Share

Tanda Kematian

"Lain kali jangan mengemis di masjid! Kita ini punya uang, kenapa tidak pesan makanan saja? Hah?!" tanya Mama dengan nada tinggi, tampak kekesalan di raut wajahnya.

"Sudahlah, Ma ... Darren pastinya juga belum begitu stabil pikirannya, mungkin saja dia masih bingung." Papa mencoba membelaku.

Sikap Mama membuatku tertegun beberapa saat. Hanya makanan pemberian dari orang di masjid pun dia se-emosi itu.

"Ya sudah, kalau Mama masih lapar bisa pesan makanan delivery. Darren mau keluar," ujarku dengan hati dipenuhi rasa kecewa dengan sikap Mama.

Aku tinggalkan mereka demi menghindari perdebatan. Apalagi kondisi tubuh ini juga memang belum begitu fit. Benar kata Papa, sepertinya setelah sadar berada di makam itu, kesadaran pikiran belum sepenuhnya pulih.

Mungkin bisa dibilang tubuh dan pikiran masih belum seratus persen sinkron.

Sejenak aku teringat pada masjid dekat rumah sakit, suasana yang kurasakan sangat berbeda. Begitu adem dan nyaman.

Pandanganku mengedar mencari keberadaan Meisya, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status