerja aja engak. Terus nanti setelah nikah apa yang harus di kasih ke Thea? Masak iya di kasih materi sekolah tiap hari. Emang setiap hari harus makan buku materi sekolahan apa? Kita makan nasi dan beli nasi juga pake duit. Duitnya cari dari mana kalau Adriell enggak kerja?
"Lo masih inget kan wajah mereka? Kakak kelas kita, tapi sayangnya namanya enggk ada." ucap Thea lagi .
Adriell mengangguk dia tau soal wajah mereka berdua. Dan masih teringat di kepala Adriell, bagaimana rupanua, dia masih ingat semuanya.
"Tapi masalahnya kita kan enggak boleh sekolah dulu." jawab Adriell frustasi.
Ya benar satu minggu ke depan di larang sekolah. Nanti masuk sekolah udah ganti status menikah dengan Thea. Ya Tuhan rasanya Adriell pengen mati aja.
"Itu yang gue bingungin, lo enggak punya temen apa yang bisa di mintain tolong. Tapi kita juga bego sih, enggak ngefhoto mereka berdua."
Ya ampun kenapa enggak kepikiran sampe sana ya waktu itu. Padahal maa hape mereka berdua juga aktif semua. Batrei juga masih sisa, walau cuma 15% tapi kenapa enggak kesampean ke sana.
"Bisa aja sih tapi kan mereka juga enggk bakal tau wajah nya gimana. Kalau cuma nanya soal absensi bisa. Tapi gue pastiin yang bikin vidio itu masih berkeliaran di sekolah kita."
Ya benar mereka juga enggak mungkin merasa bersalah. Lagian vidio itu terpotong tepat di kepala, hanya terlihat bahu kebawah saja tanpa kepalanya dan juga suara-suara yang menurut Thea mengerikan.
"Terus gimana?" tanya Thea pasrah, dia juga enggak tau harus apa saat ini.
"Kita keliling cari mereka juga enggak mungkin. Apa lagi kita enggak tau mereka kelas berapa, rumahnya mana. Kalau ngelibatin orang belum tentu orang itu tau juga, mending kita cari sendiri aja. Tapi enggak sekarang." jelas Adriell.
"Dan lo ngebiarin pernikahan ini terjadi ? Driell sumpah ya gue belum siap nikah sama lo." jawab Thea cepat sambil menatap Adriell enggak percaya.
"Lo pikir lo doang yang belum siap? Gue juga belum siap. Apa lagi gue masih sekolah, gue bentar lagi jadi kepala rumah tangga. Gue enggak kerja, terus gue dapat duit dari mana coba buat nyukupin kebutuhan lo? Lo mau gue kasih materi matematika setiap hari buat makan?" cerocos Adriell dan membuat Thea cemberut.
Ada benarnya juga sih kata Adriell lagian mereka ini masih kecil. Umur ujuh belas tahun juga baru beberapa bulan lalu, punya KTP lajang aja ngerasain cuma beberapa bukan. Dan sekarang status itu akan berubah menjadi KAWIN.
Ya Tuhan ngebayangin ajak membuat Thea mual. Mereka masih sekolah dan mereka harus menikah, terus tiap hari mau makan apa? Batu? Rumput? Atau apa?
"Padahal gue udah rencanain kalau lulus sekolah mau ngapain aja. Etdah taunya malah kayak gini, sial banget sih hidup gue." gerutu Thea yang masih bisa di dengar oleh Adriell.
"Enggak usah ngegerutu gue denger, mending kita nurut aja dulu. Terus habis gitu kita baru cari mereka berdua kita seret ke kantor polisi. Kalau udah terserah lo, mau pisah dari gue enggak papa. Resiko lo cuma satu jadi janda prawan, karena belum sempet gue sentuh."
Thea menoleh melotot, saat mendengar kata janda perawan sebelum di sentuh oleh Adriell. Reflek dia pun langsung memukul lengan Adriell kenceng, dan membuat Adriell meringis kesakitan.
"sakit Anthea." ringis Adriell mengusap lengannya.
"Salah sendiri punya mulut asal omong aja lo. Gue juga enggak mau kali jadi janda di usia muda gue gila apa lo." dengus Thea.
Adreill tertawa, "Yaudah enggak usah cerai, lo hidup menua aja bareng gue."
"Seneng bener lo perasaan."
"Ya seneng lah, setiap hari ada yang beresin rumah, ada yang masakin gue, cuciin baju gue. Gimana enggak seneng coba, berasa kayak Bos gue habis nikah sama lo." kekeh Adriell sambil membayangkan dirinya disama depan.
"gue bukan babu lo Adriell, dih." jawab Thea sebal dan membuat Adriell tertawa kencang.
*****
Malam pun tiba Adriell juga tak kunjung pulang seharian ini di rumah Thea. Bahkan dia sampai ketiduran di kamar Thea, karena asik nonton film action di laptop milik Thea.
Lagian itu bocah cewek sukanya nonton trailler. Biasanya kam banyakan Barbie atau enggak film-film romantise lainnya. Emang beda ini bocah.
Sedangkan Thea dia berada di bawah bersama dengan kedua orang tuanya. Dia sedang memilih gaun yang pas untuk resepsi, dan juga janji suci di gereja. pa lagi Mami Thea memilih taman sebagai tempat resepsinya.
"Mau pake biru laut atau putih sayang buat resepsi." tanya Damara, menenteng dua gaun dengan model dan warna berbeda.
"Terserah Mami aja mana yang bagus. Pokoknya cocok buat Thea sama Adriell." jawab Thea malas.
"Oke, kita ke greja pake putih terus resepsinya pake biru laut ya."
Thea mengangguk setuju, toh dia juga enggak tau harus apa selain menerima semuanya. Lagian si Adriell di ajakin ngobrol juga malah sibuk nonton film. Jadinya yaa sudah, berjuang sendiri juga enggak enak berasa kayak uji nyali.
"Non Thea ada Mbak Aqilla." kata Mbak Min.
Thea menoleh, "Suruh masuk aja Mbak."
Thea berdiri dari duduknya, dia pun langsung menatap Aqilla yang baru saja datang setelah makan malam. Enggak papa rumah Aqilla deket kok dari Thea. Satu perumahan cuma beda blok. Jalan kaki aja udah sampe, enggak perlu naik motor.
"Malem Om, Malem Tante." sapa Aqilla menyalami kedua orang tua Thea.
"Ehh ada Qila, kamu sendiri Qil?" tanya Damara tersenyum ramah.
"Iya sendiri Te, mau ada perlu sama Thea."
"Oh yaudah ngobrol di atas aja."
Aqilla mengangguk dia pun langsung menyeret Thea menuju tangga. Kayaknya kasus ini lebih parah di banding kasus di sekolah, apa maksudnya coba.
Tapi saat menuju kamar Thea, Aqilla di kejutkan oleh Adriell yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang menyentel di lehernya.
Thea yang tau Aqilla melonggo pun, langsung mendorong Aqilla masuk ke dalam kamar dan mengunci kamar ini.
"Adriell lo ngapain ke sini?" tanya Aqilla bengong.
"Numpang tidur sama mandi. Eh btw The baju lo gue pake." kata Adriell pada Aqilla dan juga Thea.
Untung saja baju Thea semua model laki. Apa lagi Abangnya laki, suka sekali pake bajunya abang yang gede dan enggak bikin kulit sesak nafas .
"Iya." jawab Thea cuek .
"The please jelasin sama gue apa yang terjadi, dan kenapa Adriell ada di kamar lo." ucap Aqilla heboh.
Thea menarik nafasnya dalam-dalam dan menghebuskannya secara kasar, "Gue seminggu lagi mau nikah sama Adriell." jelas Thea.
"What ?? The please, jangan bercanda." jawab Aqilla kaget bahkan dia nyaris berteriak, kalau Thea tidak menempelkan jarinya di bibir Aqilla.
"Ini serius tau. Gue sama Thea mau nikah minggu depan makanya lo datang ya." jawab Adriell santai.
Aqilla menepis tangan Thea yang ada di mulutnya. Lalu menatapnya sebal, dia pikir enggak sesak nafas apa digituin.
"Tapi kenapa? Lo kan masih sekolah semua, lo pikir nikah itu gampang apa?" cerocos Aqilla.
"Yah kalau nikah doang maa gampang Qil. Yang susah kan kehidupan setelah nikah." jelas Adriell sok bijak.
"Itu maksud gue Dreill. Lagian kenapa enggak nolak aja sih ini, pasti perkara vidio mesum itu kan?"
Thea mengangguk dia pun duduk di sofa kamar ini dengan cemberut. Lalu bercerita pada Aqilla apa yang terjadi.
Dari vidio itu sampai sore harinya Adriell datang kerumahnya dan kita tunangan. Setelah itu pengumuman pernikahan minggu ke depan. Di tambah lagi pelajaran pernikahan selama lima hari, karena keluarga Adriell ingin di percepat.
Thea rasanya ingin mati aja kalau begini caranya. Dia bingung setelah menikah harus ngapain? Kan dia juga enggak tau mau ngapain juga. Setelah ini menyandang status istri Adriell. Dan di pastikan jika setelah menikah mereka tidak akan tinggal dalam satu lingkup lagi. Melainkan punya rumah sendiri dan jauh dari kedua orang tua.
Thea benar-benar tidak sanggup.
TBC.
lagu me and my brokent heart menyapa telinga thea dan juga adriell. harusnya lagunya yang romantis atau lagu yang menyentuh atau lagu apa kek yang pas untuk malam ini . tapi yang ada lagu ini malah mengingatkan adeiell saat galau thea meninggalkannya dulu . malam ini sebagai menebus kesalahan dan meminta maaf adriell mengajak thea untuk makan malam . anggap saja ini dinner permintaan maaf adriell untuk thea . bahkan sesekali thea ikut bernyanyi di sini . adriell ingin matiin lagunya tapi udah terlanjur di putar jadi yaudah biarin aja lag , sesuai abjab lagu baru. kali ini dengan nuangsa berbeda adriell ngajakin thea ke sebuah tempat di Tengah hutan . sebenarnya bukan tengah hutan , pinggiran jalan sepi yang jarang sekali di lewati banyak orang .hanya beberapa orang saja yang lewat , karena setelah jalan ini masih ada beberapa rumah . tempat yang nyaris mirip hutan ini pun mem
hari yang di tunggu pun tiba . hari dimana adriell dan juga elisa akan menikah .senang ?tentu saja tidak . tidak ada yang merasa senang di sini , tidak ada yang merasa bahagia di sini . hanya elisa saja yang merasa bahagia . mungkinsedangkan thea ? sejak semalam dia terus mennaggis merenungi nasip nya setelah ini . apa yang harus dia lakukan setelah adeiell dan juga elisa menikah . minggat dari rumah ini atau berbagi rumah dengan elisa ?kayaknya kalau berbagi thea tidak mau , mungkin dia akan pergi atau msnyewa apartemen untuk di tinggali . asalkan gak serumah dengan elisa itu saja."nak , kalau kamu gak sanggup lepaskan gak papa kok ". kata damara ."Dari pada nyiksa batin kamu lebih baik kamu pergi". kata Jonny .thea tersenyum menatap pantulan dirinya yang kacau. gimana mau ninggalin kalau malam itu adriell benar benar meny
hati adriell benar benar remuk mendengar ucapan thea malam itu . malam di mana thea seakan pasrah dengan keadaan. bodoh . itulah yang di pikirkan adriell sekarang . kenapa juga dia harus melakukan hal itu dengan elisa hingga dia hamil . harusnya sebelum melakukan adriell berpikir dua kali jika dia memiliki thea kenapa harus melakukan dengan wanita lain ? dan sekarang thea seakan siap kehilangan adriell. lihatlah semua orang nampak sibuk dengan acara pernilahan kedua adriell yang akan di selenggarakan seminggu lagi . dan nampaklah thea yang sibuk mendekirasi rumah barunya dengan tema white. adriell pernah bilang pernikahan itu suci , dia ingin menikah sekali seumur hidup tapi sayangnya ucapan itu sekaan di telan oleh bumi . adriell menikah untuk kedua kalinya . dam dengan sengaja thea lah yang mempersiapkan semuanya. jangan tanya perasaan thea saa
ketukan pintu membuat thea menoleh . dia pun menatap pintu utama rumah ini dan berjalan ke arahnya . membuka pintu siapa yang bertemu , ternyata galang , elisa dan juga aqila .oke tahan sabar. kalau masalah galang dan juga aqila sih thea gak papa . kalau masalah elisa dengan perut buncitnya itu yang membuat thea gak sabar ."ngapain lo ke sini ?" pertanyaan itu keluar dati mulut thea begitu saja. apa lagi matanya tertuju pada elisa yang malah tersenyum ke arahnya ."kamu udah kembali" tanya elisa balik .thea mengangguk lalu melengos masuk ke dalam rumah . galang dan aqila pun langsung masuk apa lagi elisa yang ikutan masuk dengan mereka dan duduk di sofa depan ruang televisi .thea masuk ke dalam kamar menganti baju santai nya , dengan kemeja yang menampilkan bahu mulusnya panjamgnya pun hanya setengah paha .thea pun keluar kamar dengan tas kecil di bahunya , dia
thea memutuskan untuk masuk sekolah . sudah satu bulan dia gak masuk sekolah , mungkin dia juga ketinggalan banyak pelajaran . apa lagi kata galang dua minggu lagi mereka ujian kebaikan kelas . thea gak mau tinggal di kenal . kayak apapun dia juga ingin lulus dengan nilai baik kelak . setelah siap dengan seragam dna juga tas punggungnya . thea pun keluar dari kos. ya selama satu bulan ini thea ngekos di dekat sekolah. jika dia pengen ke taman dia selalu mengirim pesan pada galang untuk mengantarnya ke taman. dan sekarang dia ingin bangun dari keterurukan , dia ingin melupakan adriell walaupun itu sulit . apa lagi mereka satu meja dna satu kelas itu lebih sulit lagi untuk melupakan . "lo yakin mau masuk sekolah ?" kata galang memastikan . "yakin lah , sono lo jemput aqila . gue berangkat jalan kaki aja kan deket". kata thea . galang me
"the dasi merah gue lo taruh mana ?" terika adriell tampa sadar.tapi sayangnya tak ada jawaban sama sekali . sampai ada tangan yang terulur ke arah adriell .adriell tersenyum mengambil gulungan dasi merah itu lalu dia pun membalik badannya pasti itu thea . tapi saat tau itu mbak ima membuat adriell menghela nafasnya.satu bulan telah berlalu . hidup adriell benar benar hancur kedua orang tua adriel maupun thea sudah tau kabar jika elisa hamil dan itu udah di pastikan anak adriell.dimas , Jony , jason pun marah besar pada adriell akan kelakuan adriell selama ini. adriell juga gak tau dimana thea saat ini .ya malam itu malam di mana adriell terakhir bertemu dengan thea. malam dimana thea pergi untuk selamanya dari hidup adriell.adriell mencarinya kemana pun tapi tak ada satu pun yang tau thea di mana . apa lagi aqila yang nga