"Bun, kak Jihan ke mana?" Tanya Kiara yang tidak mendapati Jihan bersama Bundanya.
"Lagi istirahat sayang. Tadi habis bantuin Bunda masak, dia langsung ke kamarnya katanya cape terus agak pusing, jadi dia mau istirahat biarin aja jangan diganggu kasihan," Jawab Aleta.
"Oh, pasti sama kak Tian ya, Bun?" Tanya Kiara.
"Nggak, sendirian kok. Kakakmu justru belum pulang, kata kakak ipar kamu, katanya ada kelas tambahan dari dosennya kan seminggu gak masuk," Jawab Aleta. Sambil menonton serial televisi kesayangannya, sementara Kiara hanya manggut-manggut mendengar jawaban sang bunda.
Sementara itu dikamar, Jihan masih menangis matanya sudah bengkak, setelah melihat instagram Sandra ada photo Septian dan Sandra yang terlihat mesra.
"Dasar cowok! Semua sama aja janjinya memang gak bisa dipegang," Ucap Jihan dalam isak tangisnya, Jihan pun kembali menangis dan mematikan ponselnya karena dia ti
Sementara itu dikamar kini Jihan dan Septian pun menikmati makan malamnya, setelah makan Septian pun membersihkan diri sedangkan Jihan berbaring diranjang sambil membaca novel favoritnya, tak lama Septian pun selesai membersihkan dirinya dan sudah memakai piama tidurnya, lalu dia pun mengambil buku yang dia beli di toko buku tadi, dan Septian pun duduk diranjang disamping Jihan, lalu dia memberikan buku yang tadi beli. Septian pun membelikannya untuk Jihan. Karena dia tahu Jihan pasti akan membutuhkannya juga"Ini, aku membeli buku ini karena pasti kau membutuhkannya juga, Yang. kamu dan Sandra kan satu jurusan, jadi kamu gak usah nyari-nyari lagi nanti." Setelah memberikan buku itu, Septian pun mengecup kening Jihan dengan lembut. Jihan pun tersenyum karena memang dia sangat membutuhkan buku itu untuk membuat bahan skripsinya, rencananya besok dia akan mengajak Maura untuk membelinya di toko buku."Makasih Sep. Aku memang butuh bang
Brukktiba-tiba ada yang menabrak jihan membuat buku yang Jihan bawa jatuh berantakan, dan itu membuat Jihan kesal."Hey lo! Kalau jalan tuh lihat-lihat dong! lihat tuh buku-buku gue jadi jatuh semua kan," Oceh Jihan yang kini memunguti beberapa buku yang memang berserakan dilantai."Maaf Nona aku tidak sengaja, aku sedang buru-buru tadi," Ucap seorang pria lalu membantu memungut buku-buku Jihan yang terjatuh."Sudahlah, lain kali kalau jalan tuh lihat-lihat, jangan seradak seruduk. Kayak banteng aja!" Ketus Jihan dengan juteknya."Maaf, Oh ya kamu dari fakultas kedokteran ya?" Tanya pria itu sok tahu."Lo tau dari mana? Kalau gue ambil jurusan kedokteran.""Dari buku yang kamu bawa, kebetulan aku juga mengambil jurusan kedokteran, pindahan dari Bandung, kalau gitu kita satu kelas dong, Oh ya kenalkan aku Gilang Kurniawan," Ucap G
"Jihan, mau pulang ya?" Tanya Gilang yang kini sudah berdiri di samping Jihan."Iya nih. Emang kenapa, Lang?" Tanya Jihan sambil sibuk membereskan buku-bukunya."Mau aku anter gak? Anggap aja sebagai perkenalan," Ucap Gilang. dengan senyumannya, jihan pun menatap Gilang. Lalu dia pun menolak secara halus."Nggak deh, Lang. Makasih, aku ada yang jemput kok," Jawb Jihan dengan sopan agar Gilang tidak tersinggung kepadanya."Oh, kalau gitu jalan kedepan bareng yuk, sekalian aku keparkiran, sambil ngobrol biar lebih akrab," ajak Gilang"Udah mau aja, Han." Maura Berbisik sambil tersenyum, dia tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan jomblo, dan digoda terus menerus oleh Septian."Em..., ya udah deh, ayo." Jihan pun akhirnya mau ikut bersama Gilang. tanpa dia sadari, dari arah berlawanan Septian bersama Alex melihat, namun Jihan tidak melihat karena keburu berbelok
Septian kini sudah sampai dirumah, tentu saja tidak lupa membawa pesanan Jihan. Ice Cream Vanila special untuk Jihan dan coklat untuk dirinya, dia membeli 10 buah cup ice cream untuk persediaannya dan Jihan."Bun, Jihan udah pulangkan? Tanya Septian sambil menyimpan beberapa cup Ice Cream di kulkas."Tumben pulang-pulang langsung nanya Jihan? Udah tapi dia langsung ke kamar tadi, dan itu Ice Cream banyak banget buat siapa aja?" Tanya balik Aleta. Yang melihat putranya membawa banyak Ice Cream."Emang gak boleh, Bun. Kalau nanyain Jihan? Ya buat dimakan lah Bun. Masa buat Pajangan," Jawab Septian."Kamu ini kalau Bunda tanya pasti ada aja jawabannya," Ucap Aleta yang menatap gemas pada putranya."Hehe, ya udah Bun. Tian mau kasih Ice Cream pesenan Jihan dulu. Tadi dia nitip, ya udah sekalian aku ke minimarket jadi aku beliin, sekalian belinya buat nyetok siapa tahu yang dirumah juga pada ma
Keesokan paginya, lagi-lagi Sandra kembali mendekati Septian, dan itu membuat Jihan semakin dibuat kesal oleh tingkah Sandra, terlebih Septian tidak menolaknya."Hay Tian, kamu kenapa? Kok kelihatannya sedih?" Tanya Sandra. Yang baru saja datang, lalu kini berdiri disamping Septian. Dan kini Septian pun menoleh kearah gadis itu."Eh, aku nggak kenapa-napa kok, baru datang ya?" Tanya balik Septian. Yang kini menatap Sandra, membuat Jihan kembali kesal dan memilih pergi keluar dari kelas karena tidak ingin emosi melihat kedekatan Septian dan Sandra. Jihan pun duduk dikursi yang ada disamping kelasnya."Pagi cantik, kok pagi-pagi udah kelihatan bete sih? Kamu kenapa?" Tanya Gilang, menyapa Jihan, kebetulan dia baru saja datang dan melihat Jihan duduk diluar kelas. Dia pun kini duduk disamping Jihan."Pagi Lang, tumben batu datang? Gak apa-apa kok. Cuma lagi pengen duduk disini aja," Jawab Jihan sambil terseny
Pagi pun tiba. Jihan sudah bangun lebih awal, bahkan kini dia sudah menyiapkan sarapan tanpa ibu mertuanya dan juga para Asisten. Dimeja makan pun sudah tersaji beberapa menu makanan untuk sarapan. Bukannya ikut menikmati, Jihan hanya menaruh selembar kertas tanpa ikut menikmati sarapan bersama keluarga suaminya itu. Aleta yang baru saja akan menuju dapur terkejut karena sudah mencium bau aroma masakan dari ruang makan."Wah sudah banyak makanan nih pagi-pagi. Siapa yang menyiapkan makanan sepagi ini ya?" Tanya Aleta pada dirinya sendiri. Lalu dia melihat selembar kertas yang ditaruh dibawah piring.Jihan.Bunda, Jihan sengaja masak pagi-pagi, sekali-sekali gak apa-apa ya, masak tanpa bunda. Tapi maaf, Jihan gak bisa ikut sarapan bersama kalian. semoga kalian suka ya sama masakan Jihan. Bunda, Jihan pergi ke kampus lebih awal karena ada tugas penting semoga kalian menikmati sarapan kalian.
Dikampus. Lebih tepatnya dikelas. Jihan sedang duduk termenung memikirkan hubungan nya dengan Septian, dia ingin sekali menemui suaminya itu, dan mengalah untuk minta maaf. Dia menyerah jika Septian ingin mengumumkan hubungannya dan statusnya yang memang sudah menikah. Dan mereka kini sudah menjadi suami istri."Han, kamu kenapa? Kok ngelamun terus sih, dari tsdi? Ini masih pagi loh." Sandra yang baru saja datang menghampiri Jihan yang terlihat sedang melamun. Jihan yang mendengar sapaan Sandra, langsung menatap Sandra dan kemudian tersenyum tipis pada gadis itu."Gak apa-apa kok, San. Cuma pusing aja mikirin buat persiapan skripsi yang tinggal sebentar lagi," Sahut Jihan. Dengan mencoba seramah mungkin."Oh gitu. Kirain aku kamu sakit, ya udah kalau gitu, aku balik ke meja dulu ya, takutnya Maura datang. Soalnya Maura kayaknya gak suka, kalau aku deket-deket sama kamu," Ucap Sandra. Lalu kini dia pun berjalan kearah
Kini Jihan terus berlari menuju gerbang kampus. Lalu dia menyetop taksi, Gilang yang baru masuk kehalaman ksmpus pun terlihat bingung dengan Jihan, yang pulang sebelum waktunya. Gilang pun memarkir mobilnya lalu menuju kelasnya, sesampainya di kelas, Gilang menanyakan tentang Jihan kepada Maura. Setelah mendengar penjelasan dari Maura. Dia langsung ketempat duduknya karena dosennya, sudah memasuki kelas. Maura pun memberi tahukan pada sang dosen, perihal kepulangan Jihan. Karena mendadak tidak enak badan.Sementara itu didalam taksi, Jihan kebingungan karena tidak tahu akan kemana. Lalu dia berhenti disebuah taman tempat dia menghabiskan waktu jika sedang bersedih, kini dia duduk di sebuah kursi tempat biasa dia menghabiskan waktu. Biasanya Septian akan datang untuk menggoda dan menjahilinya. Jihan tersenyum dalam tangisnya saat mengingat kejahilan Septian, dia juga mengenang kenangan manisnya bersama Septian.Kenapa kamu berubah lagi, Sep