Home / Horor / Misteri Bus Setan / Bab 1. Naik Bus

Share

Misteri Bus Setan
Misteri Bus Setan
Author: Andriani Keumala

Bab 1. Naik Bus

last update Huling Na-update: 2025-10-18 00:09:31

Para guru sedang memeriksa perlengkapan para siswa yang akan dibawa ke liburan ke pantai. Termasuk barang-barang yang harus mereka bawa nanti agar tidak ketinggalan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa. Mereka akan berlibur ke pantai selama tiga hari tiga malam.

Acara liburan ke pantai hanya diikuti oleh anak-anak kelas dua saja. Tidak semua siswa wajib ikut, diperuntukkan bagi siapa saja yang mau ikut tanpa pemaksaan. Mereka boleh memilih ikut liburan bersama atau liburan bersama keluarga.

Jumlah semua yang ikut ke pantai adalah 75 orang. Lima guru pengawas ditambah 70 siswa dan siswi.

Pihak sekolah sudah memesan tiga buah bus untuk perjalanan. Mereka akan dijadwalkan berangkat sebentar lagi, pada pukul 12 siang. Lamanya waktu yang diperlukan untuk tiba disana adalah selama 4 jam. Jadi mereka nanti masih sempat melihat matahari terbenam jika tidak ada kendala sama sekali selama perjalanan.

"Kenapa bus nya lama sekali, sih. Sebel deh," ngomel Sherly menghentak-hentakkan kakinya di tanah.

Sherly sudah tidak sabar ingin segera berangkat. Dia ingin segera bermain pasir dan mandi di laut. Sudah jauh hari menyiapkan semua keperluannya.

"Sabar dong, mungkin bus nya lagi macet," sahut Mark yang berdiri tidak jauh dari Sherly.

"Kalau tidak sabaran, bawa mobil sendiri saja," timpal Mia yang menghampiri dan berdiri di samping Sherly.

Di antara semua teman-temannya, hanya Mia sendiri yang berbeda bus. Dia tidak bisa protes karena cara pengambilan nomor untuk bus dilakukan secara undian. Biar tidak ada rebutan dan adil untuk setiap siswa dan siswi.

Padahal dia juga ingin satu bus bersama Sherly, Karla dan Putri. Ditambah lagi Sherly juga satu bus bersama Mark, Davin, Bagas, Wisnu dan Arga. Mereka berdelapan adalah teman akrab sejak kelas satu. Jadi dia merasa terasing sendiri.

"Ih, mana seru bawa mobil sendiri, tau. Kita ini mau liburan bersama. Bukan mau ke mall. Ngerti nggak sih," sahut Sherly memajukan bibirnya.

Sherly adalah anak yang paling manja dan penakut di antara semuanya. Di balik kekurangannya, dia merupakan sosok teman yang sangat peduli dengan sekitarnya. Dia juga biasa menghibur teman-teman dengan sikap konyolnya. Dia begitu polos dan apa adanya. Tidak ada yang dibuat-buat.

"Mungkin saja bus nya lagi macet Sher," nimbrung Putri yang juga sudah tidak sabar ingin tiba di sana.

"Apa tidak bisa, sopir bus itu berangkat lebih awal. Aku sudah tidak sabar ingin bermain dengan pasir di pantai," sahut Sherly dengan memegang kedua tali tas punggung kecilnya.

"Kamu jangan kayak anak kecil. Nanti dilarang ikut lho," tegur Arga dengan nada mengejek.

"Biarin, blek. Mending aku jadi anak kecil daripada jadi tua kek kamu," ledek Sherly balik sambil menjulur lidah tidak peduli.

Arga hanya memutar mata malas. Menghadapi Sherly beda tipis dengan menghadapi keponakan dia yang masih TK. Tidak akan pernah bisa menang.

"Jangan-jangan, kamu sudah tidak sabar ingin pakai baju bikini ya. Biar terlihat seksi begitu," goda Bagas menaik turunkan alis. Tidak lupa tangannya mempraktekkan bentuk lekukan tubuh perempuan bak gitar spanyol.

"Ih, aku mana mau pakai gituan, malu ih. Kamu mesum," balas Sherly memeluk tubuhnya merinding membayangkan diri sendiri menggunakan bikini.

"Lah, malah dibilang mesum," sahut Bagas menggaruk dagu.

Menurut Bagas sudah sewajarnya anak cewek ke pantai pake bikini. Tidak mungkin pakai daster atau kebaya kan.

"Kamu sih, kalau bahas gituan jangan sama Sherly. Noh, sama Putri saja. Dia tuh yang doyan pakai baju seksi," timpal Davin bersandar di bahu Bagas.

"Iya kan Put?" tanya Davin beralih ke Putri.

"Kenapa kalian jadi bawa-bawa nama aku. Lagian ya, ya kali kita mandi di pantai pakai gaun. Mau berenang atau nikahan," sahut Putri sewot malah membawa namanya sesuka hati. Terserah dia mau pakai apa. Barang-barang dia. Tubuh-tubuh dia. Suka-suka dia dong.

"Mending kita pakai dasteran saja. Itu lebih sopan tahu," sanggah Sherly yang berniat menggunakan daster piyama di pantai.

"Kamu mau berenang atau tidur?" sindir Bagas tidak mau kalah.

"Sudah-sudah, jangan ribut lagi. Kalian norak tau nggak. Nggak pernah pergi liburan ya," lerai Karla sambil berkacak pinggang menatap mereka yang dari tadi ribut. Mengganggu dia yang sedang fokus makan saja.

"Mereka tuh yang norak," kata Sherly tidak terima dan menunjuk ke arah Davin dan lainnya.

"Kalian sama saja," timpal Karla tidak butuh pembelaan dari Sherly. Kemudian dia melanjutkan makan cemilan yang baru saja dibuka.

***

Setelah beberapa puluh menit kemudian, salah satu bus yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba. Para siswa-siswi langsung berseru sangat senang melihat bus memasuki halaman sekolah. Apalagi Sherly dan lainnya. Itu adalah bus yang akan digunakan oleh Sherly dan teman-teman. Mereka yang mendapatkan bus pertama.

"Mia, kami duluan ya," ujar Sherly dengan semangat melambaikan tangan.

"Kalian hati-hati ya," sahut Mia membalas lambaian tangan Sherly.

"Kamu Mia, omongan kamu kek kita nggak pernah bertemu lagi," kata Karla menggeleng kepala.

"Ya sudah, kalian jangan balik lagi. Aku muak sama muka kalian. Sana, pergi yang jauh. Aku tidak mau melihat kalian lagi," ucap Mia tanpa sadar karena sewot. Dia sudah berbaik hati berbasa basi sama mereka. Bukannya mereka berterima kasih.

"Ih Mia jahat. Kok gitu sih. Apa Mia sudah nggak sayang lagi sama Sherly," protes Sherly dengan mata sedih. Sherly paling tidak suka jika dijauhi teman-teman.

"Sherly, aku bukan ngomong sama kamu. Tapi sama anak songong itu. Bukannya berterima kasih malah nyolot," terang Mia sebelum Sherly menangis beneran.

"Pikir nggak suka sama Sherly lagi," kata Sherly mengusap air mata yang sempat turun satu tetes di ujung pelupuk mata.

"Anak-anak, ayo naik," panggil Bu Guru menyuruh para siswa masuk ke dalam bus.

"Sana naik," suruh Mia.

"Sherly duluan ya," kata Sherly memeluk Mia sebelum pergi.

"Hati-hati," ucap Mia. Entah kenapa perasaannya sedih melihat teman-teman yang naik bus.

'Mia, nanti kamu akan bertemu lagi dengan mereka di sana. Kamu jangan cengeng gini. Mereka bukan pergi jauh dari kamu,' batin Mia menghapuskan air mata yang ikut keluar melihat Sherly dan lainnya mulai naik bus.

Mia kembali bergabung dengan teman-teman yang satu bus dengannya. Dia ingin menyibukkan diri agar tidak memikirkan yang aneh-aneh. Tidak tahu saja jika perasaannya adalah feeling tidak bisa bertemu dengan teman-temannya lagi.

Mereka dengan semangat naik ke dalam bus. Setelah itu duduk sesuai nomor bangku yang telah diundi. Ada juga sebagian siswa siswi yang sengaja menukar nomor bangku agar bisa duduk dengan teman-teman dekat atau se frekuensi. Termasuk Sherly dan kawannya.

Bersambung …..

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Misteri Bus Setan   Bab 5. Copot

    Mark bangun dari kursi dan mendekati Bu Guru. Tubuh Bu Guru sudah mulai bergetar. Kakinya juga melemas. Bersyukur para siswa-siswi sudah berhasil dibangunkan semua."Bu, ada apa? Apa yang terjadi" tanya Mark."Itu, ada yang aneh sama sopir bus nya," ujar Bu Guru melirik ke arah sopir dengan takut-takut."Apa yang aneh sih Bu," sahut Sherly.Sherly ikut berdiri. Dia berdiri di depan kursi. Badannya harus menghadap ke arah belakang bus untuk melihat wajah Bu Guru."Kalian lihatlah keluar jendela. Diluar sangat gelap dan kita berada di tengah," suruh Bu Guru.Para siswa-siswi melihat ke arah luar. Tapi mereka tidak merasakan ada yang aneh kecuali mereka heran kenapa tidur sangat lama. "Bu, kata Pak sopir tadi ada perbaikan jalan. Jadi Pak sopir memutar arah agar kita bisa menuju ke pantai," terang Mark."Itu tidak mungkin, Mark. Ibu sudah mematikan semua itu agar perjalanan kita tidak terhambat. Tidak ada perbaikan jalan sama sekali," sahut Bu Guru."Iya, ini aneh juga. Dari tadi kita b

  • Misteri Bus Setan   Bab 4. Kecurigaan Bu Guru

    "Ini kenapa sudah malam tapi belum sampai?" tanya Mark lagi."Ini bukan malam Mark.""Maksudnya kamu?""Sekarang masih jam empat sore. Kamu lihat sendiri," ujar Sherly memperlihatkan layar handphone yang menyala ke arah Mark."Masih jam empat?" tanya Mark dengan mata sedikit silau dengan cahaya handphone Sherly yang cukup terang."Iya, aneh kan," ujar Sherly mengangguk kepala.'Ini memang sangat aneh. Mana ada jam empat sudah gelap gulita. Aku harus tanya sama pak sopir dulu,' batin Mark."Sherly, kamu tunggu di sini dulu ya. Aku mau tanya sama pak sopir nya," suruh Mark.Sherly mengangguk kepala dengan patuh. Dia akan membiarkan Mark yang akan mencari tahu apa yang sudah berlalu. Mark bangun dari kursi dengan perlahan. Berjalan ke arah sang sopir bus dengan memegang bagian kepala kursi penumpang. Dia sedikit susah berjalan karena bus masih berjalan."Pak!" panggil Mark.Sang sopir tidak menjawab. Dia hanya melihat ke arah Mark sebentar. Kemudian melihat ke arah depan lagi."Pak, ken

  • Misteri Bus Setan   Bab 3. Ada Yang Aneh

    "Saya tidak tahu Pak. Kami beneran baru sampai. Bukan saya yang datang tadi," sanggahnya."Pak, bagaimana ini? Kita harus segera menghubungi mereka. Ibu takut jika terjadi sesuatu sama mereka.""Coba Ibu telepon salah satu siswa yang ada di sana. Saya akan mencoba menelepon Guru yang bertugas di kelompok itu. Kita jangan panik dulu," ujar Pak Guru tidak sesuai dengan hatinya. Biar Bu Guru tidak ikutan panik.Mereka semua tidak bisa tidak panik. Mereka tidak tahu kenapa sopir bus datang untuk kedua kalinya. Itu sangat aneh dan diluar logika."Pak, tidak ada satupun yang terhubung dengan mereka," kata Bu Guru setelah beberapa kali menghubungi mereka."Panggilan dari saya juga tidak ada yang terhubung," sambung Pak Guru. "Apa yang harus kita lakukan sekarang Pak?""Pak, bagaimana kalau kita telepon polisi saja. Saya takut terjadi sesuatu sama anak-anak. Hal ini juga bisa mencoreng nama kami sebagai sopir bus jika ada masalah yang besar," saran sopir bus."Ini sangat aneh. Bagaimana mung

  • Misteri Bus Setan   Bab 2. Bosan

    Sherly duduk di kursi barisan kedua. Dia duduk bersebelahan dengan Mark. Di sampingnya ada Karla dan Putri. Di kursi barisan ketiga duduk Arga dengan Wisnu di belakang Sherly dan Mark. Sedangkan Bagas duduk bersama Davin di belakang Putri dan Karla.Sekarang mereka sudah siap untuk berangkat. Semua siswa siswi sudah duduk di bangku masing-masing."Anak-anak, apa barang kalian sudah dibawa semua? Apa masih ada yang tertinggal?" tanya Bu Guru memastikan lagi sebelum berangkat. Jika sudah berangkat tidak bisa balik lagi untuk mengambil barang yang tertinggal."Tidak ada Bu," sahut mereka kompak."Ingat, kalau ada barang yang tertinggal, maka jangan salahkan Ibu. Ibu sudah memperingati kalian semua. Kalian mengerti," kata Bu Guru memperingati sekali lagi."Baik Bu.""Bu, kapan bus nya akan berangkat?" tanya Sherly bosan menunggu bus bergerak. Dari tadi semuanya pada sibuk urus ini itu."Sherly, kamu bener-bener tidak sabaran sekali," tegur Karla melirik ke arah Sherly."Ih, lama sekali,"

  • Misteri Bus Setan   Bab 1. Naik Bus

    Para guru sedang memeriksa perlengkapan para siswa yang akan dibawa ke liburan ke pantai. Termasuk barang-barang yang harus mereka bawa nanti agar tidak ketinggalan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa. Mereka akan berlibur ke pantai selama tiga hari tiga malam. Acara liburan ke pantai hanya diikuti oleh anak-anak kelas dua saja. Tidak semua siswa wajib ikut, diperuntukkan bagi siapa saja yang mau ikut tanpa pemaksaan. Mereka boleh memilih ikut liburan bersama atau liburan bersama keluarga. Jumlah semua yang ikut ke pantai adalah 75 orang. Lima guru pengawas ditambah 70 siswa dan siswi. Pihak sekolah sudah memesan tiga buah bus untuk perjalanan. Mereka akan dijadwalkan berangkat sebentar lagi, pada pukul 12 siang. Lamanya waktu yang diperlukan untuk tiba disana adalah selama 4 jam. Jadi mereka nanti masih sempat melihat matahari terbenam jika tidak ada kendala sama sekali selama perjalanan. "Kenapa bus nya lama sekali, sih. Sebel deh," ngomel Sherly menghent

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status