Suasana di dalam mobil menjadi hening. Rania tak ingin memulai percakapan karena takut salah bicara. Apalagi sang Direktur rupanya selalu mencari kesalahan gadis itu. Mustahil baginya untuk bicara lebih dulu.
“Ada apa dengan gadis ini?Mengapa wajahnya kaku ketika di dekatku?Apa aku ini terlihat seperti monster yang akan memakannya hidup-hidup?” batin Raka bertanya-tanya.
Kedua anak muda ini terhanyut dalam pertanyaan mereka masing-masing. Ingin mengungkapkan langsung,namun merasa gengsi. Sudah tiga puluh menit mereka dalam perjalanan,namun tak satupun dari mereka yang mau bicara.
“Apa dia gengsi mau bicara duluan?Mengapa aku tak lebih dulu bertanya padanya?Ah...tidak,aku tak akan melakukan hal itu!Aku seorang pria tampan dan juga kaya,mustahil bagiku untuk bicara lebih dulu!” batin Raka seakan menolak untuk menyapa Rania lebih dulu.
Dengan ekor matanya,sang Direktur mencuri-curi pandang menatap Rania.
Raka tak menyadari jika gadis itu menyadar
Rania mengelus dadanya dan menahan semua rasa sakit dan malu. Sang Direktur tak menampakan sedikit pun rasa penyesalan pada gadis itu. Hatinya keras bagaikan batu. Tak hanya sampai disitu,Tuan Arogan ini sepertinya masih melanjutkan ucapannya yang tajam bagaikan mata pisau. “Mengapa kamu hanya diam saja disitu?Apa aku harus perlu mengulangi setiap ucapanku!Kau benar-benar tak mempelajari bagaimana kesalahanmu!” bentak sang Direktur sambil berjalan keluar kafe. “Tunggu,Tuan Raka!Aku minta maaf.” Lagi-lagi Rania minta maaf dengan nada memohon. Raka menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Rania. “Harus berapa kali aku katakan padamu,hah!Aku tak ingin mendengar kata maaf yang keluar dari mulut gadis sepertimu!Kau benar-benar tak belajar dari kesalahanmu!Kata maaf itu tak akan menyelesaikan masalah!Apa kamu paham!Dasar gadis bandel!” bentak Raka lagi. Ia pun melanjutkan langkahnya menuju mobil. Sementara Rania masih berdiri saja disitu. Ia sea
Rania masih terlarut dalam khayalannya. Ia merasa ingin lari dari kenyataan ini.“Bagaimana aku bisa bertindak bodoh seperti itu?Pria arogan itu dengan bangganya mengancam dan mempermainkanku!Rania...Rania...ayo berfikirlah!Temukan ide agar kau bisa merasa lega kembali!” Rania terlihat berfikir keras.Rupanya sang Direktur tak main-main dengan ucapannya. Ia terlihat sangat geram pada Rania. Gadis ini terlihat seperti mempunyai tekanan batin.“Atau...aku akan merayunya?Apa?Merayu?Itu terdengar sangat vulgar!Lebih tepatnya, aku akan membujuknya,” Rania bicara sendiri.Gadis ini mengumpulkan segenap keberanian untuk menemui sang Direktur.“Aku harus bisa membujuknya!Itu akan terasa lebih baik. Jika melawannya sekarang,itu tak akan mungkin!Pria itu kan pandai mengancam!” Rania meyakinkan diri.Gadis ini sepertinya terlihat khawatir dengan ancaman Raka. Ia bergegas menyusul Tuan Raka.Dengan langka
Kring,kring,kring.Suara alarm berbunyi.“Astaga,aku harus segera mandi dan langsung ke kantor!Aku kan punya janji dengan Tuan Arogan itu!” wajah Rania panik. Ia segera bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi.Gadis ini terlihat sangat buru-buru. Ia sampai lupa mengambil handuk.Tubuhnya telah di guyur air. Setelah selesai mandi,Rania baru sadar jika ia tak membawa handuk.“Dasar ceroboh!Lalu bagaimana aku keluar tanpa handuk?Benar-benar penglupa!” keluh Rania sambil menyalahkan diri.Tanpa berfikir panjang,gadis ini terpaksa memakai baju tadi untuk menutupi tubuhnya.“Sepertinya,aku harus memakainya lagi.” Raut wajahnya kesal. Rania langsung saja memakai baju itu.Setelah itu,ia langsung mengganti pakaian seperti biasa dan apa adanya. Ia tahu,tak perlu memakai baju bagus ke kantor karena sang Direk
Rania mendapat banyak pekerjaan dari sang Direktur. Dia tak henti-hentinya di perintah oleh Raka.“Cepat buatkan aku segelas kopi!Ingat,jangan sampai salah!” Raka menatap tajam.Seketika tatapan Raka membuatnya tunduk. Tak berani membalas tatapan mematikan itu. Sungguh sangat mengerikan,'fikir Rania.'Gadis ini pun pergi ke dapur untuk membuatkan sang Direktur kopi.“Tatapan apa yang sedang dia tunjukan padaku?Aku seakan hilang kendali memikirkan pria aneh itu!” keluh Rania sambil mencari gula dan kopi.Dia terlihat sangat kesal karena tak henti-hentinya diberi pekerjaan oleh Raka.“Bagaimana dia bisa melakukan ini pada karyawan?Dia benar-benar tak punya hati!Jika saja tak menanda tangani perjanjian itu,aku pasti sudah bahagia diluar sana!Disini sangat membosankan!” Rania menyalahkan diri.Tanpa sadar,gadis ini memasukan garam di dalam kopi. Dia terlihat sangat kesal samp
Raka tak ingin mengatakan langsung apa yang dilihatnya kemarin malam. Dia berfikir jika Rania di jemput oleh pria hidung belang seperti sebelumnya. Sang Direktur tak tahu jika Rania memiliki supir pribadi. Ia hanya tahu,bahwa Rania adalah gadis kalangan bawah dan biasa-biasa saja. Penyamaran Rania benar-benar nyaris sempurna, dari busana dan gaya berpakaian yang terlihat sederhana bisa menipu orang lain yang melihatnya. Padahal gadis ini bukanlah orang sembarangan. Ia adalah Putri Tunggal pewaris group bisnis terbesar kedua se-Asia,PT.CNN IT yang berdiri dibidang Teknologi. “Mengapa masih berdiri disini?Cepat ambilkan laporan yang ada di ruangan Bara!” perintah Raka. “Tapi...anda belum menjawabku,Tuan Raka!” Rania dengan nada memohon. “Cepat keluar dari sini dan lakukan pekerjaanmu!Jangan membuatku mengulangi ucapanku!” Raka menolak untuk menjawab pertanyaan Rania. Dengan perasaan sedih, gadis ini berusaha untuk tetap kuat mengerjakan perintah sang At
Kedua mata saling menatap satu sama lain. Rania masih belum mendapat jawaban pasti atas pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Begitu pun Raka,ia tak tahu apa yang terjadi padanya. Semua terjadi diluar kendalinya. Pria ini terlihat sangat penuh belas kasih pada Rania. Raka merasa bersalah atas perbuatan kasarnya pada gadis ini. “Hei,mengapa menatapku seperti ini?” tanya Rania canggung. Sontak saja Raka kaget. Namun pria ini sama sekali tak marah atau punmembentak Rania. Raka sadar akan kesalahannya pada gadis ini. “Maafkan aku. Bagaimana dengan kepalamu?Apa masih terasa sakit?” tanya Raka perlahan. “Apa aku tak salah dengar?Si Arogan minta maaf padaku!Sepertinya aku sedang bermimpi sekarang!Mana mungkin pria angkuh sepertinya bisa mengatakan hal itu!Tidak...Rania, kamu pasti sedang bermimpi!” batin gadis ini seakan tak percaya. “Hei,mengapa melamun?” Raka menyapa. “Aku baik-baik saja,Tuan Raka.” Jawabnya singkat. “Bagusla
Setelah kejadian itu,sang Direktur selalu bersikap aneh. Ia tak berani menatap wajah Rania ketika bertemu.“Apa yang terjadi denganku?Mengapa aku terlihat sangat bodoh ketika bertemu wanita itu?Ah...ini benar-benar membuatku gila!Mata gadis itu,benar-benar menyihirku!Mungkin benar,dia memang penyihir para pria!” Raka semakin berfikir tak jelas.Tok,tok,tok.Ada seseorang yang mengetuk pintu.“Siapa itu?Jangan...jangan...gadis penyihir itu yang datang!” Raka seakan penuh curiga.Mengapa Raka selalu mengaitkan sesuatu hal yang terjadi berhubungan dengan Rania?Fikiran sang Direktur benar-benar kacau dan tak jelas.Walaupun dalam keadaan seperti itu. Namun,Raka tak ingin mudah terbaca gerak-geriknya oleh Rania.“Siapa?” tanya Raka.“Aku,Bara. Boleh aku masuk?” serunya yang masih ada di luar.“Masuk saja!” jawab Raka.Akhirnya,Bara langsung masuk ke ruan
Si Cowok Arogan tak ingin terlihat lemah di hadapan Rania.“Gadis itu benar-benar pandai bicara. Dia mempunyai semua jawaban atas setiap pertanyaanku. Bagaimana aku bisa membungkam gadis cerewet itu,ya?” tukas Raka sambil memikirkan cara.Tiba-tiba Galih datang dan menepuk pundak Raka.“Hei,Kak. Lagi ngapain sih?Aku selalu melihatmu menghayal akhir-akhir ini. Kakak kenapa sih?” tanya Galih menatap bingung.“Kamu ngagetin aja. Siapa bilang Kakak melamun. Kamu asal bicara aja. Lagian,kamu ngapain kesini?” pungkas Raka.“Kakak itu selalu nggak mau jujur. Tetap saja mengelak. Aku jadi heran!Aku kesini mau minta tanda tangan,Kak.” Jawab Galih menatap heran.“Sini berikan berkasnya. Kakak tanda tangan sekarang. Setelah itu, kau jangan muncul lagi ke ruangan Kakak. Mengerti!” Raka dengan nada peringatan.“Iya,Kak. Bawel deh. Galak amat sama adik sendiri,” jawab Galih ter