Share

Ch 2 Fitnah Adik Ipar

Penulis: Allyaalmahira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-29 06:55:26

“Aku tidak selingkuh maupun berzina, Mas. Aku berani bersumpah.”

Setelah mengucapkan itu pada Bian yang tampak tidak peduli, Hania pergi keluar. Menuju rumah sakit tempat ia memeriksakan diri.

Lorong rumah sakit tampak sepi karena sedang bukan jam besuk ataupun jam periksa. Sendirinya, Hania bingung bagaimana ia menemui dokter yang memeriksanya kemarin untuk berkonsultasi tentang hasil tesnya tempo hari.

Saat sedang menelusuri lorong dengan pikiran yang runyam, tiba-tiba–

Bruk!

Hania bertabrakan dengan seseorang, membuat tubuhnya terhuyung ke belakang.

“Ah, maaf–”

“Hania?”

Wanita itu lantas mengangkat pandangan saat mendengar namanya dan melihat seorang laki-laki bertubuh tegap dan berpenampilan rapi berdiri di hadapannya.

Hania tercengang saat mengenali pria itu. "Sean ...," ucapnya.

Pria itu melepas kacamata hitamnya. Wajahnya yang tampan tengah terkejut.

"K-kamu ... kamu apa kabar?" kata Hania lagi.

Sean hanya mengangguk dan menyahut, “Baik.”

Pandangan mata pria itu seolah menyimpan sesuatu yang tak terucapkan. Dan itu membuat Hania canggung.

Sendirinya, Hania tidak menyangka jika ia akan bertemu lagi dengan Sean usai mereka berpisah beberapa waktu yang lalu. Apalagi dengan alasan tidak mendapat restu dari orang tua Hania, yang justru mengumumkan bahwa Hania sudah dijodohkan dengan pria lain. Otomatis memaksa mereka putus kontak.

Padahal, dahulu Hania dan Sean saling mencintai.

Dulu. Mungkin. Hania berusaha untuk tidak mengkhianati suaminya, sekalipun hanya dalam hati dan pikiran.

“Kamu sakit?”

Perhatian Hania teralihkan saat mendengar pertanyaan Sean. Pria itu mengamatinya, seperti sedang mengecek apakah Hania sedang terluka.

Buru-buru, Hania menggeleng. “Tidak. Aku hanya ingin berkonsultasi,” jawabnya singkat. “Kamu?”

“Aku baik.” Sean mengangkat pandangannya, melihat bahwa ternyata arah yang dituju oleh Hania adalah arah dokter kandungan. Pandangan matanya berubah sendu selama beberapa detik, sebelum kemudian ia tutupi kembali dengan kacamata. “Kalau begitu, aku tidak akan menahanmu.”

Hania sedikit terkejut dengan sikap Sean yang kaku dan dingin, tapi memakluminya. Tidak ada yang baik untuk mereka jika tetap mengobrol seperti ini sekalipun.

“Aku permisi, Sean,” ucap Hania lembut. “Semoga kamu selalu sehat.”

“Kamu juga, Han.”

“Dan–” Sean menoleh pada Hania saat wanita itu menambahkan, “Maaf.”

Pria itu menghela napas. “Perpisahan kita bukan kesalahanmu, Han.”

Setelah beberapa detik yang canggung, mereka berpisah ke arah yang berlawanan tanpa menyadari bahwa seseorang tengah mengamati mereka sejak tadi.

Keysa, yang sejak tadi mengikutinya, tampak puas memandang beberapa foto hasil tangkapannya tadi. Gadis itu sebenarnya tidak pernah menyukai Hania dan selalu mencari-cari kesalahannya agar Bian, kakaknya, meninggalkannya.

Kesempatan mengikuti Hania pun dimanfaatkannya dan … dia mendapatkan hasil memuaskan!

“Mantan pacarkah?” gumam Keysa, mengerutkan dahi. Matanya menyipit, diam-diam menghakimi. “Kayaknya orang kaya. Apa selingkuhannya? Cih, kena tipu kamu, Mas, sama perempuan sok polos itu!”

Usai mendapatkan foto-foto tersebut, Keysa memutuskan untuk langsung pulang dan menemui kakaknya di ruang kerja.

"Mas, ternyata istri kamu itu emang bener-bener perempuan nggak baik, loh," ucap Keysa langsung usai ia membuka pintu. “Katanya mau buktikan kalau nggak selingkuh, tapi malah ketemu sama selingkuhannya.”

Bian mengerutkan kening. "Maksud kamu?"

"Coba kamu lihat ini, deh," ucap Keysa sambil mengulurkan ponselnya pada Bian, menunjukkan foto dan video yang tadi dia ambil.

Rahang Bian mengeras. Merasa marah dan terhina.

"Kurang ajar! Yang begini dibilang tidak berkhianat? Dasar perempuan munafik!" umpatnya dengan suara serak. “Aku harus membuat perhitungan dengannya nanti.”

“Oh ya, Mas,” imbuh Keysa, makin mengompori. “Pria itu sepertinya mantan kekasih istrimu.”

***

"Hasilnya masih sama, Mbak. Mbak positif hamil."

Hania terdiam. Matanya memerah dan tubuhnya terasa lemas.

"Jadi aku benar-benar hamil?” gumamnya. Hania terduduk di kursi, kedua tangannya menutupi wajahnya. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana aku hamil sementara aku … ya Tuhan tolong aku, tunjukkan padaku ada apa ini?"

Tidak ada kemungkinan tertukar atau apa pun. Bagaimana Hania bisa menghadapi suaminya nanti?

Meski begitu, karena tidak tahu harus melakukan apa lagi, Hania akhirnya memutuskan pulang ke rumah dengan perasaan lelah.

"Sudah pacarannya?"

Baru saja ia masuk ke dalam rumah, sebuah pertanyaan sudah menyambutnya. Hania menoleh dan melihat suaminya itu duduk di sofa ruang tamu.

"Mas Bian...," ucap Hania.

"Hebat kamu, ya. Setelah kamu selesai bersenang-senang bersama pacarmu, sekarang kamu pulang ke rumah suamimu? Perempuan tak punya hati," ujar Bian.

"Apa maksud, Mas?" tanya Hania, bingung.

Bian hanya mendengus dan kembali membaca koran. Hania menghela napas.

"Mas Bian, aku ke rumah sakit tadi untuk cek ulang,” tutur Hania dengan suara pelan. Ia merasa lelah. “Seperti yang tadi aku katakan–”

"Memang. Dan, ternyata kamu benar-benar hamil, kan?” tukas Bian. “Ya iyalah, Hania, kamu hamil karena kamu sudah melakukannya dengan mantan pacar kamu itu!"

Hania terbelalak.

"Astaghfirullah, Mas!"

BERSAMBUNG.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Misteri Janin Di Rahim Istriku   Ch 91 Kemenangan Sean

    Anggi berdiri tegak, matanya menyiratkan keangkuhan yang menusuk. "Bukankah aku pernah berkata, Sean? Aku tidak akan membiarkanmu bahagia. Dan sekarang, jika kau tidak bahagia, maka aku telah berhasil dalam misiku." Nada bicaranya dingin, seperti es yang menusuk tulang.Sean merasakan darahnya mendidih. Tangannya mengepal erat, ingin sekali menghantam wajah wanita di hadapannya. Namun, ia menahan diri. Ia tahu, seorang wanita bukanlah tandingannya, setidaknya dalam hal fisik."Kau benar-benar licik, Anggi," desis Sean, suaranya bergetar menahan amarah. "Kau rela melihatku menderita demi kepuasanmu sendiri."Anggi terkekeh pelan, suaranya seperti tawa iblis yang mengerikan. "Menderita? Kau terlalu lemah untuk merasakan penderitaan, Sean. Kau hanya perlu sedikit waktu untuk menyadari bahwa kebahagiaan yang kau inginkan tidak akan pernah kau dapatkan."Tatapan mereka bertemu, penuh dengan amarah dan kebencian. Udara di antara mereka terasa panas dan menyesakkan. Sean merasakan amarah men

  • Misteri Janin Di Rahim Istriku   Ch 90 Ternyata Anggi Adalah Anggi

    Beberapa hari berlalu, mencekam dan penuh harap bagi keluarga Sean. Kegelisahan menggerogoti setiap detiknya. Bayangan Anggi Indrajaya, sosok yang selama ini menjadi misteri, menghantuinya. Akhirnya, telepon berdering, memutus lamunan Vin yang kelam. Sebuah suara tenang, tetapi tegas, terdengar dari seberang.“Saya sudah mendapat informasi tentang Anggi Indrajaya, Tuan. Saat ini ia sedang berada di sebuah restoran mewah seorang diri. Suasana di sana cukup sepi, menunjukkan ia sedang menunggu seseorang atau sesuatu. Saya akan kirimkan alamat restorannya. Lebih baik Tuan menemuinya sendiri,” ucap suara itu, nada seriusnya terasa menusuk.Jeda singkat terasa amat panjang, seakan-akan waktu berhenti berdetak. Vin merasakan jantungnya berdebar kencang, campuran antara ketegangan dan penasaran Pertemuan ini, akan menentukan segalanya.Ia segera mengakhiri panggilan, menunggu pesan singkat yang menentukan nasib perusahaannya. Bayangan Anggi, dengan segala misterinya, semakin jelas dalam bena

  • Misteri Janin Di Rahim Istriku   Ch 89 Anggi Indrajaya?

    "Sean, daddy tahu apa yang terjadi. Tak perlu kau jelaskan," ujar Vin, suaranya tenang, penuh keyakinan. "Daddy datang untuk membantu. Daddy akan berbicara dengan mereka yang membatalkan kontrak perusahaanmu." Sean tercengang, matanya terpaku pada wajah sang ayah, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Tapi, Dadd ...." "Tenanglah, Sean. Semua akan baik-baik saja!" Vin menepuk bahu Sean dengan lembut, senyum hangat terukir di wajahnya. "Daddy akan memastikannya." Tatapan Sean perlahan melembut, sebuah senyuman tipis terukir di bibirnya. Seolah beban berat di pundaknya sedikit berkurang, digantikan oleh secercah harapan yang terpancar dari mata sang ayah. *** Waktu terus berlalu, setiap detiknya terasa mencekam. Vin, dengan kecepatan dan ketegasan yang luar biasa, membongkar satu per satu permasalahan pelik yang membelit perusahaan Sean. Bayangan kecurigaan mulai menggelayut, apakah ini sekadar rangkaian kesalahan, atau ada tangan jahat yang sengaja menghancurka

  • Misteri Janin Di Rahim Istriku   Ch 88 Terancam Bangkrut

    "Apakah sudah ada informasi mengenai penyebab pembatalan kontrak ini?" Suara Sean terdengar dingin, tertekan, di seberang telepon. Matanya menyipit, rahangnya mengeras, mencerminkan kegundahan yang mendalam."Belum ada informasi pasti, Tuan. Namun, kabar buruk datang lagi. Tim HC juga baru saja membatalkan kontraknya."Sean terdiam sejenak, seolah tertusuk duri tajam. Napasnya tersengal, "Apa? Lagi? Ini sudah keterlaluan! Kenapa semua ini terjadi? Saya tidak peduli bagaimana caranya, cari tahu apa yang sedang terjadi di balik semua ini!""Baik, Tuan. Kami akan segera menyelidiki."Panggilan terputus, meninggalkan Sean di tengah badai kekhawatiran. Pria yang dikenal lembut dan tenang itu kini tercabik-cabik oleh amarah dan kekecewaan. Bayangan perusahaan yang terpuruk, mimpi yang runtuh, dan masa depan yang tak menentu menghantuinya. Ia terjebak dalam pusaran pertanyaan tanpa jawaban, dihantui ketakutan akan kehancuran yang tak terhindarkan.Sean mengusap wajahnya kasar, jari-jarinya m

  • Misteri Janin Di Rahim Istriku   Ch 87 Ada Apa Dengan Perusahaan?

    Ada perubahan signifikan pada penampilan Anggi. Jika sebelumnya ia selalu tampil sederhana, kali ini ia terlihat sangat rapi dan elegan, layaknya seorang wanita karir sukses. Rambutnya tertata sempurna, pakaiannya mahal dan berkelas.Perubahan penampilannya itu semakin menambah aura misterius dan berbahaya yang terpancar darinya. Entah apa yang menyebabkan perubahan drastis ini, tetapi satu hal yang pasti, ia tampak lebih dingin dan penuh perhitungan.Setelah mengamati keluarga Sean cukup lama, Anggi meraih ponselnya. Jari-jarinya bergerak cepat, menghubungi seseorang. Suaranya terdengar dingin dan tanpa emosi, berbeda jauh dengan raut wajahnya yang penuh amarah.“Jangan menunggu waktu lama,” ucapnya dengan tatapan tajam, “Aku sangat muak melihat mereka. Secepatnya kalian hancurkan perusahaannya.” Nada perintahnya tegas dan lugas, tanpa ruang untuk penolakan.Ancaman tersirat dalam setiap kata-kata yang diucapkannya, menunjukkan niatnya untuk menghancurkan kebahagiaan keluarga Sean d

  • Misteri Janin Di Rahim Istriku   Ch 86 Kebersamaan Keluarga Sean

    Hania menanti kedatangan Sean dengan cemas. Bayangan Anggi, wanita yang telah mengusik ketenangan rumah tangganya, masih menghantuinya. Tatapannya mengikuti setiap langkah Sean begitu ia masuk kamar."Bagaimana, Mas? Kamu sudah bicara dengan Anggi?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.Sean mengangguk mantap, tetapi raut wajahnya masih menunjukkan sisa-sisa ketegangan. "Sudah, Han. Dia sudah pergi," jawabnya, kata-kata itu diucapkan dengan nada yang lebih berat daripada yang diharapkan Hania. Ada sesuatu yang tersirat di balik kata-kata itu.Hania mendesah lega, rasa syukur memenuhi hatinya. Namun, lega itu tak sepenuhnya menghilangkan rasa was-was. "Alhamdulillah," ucapnya lirih, "akhirnya hubungan kita dijauhkan dari perempuan seperti Anggi, Mas."Sean duduk di samping Hania, tangannya meraih dan menggenggam erat tangan istrinya. Tatapannya intens, mencari kedalaman mata Hania, mencari kepastian dan ketenangan. "Kamu tenang ya," bisiknya, suaranya lembut, tetapi tegas. "Tidak akan a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status