Tiara jatuh merosot di lantai dan menutupi wajahnya dengan tangannya. Sekarang bagaimana hidupnya ke depannya? Diapun kembali teringat masa lalunya itu.Saat itu Tiara yang masih SMA sedang menunggu taxi di depan rumahnya. Sebuah mobil berhenti di depannya dan dilihatnya Andra yang masih SD itu keluar dari pintu depan dan membukakan pintu mobil untuk Tiara."Ayo, Kak Tiara bareng Andra aja!"Tiara tersenyum. "Iya deh." dia kemudian masuk ke dalam mobil diikuti oleh Andra yang duduk di sampingnya. "Pagi, Om?" sapanya sambil mengangguk sopan kepada ayahnya Andra. Pria itu membalas anggukannya sambil tersenyum ramah."Andra kebiasaan deh duduknya di belakang sini. Emangnya Ayah kamu supir?" omel Tiara yang membuat ayahnya Andra tertawa dan mengemudikan mobilnya kembali."Udah biasa, Nak Tiara," sahut ayahnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Kan Andra mau nemenin Kak Tiara," jawab Andra sambil menyandarkan kepalanya di bahu gadis cantik itu."Iya deh iya." Tiara tertawa kecil sambi
Malam itu Tiara dibuat terkejut saat melihat Andra di depan pintu rumahnya, diapun semakin bingung saat remaja itu langsung memeluknya erat sambil menangis ketakutan. Tiara yang khawatir itupun segera menyuruhnya masuk ke dalam kamarnya. Andra akhirnya menceritakan masalahnya pada Tiara.Andra bercerita saat dia memasuki rumahnya dia mendengar obrolan antara ibunya dan juga ayah tirinya. Ya, ayah tiri karena ayahnya telah meninggal beberapa bulan yang lalu yang membuatnya sangat terpukul karena kehilangan sosok ayah yang sangat baik dan sangat menyayanginya itu. Semenjak kepergian ayahnya itulah dia jadi sering murung dan menyendiri karena memang dia merasa hidupnya berubah menjadi lebih buruk. Bagaimana tidak, ibunya itu malah menikah lagi dengan pria yang kasar dan sering menghina dirinya bahkan terkadang memukulnya tanpa sebab. Ibunya pun perlahan mulai menjadi kurang peduli padanya kasih sayangnyapun berkurang tak seperti dulu."Udah deh, kamu tuh harusnya bisa lebih tegas sama an
"Kak Tiara cantik banget gini sih? Nanti nikahnya sama aku aja ya biar tiap pagi pas bangun tidur aku ngeliatnya wajah Kak Tiara terus," ucap Andra sambil menusuk-nusukkan jari telunjuknya itu ke bibir Tiara. Mereka berdua kini berada di ruang tamu dengan Tiara yang berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuannya."Nggak ah, kamu masih kecil bahasnya udah ke arah nikah aja sih?" balas Tiara yang kemudian menggigit jari Andra gemas membuat remaja itu tertawa kecil."Apaan sih main gigit-gigit aja," ucap Andra yang kemudian malah menambahkan jari berikutnya dan memainkannya di mulut Tiara."Kamu emang nakal harus digigit," balas Tiara yang malah kembali menggigit dua jari Andra yang membuat remaja itu terdiam. Dia tertegun menatap jarinya yang sekarang sedang dikulum oleh Tiara itu.Tiara yang melihat Andra mematung seperti itu segera mengeluarkan jari Andra dari mulutnya dan tertawa jahil membuat Andra tersadar dan kembali tersipu malu."Kenapa ketawa sih?" Andra kembali gugup."Kamu
Malam itu saat Tiara sedang mengobrol di taman dengan laki-laki yang merupakan teman kerjanya tiba-tiba Andra mendatangi mereka dan langsung menghajar laki-laki yang bersamanya itu dengan brutal. Remaja itu tanpa ampun terus memukuli wajah lawannya itu hingga babak belur dan juga menendang perutnya hingga tersungkur di tanah. Tiara yang semakin panik dan ketakutan itupun kemudian memeluk punggung Andra erat mencoba untuk menghentikan aksi brutal remaja itu."Please, Andra udah. Udah cukup!" seru Tiara sambil terisak. Tapi usahanya itu belum berhasil dan malah semakin membuat Andra marah dan semakin brutal menendangi korbannya itu."Andra, sayang. Please ya? Aku sama dia itu cuma temen aja kok. Beneran aku nggak ada hubungan apapun sama dia. Jadi please, kamu lepasin dia. Udah cukup, sayang," pinta Tiara memelas.Andra terdiam dan seketika menghentikan aksinya itu. "Beneran?""Iya, sayang."Amarah Andra perlahan lenyap dan dia berbalik untuk menatap Tiara yang masih terisak dan wajahn
Tiara mengusap air matanya dengan kasar kemudian segera memakai kembali dress birunya yang sudah sobek di sana sini itu. Matanya menatap penuh kebencian ke arah Andra yang masih tertidur pulas di atas kasur hanya tertutup selimut itu. Dia masih tidak menyangka bagaimana mungkin orang yang selama ini sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri bisa setega itu kepadanya, dengan paksa telah mengambil sesuatu yang selalu dia jaga baik-baik karena dia hanya ingin memberikannya kepada suaminya kelak."Aku benci sama kamu, Andra," desisnya dingin. Dia pun kemudian berjalan keluar dari kamar Andra dengan tertatih karena seluruh tubuhnya terasa sakit semua. Andra begitu kasar saat melakukannya semalaman penuh, meski dia terus memohon sambil menangis namun Andra tidak mempedulikannya.Setelah berhasil sampai di rumahnya dengan susah payah dia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya, bisa dilihatnya banyak tanda yang Andra berikan di dadanya juga di bagian tubuhn
"Aku harus ke sana," gumam Tiara sambil turun dari kasurnya tanpa peduli penampilannya yang kusut itu."Sayang, kamu lagi ngobrol sama siapa?" Tiara pun memasuki kamar anaknya itu dan terkejut mendapati bahwa Andra yang ternyata berada di sana. Sedang memangku Nayla sambil membacakan cerita."Mamaaaaa.. siniii ada Papa di sini nemenin Nayla," seru anak itu senang. Andra tertegun melihat penampilan Tiara yang acak-acakan karena habis bangun tidur itu, di mana hanya memakai daster pendek dan rambut panjangnya awut-awutan. Tapi dia tersenyum tipis, baginya Tiara tetap cantik dalam keadaan apapun.Rupanya Tiara menyadari tatapan Andra sehingga dia sedikit malu. Namun ini bukan saatnya untuk malu dan sebagainya. Maka dia menghampiri mereka berdua sambil merapikan rambutnya dengan tangannya."Nayla sayang, ayo sini sama Mama ya Nak? Kamu kan belum minum susu dan makan." Tiara mendekati anaknya itu tanpa menatap Andra.Nayla menggeleng keras. "Nggak mau! Nayla mau sama Papa.""Lagian anak ak
Setelah selesai mencuci jaket Andra, Tiara kemudian masuk ke dalam kamarnya itu dan duduk di atas tempat tidurnya ingin memakai body lotion. Dia hanya memakai handuk pendek yang menutupi tubuhnya."Ra? Aku mau..." Andra tersentak kaget begitu dia memasuki kamar Tiara tapi wanita itu malah menjerit histeris."Ngapain kamu masuk ke kamar aku? Pergi kamu!" teriak Tiara sambil memeluk bantalnya ketakutan."Ra, kamu kenapa sih? Aku kan ke sini cuma mau ngambil bonekanya Nayla." Andra terlihat khawatir dengan Tiara. Diapun berinisiatif untuk mendekat dan malah semakin membuat Tiara menggigil ketakutan.Andra bingung dibuatnya. Tiara kenapa ya? Bukannya sebelumnya wanita itu sudah tidak takut padanya? Tapi kenapa sekarang dia jadi seperti itu lagi?"Please, jangan lagi.." Tiara terisak kali ini.Akhirnya Andra mengerti satu hal. Tiara rupanya mengira dia akan berbuat hal yang sangat dia sesali dulu itu lagi. Andra menghela napas."Oke. Aku pergi." Andra berkata seperti itu sambil mengangkat
Haripun berganti malam dan sudah selarut ini tapi Raka belum juga pulang. Tiara mau tak mau jadi cemas juga karena semakin lama suaminya itu lebih sering pulang malam bahkan kadang tak pulang dengan alasan lembur. Apa memang benar kerjaannya banyak sehingga harus lembur terus?Tiara membaringkan dirinya di kasur dan memainkan ponselnya. Dia ingin membuat akun media sosial baru lagi. Ya, sejak kejadian kelam dulu itu dia langsung menutup akun medsosnya itu agar Andra tak bisa melacak keberadaannya. Dia tak ingin laki-laki itu kembali dalam hidupnya namun harapannya musnah. Karena entah bagaimana Andra tetap saja mampu menemukannya.Setelah selesai mendaftar dan lain sebagainya akhirnya akun medsosnya selesai dibuat. Dia tersenyum puas."Aku mau follow si Dina ah," gumamnya. "Terus Mas Raka."Mata Tiara melebar kaget begitu melihat postingan akun milik suaminya itu. Di mana ada foto Tasya yang sedang duduk di kafe bersama Raka. Mengapa mereka bisa sedekat itu? Apa hubungan mereka? Bukan