Share

15. Kejutan Untuk Arunika

“Tumben kamu di rumah?” sapa Mama yang melihat Arun masih berdiam di rumah.

“Arun agak enggak enak badan,” jawab Arunika.

“Kalau sakit cepat minum obat atau berobat ke dokter. Jangan suka melihara sakit,” saran Mama datar.

“Cuma kecapekan, Ma. Nanti juga baikan. Arun mau ke kamar dulu ya, Ma.”

Katanya enggak enak badan. Di suruh berobat enggak mau.

TOK! TOK! TOK!

“Pasti itu Bu Ijah.” Mama Arun langsung melengkah dan membukakan pintu.

“Sudah saya tunggu dari tadi, Bu. Bu, Arun lagi di kamarnya jadi nanti kita harus hati-hati buat kuenya jangan sampai dia tahu rencana kita,” bisik Bu Erika.

Bu Ijah dan Bu Erika segera ke dapur dan segera mempersiapkan suprise buat Arunika. Beruntunglah Arunika tak keluar sama sekali.

“Akhirnya selesai juga ya, Bu.b Sekali lagi makasih ya atas bantuannya. Pokoknya bulan ini gaji Bu Ijah saya kasih dobel,” ujar Mama dengan wajah sumringah karena rencananya berjalan lancar.

“Bu, tapi saya kok kawatir ya sama Mbak Arun,” celetuk Bu Ijah.

Bu Erika mengeryit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status