Share

Pembantu baru

"Aku yang akan berperan sebagai pembantu dirumahmu, Mas."

 

"Sha, semua itu tidak semudah apa yang kamu pikirin, emangnya kamu bisa bekerja sebagai pembantu? Semuanya hanya akan membuat Via curiga sama kita, Sha."

 

"Ya ... Aku bisa kok, tapi kalau seandainya hubungan kita ketauan malah bagus dong, kita nggak perlu rahasia-rahasia lagi sama istrimu itu."

 

"Salsha, tolong ngerti sedikit aja, aku akan menikahi kamu, aku juga sangat mencintaimu. Tapi kalau sekarang waktunya belum tepat, Sha."

 

"Iya aku mengerti mas, tapi izinkan aku tinggal bersamamu."

 

"Aku nggak yakin, kamu bisa mengerjakan semuanya, Sha."

 

"Kamu percaya sama aku mas, demi kamu dan hubungan kita aku pasti bisa," ucap Salsha lalu memberi kecupan dipipi Aryo.

 

"Ya sudah terserah kamu aja. Tapi ingat jangan sampai membuat Via curiga."

 

"Oke mas. Makasih." Salsha memeluk Aryo

 

'Sebentar lagi aku akan menyingkirkanmu, Via," batin Salsha. Sembari tersenyum sinis

 

"Ya sudah kamu tunggu sebentar, aku mau selesaikan pekerjaan ini dulu, setelah itu kita belanja baju-baju untuk kamu pakai nanti. Kalau penampilanmu seperti ini, Via nggak mungkin percaya."

 

"Oke!" jawab Salsha dengan semangatnya, membuat Aryo benar-benar bingung dengan jalan pikiran Salsha.

 

Setelah pekerjaan Aryo selesai, Aryo pun mengajak Salsha berbelanja. 

Salsha berpikir ia akan membeli saja yang ia mau. Namun, ia mengerutkan dahinya ketika mobil Aryo berhenti di depan pedagang baju di kaki lima.

 

Setelah semuanya selesai, pukul 4.00 sore mereka pun memutuskan untuk pulang. Salsha sebenarnya risih dengan memakai daster emak-emak yang dibelikan oleh Aryo dari pedagang kaki lima tadi. Namun, ia terus mencoba untuk bersikap biasa-biasa aja, karena takut kalau Aryo akan meragukannya dan berubah pikiran untuk mengajaknya tinggal dirumahnya.

 

"Dengan penampilanmu seperti ini, aku yakin Via tidak akan curiga," ucap Aryo saat mereka dalam perjalanan.

 

"Iya mas," jawab Salsha dengan senyuman manisnya.

 

'Aku memang harus rela berkorban, untuk menjalankan misiku." Batin Via dalam senyumannya

 

Sesampainya di rumah Aryo pun langsung mengajak Salsha untuk masuk. setelah beberapa kali mengetuk pintu akhirnya Via pun membuka pintu.

 

"Sudah pulang M—," ucap Via terpotong saat melihat siapa yang bersama Aryo, jantungnya berdegup kencang saat melihat wanita yang dibawah kerumah oleh suaminya adalah Salsha. namun, ia harus berusaha tetap tenang. 

 

'Tapi kok Salsha dandannya seperti ini?' batin Via penuh tanda tanya

 

"Via, ini Salsha dia yang akan bekerja dirumah kita." ujar Aryo pelan, 

 

"Oh, tapi tadi ... Ya, sudahlah silahkan masuk mbak." Ajak Via lalu mereka duduk diruang tamu

 

"Memang tadi ada apa?" tanya Aryo penasaran.

 

"Bukan apa-apa mas, cuma aku juga sudah menemukan orang yang akan bekerja dirumah kita, tadi Intan mengantarkan temannya kesini namanya Nuri. Tapi kalau mbak Salsha nya udah datang kesini juga nggak apa-apa, kamu masih mampu membayar gaji untuk dua orang pembantu kan, Mas?" ucap Via sambil melingkarkan tangannya dilengan Aryo. Salsha yang melihatnya seketika panas.

 

'Hebat sandiwara kalian! Tapi, kita lihat aja berapa lama kamu akan bertahan dirumahku.' gumam Via dalam hatinya

 

"Iya, masih sanggup kok. Mana yang namanya Nuri kok nggak kelihatan?"

 

"Mungkin lagi istirahat, soalnya tadi dia sudah mulai bekerja. Padahal udah dibilangin kalau mulai kerjanya besok aja."

 

"Berarti dia orangnya rajin," jawab Aryo membuat Salsha terasa terpojok.

 

"Nah betul mas aku suka dengan cara kerja Nuri. Eh, Salsha kamu pasti capek, sekarang kamu boleh istirahat dulu. Kamarnya dibelakang."

 

"Baik mbak, terimakasih ya sudah menerima saya untuk bekerja di sini." jawab Salsha hendak beranjak dari tempat duduknya

 

"Eh, tunggu Sha. Panggilnya Non aja ya, jangan mbak biar samaan sama Nuri."

 

'Enak saja panggil Mbak, kalau pembantu tetap aja pembantu,' grutu Via dalam hatinya

 

"Baik, Non." Salsha melempar senyum untuk Via. Setelah itu Salsha berjalan kebelakang menuju kamar yang dimaksud oleh Via.

 

Salsha menghela napas panjang ketika melihat kamar sempit yang harus ia tempati berdua dengan orang kampungan seperti Nuri. 

"Sempit banget, mana panas lagi." Salsha terus mengeluh

 

Karena merasa kecapean Salsha pun terpaksa membaringkan tubuhnya di sebelah Nuri. Namun, percuma ia tetap tidak merasa nyaman apalagi mendengar Nuri yang tidurnya mendengkur.

 

"Eh, bangun lo." Salsha menggoyangkan tubuh lengan Nuri. Nuri hanya menggeliat sebentar lalu kembali diam.

 

"Ini orang apa kebo sih, susah banget dibangunin" Salsha kembali mencoba membangunkan Nuri. Nuri pun mengucek matanya

 

"Ma—maaf Non," ucap Nuri yang belum mengenal Salsha

 

"Kamu gimana sih, susah banget dibangunin." 

 

"Maaf Non. Non laper? Biar aku masak sekarang ya." Nuri pun beranjak

 

"Nggak usah. Kamu masukin aja baju-bajuku ke dalam lemari itu," tunjuk Salsha pada lemari kecil di samping ranjang mereka

 

"Loh, emangnya Non siapa? Kok bajuny mau disimpan di sini?" tanya Nuri bertambah heran

 

"Udah lo nggak udah banyak tanya! Kerjain aja kenapa."

 

Saat Nuri sedang kebingungan, Via pun datang menghampiri mereka.

"Nuri, kamu ngapain?" tanya Via melihat Nuri yang sedang menyimpan baju-baju Salsha ke dalam lemari.

 

Seketika Salsha yang sedang santai dengan ponselnya menjadi gugup.

 

"An—anu Non, tadi Nuri mau bantuin, udah dibilangin nggak usah dianya masih aja mau menyimpan baju aku Non." ucap Salsha wajah panik

 

Mendengar Salsha memanggil Via dengan sebutan Non, Nuri pun baru menyadari kalau Salsha juga seorang pembantu "Eh, enak saja lo kan yang nyuruh-nyuruh aku tadi."

 

"Bohong Non." kilah Salsha cepat

 

"Sudah-sudah, jangan pada ribut. Seharusnya kalian tuh akur, agar bisa kerja sama." 

 

"Maaf Non," ucap Nuri pelan, begitu juga dengan Salsha

 

"Nuri, kenalin ini Salsha. Dia juga bekerja disini," jelas Via 

 

"Iya Non." Nuri menganggukkan kepalanya

 

'Haha gayanya sok-sokan ternyata pembantu juga.' dalam hati Nuri tertawa 

 

Setelah Via pergi meninggalkan kamar mereka, Salsha dengan tatapan sinisnya menuju lemari untuk melanjutkan menyimpan bajunya yang belum diselesaikan oleh Nuri. Sementara Nuri mencibir lalu beranjak keluar 

 

'Awas kamu, kalau nanti aku sudah jadi nyonya besar dirumah ini, akan ku singkirkan pembantu songong ini.' 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status