Home / Sci-Fi / Mr Genius / 1. Sebuah Kutukan

Share

Mr Genius
Mr Genius
Author: Zaida Snow

1. Sebuah Kutukan

Author: Zaida Snow
last update Last Updated: 2022-11-17 22:57:13

"Geon Arthur Yildiz, dengarkan! Suatu saat kamu akan merasakan sama persis dengan apa yang dirasakan putriku Anastasya Stanford, camkan itu!"

Alicia Stanford meraung pilu berderai air mata sembari telunjuknya mengarah ke sosok remaja tanggung dengan usia sekitar lima belas tahun yang duduk meringkuk dihadapannya. Geon Arthur Yildiz tak sanggup lagi membendung air mata yang sedari tadi mendesak dan akhirnya bobol oleh kalimat tajam Alicia. Arthur hanya ingin berbicara dan memeluk Anastasya namun tubuh kaku berlumuran darah itu di dalam dekapan Alicia yang tak sekalipun membiarkan orang lain menyentuhnya.

Hidup Alicia Stanford seakan - akan telah berakhir, dunianya hancur mendapati putri cantiknya telah tergeletak tanpa nyawa. Darah menggenang hampir di seluruh lantai. Air mata yang tumpah tak dapat mengembalikan nyawa Anastasya. Nadi yang putus ditangannya tak dapat ditautkan lagi, terlambat.

Dan selembar pesan yang tertulis pada kertas putih disisi jasad itu bagai sederet pegunungan yang ditimpakan ke tubuh Arthur yang akan dibawa sepanjang perjalanan kehidupannya. Alicia meraih kertas itu lalu melemparkannya ke hadapan Arthur dengan tatapan dingin dan menusuk. Tubuh Arthur berguncang , hatinya hancur.

Dear Gean Arthur Yildiz sahabatku, seluruh perasaanku adalah milikmu. Maafkan aku tak sanggup lagi menjadi sahabatmu. Maafkan aku menginginkan kita lebih dari itu. Dan hidupku tak ada artinya lagi saat ternyata hatimu bukan milikku,(Anastasya Stanford) 

"Arthur, kamu membunuhnya. Kelak kamu akan merasakan yang sebanding dengan ini!" ucap Alicia berulang kali. Dia benar-benar telah hilang kendali mendapati putrinya harus pergi untuk selamanya dengan memotong nadinya sendiri. Alicia hanya bisa menyalahkan Arthur.

"Hentikan ocehanmu Alicia, aku tau hatimu hancur dan kami juga begitu , tapi ini bukan salah Arthur,. Berhenti menudingnya. Anakku tak ada hubungannya dengan ini. Arthur sangat menyayangi Anastasya , semua tahu itu!"

Sosok wanita anggun nan cantik memasuki kamar itu dengan wajah agak kemerahan, antara sedih dan juga marah atas kematian Anastasya dan sikap Alicia yang menyalahkan putranya. Suara indah  wanita empat puluh tahunan itu bergetar tapi tegas, dialah Stefanie Yildiz Ibu dari Arthur.

Stefanie bergegas menghampiri Arthur yang bersimpuh di sudut kamar sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Tubuh Arthur begetar menahan gejolak besar di dalam dirinya lalu, ia luruh tak berdaya dalam pelukan sang ibu.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi dan ini adalah kesalahanku," suara-suara itu menggema di kepala Arthur.

Stefani memapah Arthur keluar dari kamar Anastasya. Ia mengumpulkan sisa-sisa ketegaran untuk dapat melangkahkan kaki dengan menegakkan kepala seolah-olah ia wanita yang begitu tegar. Anastasya sudah seperti anaknya sendiri sungguh kejadian ini sangat menyayat hatinya.

"Arthur, kau akan merasakan apa yang dirasakan Anastasya. Sekali lagi ingat itu!!" raung Alicia. Ia masih saja gelap mata menyalahkan Arthur.

Stefanie tak bisa menahan lagi emosinya melihat keadaan Arthur yang tidak stabil dan terguncang. Ia mendudukkan kembali Arthur lalu berjalan ke arah Alicia dan membisikkan sebuah kalimat beracun di telinga Alicia. Bibir Stefanie bergetar mengingat tak seharusnya ia mengucapakan kalimat yang akan menambah luka Keluarga yang sedang berduka.

"Cukup, ingatlah bagaimana suamimu juga meninggal bunuh diri karena kau terpergok selingkuh Alicia, itu semua karena kesalahanmu, kau menghianatinya. Anastasya sangat rapuh sama seperti ayahnya tapi kau sangat sibuk dan tidak disampingnya. Putraku tak bersalah jadi berhenti menyalahkannya."

Stefanie meninggalkan kamar Anastasya sambil memeluk dan memapah Arthur. Tangis Alicia makin tak terkendali . Roland Stanford yang sedari tadi berdiam terpaku duduk di pembaringan, bangkit menghampiri sang ibu dan jasad adiknya , memeluk keduanya lalu menumpahkan seluruh stok airmata yang dia miliki. Kegagahannya luruh sudah tak berbentuk.

Sementara itu gejolak dalam diri Arthur mulai mereda dalam pelukan sang ibu yang tenang. Sebelum melewati pintu ia sempatkan menoleh ke dalam menatap jasad Anastasya untuk yang terkahir kalinya. "Anastasya aku menyayangimu." 

*Bersambung

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alvin Ms
sangat drmatis
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mr Genius   87. WE ARE KING AND QUEEN!

    New York City, Negara Bagian New York, Amerika Serikat.Gedung New York Police Departement (NYPD) tiba-tiba berubah gelap dan senyap, tidak ada lagi suara tembakan, ledakan maupun teriakan. Hanya suara erangan kesakitan yang sesekali terdengar memecah kesunyian. Para polisi, pejabat dan staff gedung NYPD yang masih tersisa memilih untuk berdiam sepi. Jiwa mereka terguncang melihat akibat dari keganasan senjata aneh dan misterius yang belum dapat bisa diidentifikasi. Mereka hanya melihat bayangan hitam kecil serupa lalat beterbangan, lalu tiba-tiba saja tubuh-tubuh bergelimpangan di mana-mana, tembok-tembok jebol di sana sini, bahkan dinding plat baja meleleh layaknya benda cair. Lalu, para robot bersenjata tiba-tiba muncul dari segala penjuru, menyingkirkan siapa saja yang berusaha menghalangi jalan mereka. Karena suasana yang mencekam dan tidak terkendali, pihak pusat pentagon yang baru mempelajari situasinya, segera mengirim pesan untuk para pejabat, staf dan para personil NYPD aga

  • Mr Genius   86 The nano bots

    *****Astrogan Corporation*****.Di luar gedung megah Astrogan, tampak suasana sangat ramai. Mobil polisi berjajar mengelilingi seluruh halaman, tak ketinggalan beberapa mobil lainnya dari CIA dan pasukan khusus Delta force.Arthur dan Chen tidak melakukan perlawanan sama sekali, mereka menyerahkan diri begitu saja. Padahal jika mereka mau, tentu saja mereka bisa kabur dengan mudah. Kali ini Arthur dan Chen sadar kalau mereka telah melakukan banyak pelanggaran yang di larang negara federal. Bahkan mereka telah menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan dengan mengabaikan surat dari Menteri Pertahanan yang mengundang mereka untuk datang layaknya tokoh terhormat. Itu menambah catatan buruk kedua pentolan Astrogun tersebut. "Arthur, kita bisa kabur dengan mudah selama persediaan nanobots mencukupi," bisik Chen santai, di antara pasukan khusus yang menggiring mereka menuju ke mobil NYPD."Cukup, Chen. Kita akan menyelesaikan ini baik-baik. Kamu tahu, menteri pertahanan sangat ingin bicara d

  • Mr Genius   85. Baby Sitter tampan

    Pagi yang hangat di musim semi.Arthur dan Chen duduk berhadapan di bar room. Sebuah meja besar memisahkan mereka. Di atas meja itu teronggok selembar kertas berstempel resmi Kementerian Pertahanan Amerika (Pentagon)."Menteri Pertahanan meminta waktumu. Ia ingin berkunjung langsung ke Astrogun atau kamu sendiri yang datang ke kantornya, tentukan waktumu," Chen membuka suara memecah keheningan di antara mereka.Arthur meraih lembaran kertas di atas meja itu lalu meremasnya hingga tak berbentuk, "Aku akan menghadiri pernikahan Kamila dan Adam, aku tak bisa di ganggu," Ketus Arthur tak bersemangat. Pasti hal yang sangat penting, tapi ia tak perduli dan suntuk."Anda terlihat tak bersemangat Mr Yildiz. Apakah ada aral dan rintangan yang menghadang perhelatan semalam?" celetuk Chen usil. Ia melihat saat Arthur membopong Heilen ke kamarnya semalam, seharusnya hari ini Arthur berbahagia, pikirnya.Arthur terdiam dan melu*mat bibirnya sendiri, sedikit kesal mendengar celoteh Chen. Terbayang

  • Mr Genius   84. I want you

    Situasi memang kacau di Venue B, namun sebagian tamu tak ingin beranjak. Mereka menganggap ini momen yang sangat langka. Sebab itu banyak dari mereka yang mengabadikannya."Teknologi persenjataan macam apa lagi itu?" desis salah satu dari mereka.Gerald cs memendam amarah yang begitu dalam melihat keadaan Louis. Aaron kakak Louis menghambur tanpa sepatah kata, menghampiri Louis dan menegakkan tubuhnya perlahan.Bersamaan dengan itu Arthur muncul di dampingi Heilen, Bend Akiro dan timnya. Para pria berseragam jas safari hitam yang semuanya memiliki aura pembantai. Heilen melangkah anggun di samping Arthur. Semua mata tertuju pada mereka dengan nyali yang ciut."Orang kepercayaannya saja sedemikian ganasnya, Bagaimana lagi jika ia Astrogun King-nya," orang-orang berceloteh.Chen berdiri tegar menunggu reaksi musuh-musuhnya dengan tubuh lemah Melinda yang bersandar di dadanya. Ia tak menyadari kehadiran Arthur."Apa yang sudah aku lewatkan?" celetuk Arthur memecah ketegangan yang ada.Ch

  • Mr Genius   83. Night Fury

    Disaat Chen membara oleh amarahnya, Arthur sedang berbincang-bincang dengan para eksekutif dari beberapa perusahaan besar yang pernah menjalin kerja sama dengan Astrogun di Venue E."Hai anak muda, apakah ada hewan peliharaan buasmu yang sedang lepas? berhati-hatilah," tegur sebuah suara yang terkesan riang, sedikit kocak namun syarat makna dan mengandung ancaman besar di dalamnya.Arthur menoleh ke sumber suara yang terdengar begitu dekat di belakangnya. Ia cukup terkejut mendapati Edwin Smith big boss ELEXTRA yang berdiri santai menunggu reaksinya."Mr Smith, senang bertemu dengan anda senior, "sahut Arthur sopan kepada pria yang seumuran dengan Alexander Yildiz ayahnya itu.ELEXTRA adalah salah satu perusahaan yang memproduksi mobil canggih berbasis AI dan bertenaga listrik, mirip Tesla." Geon Arthur Yildiz, kami sangat terkesan dengan anda dan Astrogun. Bahkan orang tua ini adalah salah satu pengagummu. Tapi bisakah anda tak mengganggu ELEXTRA dengan hewan-hewan buas peliharaan

  • Mr Genius   81. Go Publik

    New York CityIringan tiga super car memasuki mansion Arthur di New York sore ini.Chen dan Melinda keluar dari salah satu super car, sisanya adalah para bodyguard."Mansion ini seperti istana dan dia tinggal sendirian di sini, kasihan sekali," gumam Melinda."Sekarang dia ditemani Heilen, kekasihnya. Berkenalanlah nanti dengannya,""Oh, Heilen itu nama seorang wanita kan?""Hahahhaha, tentu saja. Dia bukan gay seperti yang kalian gosipkan.""Baguslah. Awalnya ku kira kalian pasangan,""Apa yang kamu pikirkan?! Itu hal paling gila yang pernah ku dengar. Aku tak bisa melupakan jeritan indahmu kemarin malam, ataukah itu tak cukup untuk membuktikan aku penikmat wanita?" goda Chen sembari memperlambat langkahnya agar Melinda tak tertinggal."Kamu sangat berpengalaman, terimakasih atas service-mu yang memuaskan dan membuat pengalaman pertamaku jadi begitu berkesan,"tukas Melinda tak mau kalah." Hei, kau?! "Chen dibuat kesal dengan kalimat Melinda yang provokatif.Awas, berhati-hatilah Me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status