Share

Gak Punya Uang

Setelah sepuluh menit Pras menunggu Sinar di ujung koridor yang mengarah ke toilet. Wanita itu tidak kunjung keluar, untuk menampakkan batang hidungnya.

Karena Pras bukan pria penganut kata sabar, maka ia berinisiatif untuk menyusul Sinar. Melewati koridor, kemudian berbelok lalu tercengang.

Dua pintu kamar toilet yang saling berdampingan itu terbuka semuanya. Pras berjalan perlahan untuk menengok ke dalam. Tidak ada tanda-tanda Sinar di sana.

Shoot!

Kembali dengan emosi yang bergejolak. Pras bertanya kepada salah seorang pramuniaga yang ada di sana.

“Apa … ada pintu lagi di belakang ruko ini?” tanya Pras dengan mengarahkan telunjuknya ke belakang punggungnya.

Sang pramuniaga tersebut ternganga takjub sejenak, menatap Pras.

“Mbak!”

“Eh, iya, ada, Mas. Pintu ke belakang.”

“Di mana?”

“Lorong ini lurus, belok kiri terus belok kanan, ada taman belakang, nah,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bundy Mutia
yang dicinta siapa yg disakiti Siap as
goodnovel comment avatar
Sasya Sa'adah
maunya Pras apa coba, nyebelin banget jadi orang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status