Share

#7 Keluarga Unik

"Mayat siapa neng". Tanya ibunya dengan lantang.

"Bukan apa-apa Bu cuma mayat kucing". Bapak berpeci hitam berusaha menyembunyikan kebenaran.

"Oh kucing, kirain mayat orang". Sahut ibu sembari menggoreng ikan.

"Iya Bu, ga mungkin juga kan bapak yang baik gini bunuh anak orang, hahaha". Bapak itu berusaha lebih meyakinkan istrinya dengan bercanda.

"Awas loh pak kalo bapak nyembunyiin sesuatu, ibu hajar nanti". Ancam istrinya sembari mengiris bawang putih.

"Iya Bu bapak ga bakalan nyembunyiin sesuatu, apalagi nyembunyiin istri muda, hehehe". Canda bapak.

"Aih Bapak omongannya di jaga yah, jangan buat ibu makin curiga". Lanjut istrinya mengancam.

"Ngga bu, itu hanya candaan bapak, jangan ibu masukkan ke hati, mending di masukkan ke paru-paru biar bapak selalu jadi separuh hati ibu". Bapak berpeci berusaha menenangkan istrinya dengan merayu.

"Bapak bisa aja". Sahut istrinya tersipu malu.

"Bapak mayatnya idup lagi". Teriak lagi anak gadis itu untuk kedua kalinya.

Seketika membuat bapak dan ibunya tanpa pikir panjang langsung melihat kepada sumber suara.

"Mana neng mayatnya?". Tanya ibu setelah sampai di belakang rumahnya.

Melihat istrinya yang begitu penasaran, sang bapak masih berusaha untuk menutup-nutupinya.

"Udah ibu di dapur aja sana, siapin makan siang untuk kita". Suruh bapak kepada istrinya.

"Ngga pak, ibu masih penasaran, mana neng mayatnya?". Tanya ibu dengan begitu antusias.

"Itu Bu". Sang anak menunjuk ke arah sosok hitam di pojok gudang.

"Astaghfirullah pak ada hantu". Sang ibu terkejut melihat tubuh terlentang Malik dengan luka di sekujur tubuhnya.

"Saayya masih hidup Bu". Lirih Malik terbata-bata di pojok gudang dengan posisi terlentang.

"Alhamdulillah masih hidup pak". Ucap syukur sang anak gadisnya.

Setelah mereka tahu bahwa Malik masih mempunyai nyawa, tak lama kemudian mereka membawanya ke dalam rumah untuk diberi obat-obatan dan makanan.

"Ini nak dimakan dulu buburnya''. Pinta ibu menyuruh Malik untuk makan.

Malik yang memang sudah lama tak merasakan makanan langsung memakannya dengan lahap.

"Pelan-pelan nak masih banyak kalau kurang". Ujar sang ibu melihat Malik seperti orang kelaparan yang tidak makan berminggu-minggu.

"Mungkin orang ini penjahat yang kabur pak". Ucap anak gadisnya .

"Huus ga boleh soudzon neng itu ga baik, mending kita tanyakan langsung kepada orangnya". Sahut bapak.

"Namanya siapa nak?". Tanya bapak kepala Malik.

"Saya Malik pak". Sahut Malik dengan pelan.

"Malik orang mana, kok bisa ada di mobil bapak". Lanjut bapak bertanya.

"Saya orang rantau pak asal Padang, sekarang kuliah di ITB, kemarin saya di culik orang hampir dibunuh untung ada mobil bapak kalau tidak mungkin saya sudah tinggal nama". Tutur Malik perlahan mulai lancar berbicara.

"Astaga kok bisa nak". Ibu mulai penasaran dengan cerita Malik.

"Saya pernah bertengkar dengan seseorang mantan pacar teman saya Bu, karena dia bertindak kekerasan, mungkin karena kejadian itu dia dendam, sakit hati dan kemudian menculik saya untuk dihabisi". Tambah Malik.

"Sampai segitunya yah anak muda zaman sekarang, ga mikir panjang akibatnya". Sahut ibu sembari menyiapkan Malik pakaian.

"Ini nak pakai baju bapak biar ga kedinginan". Ujar ibu.

"Baik Bu, terimakasih atas pertolongannya". Sahut Malik menunduk tak enak.

"Sudah yah nak untuk sementara nak Malik boleh istirahat dulu di rumah kami untuk memulihkan kondisi tubuh nak Malik, kalau perlu sesuatu nanti panggil saja bapak, ibu atau neng Ayu anak bapak ini". Jelas bapak sembari menunjuk ke arah anaknya yang sedang duduk di belakang.

"Baik pak, sekali lagi terimakasih banyak maaf sudah merepotkan bapak dan ibu". Ucap Malik berterima kasih.

"Permisi neng, kamar mandinya sebelah mana yah". Tanya Malik kepada Ayu yang sedari tadi duduk di depan TV sembari mengerjakan tugas sekolahnya.

"Lurus saja A nanti ada dapur terus belok kiri". Sahut neng Ayu.

"Terimakasih neng". 

"Sama-sama A". Pungkas neng Ayu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status