Share

# 8 Mulai Suka

Di dalam kamar mandi, Malik masih tak enak hati apabila terlalu lama menyusahkan orang lain, terlebih lagi dia harus segera menemui orang terkasih yang ia tinggalkan. 

"Pasti semua orang mengira kalau saya sudah meninggal, hahaha". Malik teringat dengan semua yang ia lalui.

"Pokoknya saya harus cepat sembuh agar segera pulang dari sini". Ucap Malik meyakinkan diri sendiri untuk segera pulih dari luka di tubuhnya.

Setelah Malik selesai membersihkan tubuh dari segala kotoran yang melekat, ia beristirahat di kamar bekas gudang yang terletak tak jauh dari kamar mandi. 

Malam telah larut, suara burung hantu semakin lirih menyayat hati.

"Tolong". Suara teriakan membangunkan Malik yang tertidur.

Sejurus kemudian Malik keluar dari kamarnya.

"Ada apa neng". Tanya Malik kepada neng Ayu yang tengah ketakutan.

"Itu ada tikus, tolong singkirkan". Pinta neng Ayu kepada Malik sembari menutup matanya dengan telapak tangan.

"Oalah tikus, kirain hantu, haha". Malik berusaha menghibur neng Ayu.

"Cepetan ih buang tikusnya". Pinta neng Ayu mengiba.

"Iya nih saya buang". Sahut Malik berjalan menuju tempat tikus bersembunyi.

"Dimana neng tikusnya, kok di sini ga ada". 

"Di bawah kompor itu". 

"Ga ada neng, saya sudah lihat ke sela-sela juga ga ada hewan, neng liat sendiri nih kalo gak percaya". Ujar Malik kesal.

Melihat Malik yang tidak menentukan apa-apa, neng Ayu pun melihat sendiri lebih dekat ke bawah kompor. Di saat hendak jongkok ke bawah neng Ayu menyenggol pisau.

"Aw?". Lirih neng Ayu kesakitan.

"Kenapa neng". Tanya Malik prihatin.

"Kena pisau A tangan Ayu". Jawab Ayu sembari meniup luka di jari manisnya.

Melihat itu dengan refleks Malik mendekati neng Ayu dan langsung menghisap luka gores yang ada di jari manisnya.

Neng Ayu kaget dan salah tingkah.

"Udah A gak usah". Neng Ayu berusaha mengelak.

"Bentar lagi neng, biar darahnya gak keluar lagi takut infeksi". Jawab Malik dengan pelan.

Tanpa diduga Neng Ayu memperhatikan wajah Malik.

"Ganteng juga yah Aa Malik". Lirih neng Ayu dalam hatinya yang kian tumbuh bunga-bunga bermekaran.

"Gimana neng udah baikan". Tanya Malik  mengagetkan neng Ayu yang sedari tadi tak jemu-jemu menatap wajah ganteng Malik.

"Eh iya Aa Malik genteng". Sahut neng Ayu keceplosan dengan tersipu malu.

"Terimakasih neng". Jawab Malik sembari tersenyum lebar.

Melihat hal itu pipi neng Ayu langsung berwarna merah, menandakan sang tuan sedang kasmaran.

Angin malam terasa begitu sejuk membelai lembut dua pasang mata yang beradu pandang. 

"Astaghfirullah, sudah yah neng saya mau ke kamar dulu". Ucap Malik ketika sadar bahwa hal itu tidak baik dilakukan, apalagi Malik sadar diri bahwa dirinya hanya menumpang hidup dengan keluarga neng Ayu.

Di dalam kamar, neng Ayu tak bisa menutup matanya. Wajah tampan Malik selalu terbayang. 

"Ah kenapa aku ini". Ucap neng Ayu menanyakan diri sendiri apakah mungkin dia sedang jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Pokoknya saya harus membuang cinta itu, apa lagi harus suka sama orang yang baru kenal". Neng Ayu masih tak mau jujur dengan perasaannya sendiri.

Kemudian ia mengatur nafas, merilekskan tubuh agar semua pikiran tentang Malik dapat tersingkirkan dan ia dapat tidur dengan nyenyak.

"Ah sialan kenapa wajah Aa Malik masih ada di pikiran ini". Ucap neng Ayu kesal pada dirinya sendiri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status