Share

Rencana Pertama

Sudah tiga hari ini aku terbaring di ruang bercat putih ini. Selang infus juga masih terpasang di tanganku. Mama dan papa bergantian menungguiku, masih terlihat gurat cemas yang berusaha mereka tutupi melalui senyum.

Seharusnya dari hasil CT Scan, tak ada yang perlu dikhawatirkan karena tak didapati ada penyakit dalam otakku. Semuanya dalam keadaan baik, tak ada tanda-tanda adanya penyakit yang bersarang di sana.

Namun, justru itu yang membuat mama dan papa tak mengerti kenapa aku sering merasakan sakit kepala. Bahkan apa yang kualami mengenai semua mimpi itu, hingga sekarang belum terungkap. Belum ada titik terang yang bisa menuntunku ke arah sana.

Ada satu hal yang tak aku mengerti, bayangan itu semakin jelas saat diri bersama dengan Meisya. Gadis kampung yang kemunculannya saja sudah membuatku syok dan tak mengerti dengan jalan takdir dalam hidupku.

Apa mungkin Meisya sengaja dikirim oleh Tuhan sebagai penunjuk atas semua mimpiku selama ini? Jika benar, langkah apa yang harus aku t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status