Entah sejak kapan tepatnya Bumi kecanduan bercinta dengan Rey. Meskipun tanpa cinta, sentuhan sang suami benar-benar bisa membuatnya terbuai. Ia bahkan rela kembali melayani suaminya meskipun pria itu berkata lupa membeli pengaman lagi. “Rey!” Bumi menggeliat, telapak kakinya menekan ranjang saa
“Apa kabarmu?” Pertanyaan Sakha saat berpapasan dengan Bumi di rumah membuat gadis itu salah tingkah. “Baik,” jawab Bumi yang hampir berlalu pergi, tapi Sakha manarik pergelangan tangannya. "Apa yang kamu lakukan?" Bumi begitu khawatir jika sampai ada orang yang melihatnya dan Sakha berpegangan
Melihat Rey tertidur pulas, Bumi memilih keluar dari kamar. Dia berjalan ke balkon utama, mendesau pelan dan mengusap lengannya yang hanya berbalut kimono dari baju tidurnya. Hatinya merasa bimbang, memaanfaatkan Rey sebagai alat balas dendam bukankah sama jahatnya dengan sang mama tiri, lalu apa be
"Rey, apa kamu tidak kembali bekerja?" Dengan pakaian yang masih belum rapi, Rey dan Bumi saling berpelukan di sofa. Mereka membuat sofa ruang kerja milik Bumi ternoda karena percintaan mereka beberapa menit yang lalu. "Hem... masih ada beberapa kerjaan tapi bagaimana ini? aku tidak bisa melepas p
Bumi bergegas kembali ke kantornya setelah menemui Sakha, dia merasa lega setidaknya lepas dari sesuatu yang hampir menjeratnya ke dalam kesalahan yaitu menyakiti hati Rey. Bumi memang masih ingin membalaskan dendamnya dan membuktikan kecurigaannya ke Wida, tapi kali ini dia memutuskan untuk tidak m
"Sayang, biar Mama saja yang jaga Rey. Kamu pulang, ya? Kamu kelihatan sangat lelah," ucap Prita sembari menyentuh tangan Bumi. Keduanya sedang duduk bersisian di sofa. Namun, Bumi menggeleng. Dia balas menggenggam tangan Prita, lantas mengukir sedikit senyuman. "Aku tidak bisa meninggalkan Rey, Ma
"Hmm ... itu Nona. Sebenarnya Nyonya ...." Bumi tak bisa menunggu lebih lama, dadanya sudah keburu bergemuruh. Emosinya bisa meledak dan pasti akan beracun. Satu-satunya orang yang ingin dia sembur dengan racun mulut berbisa itu tentu saja Wida. Gegas Bumi menuju kamar wanita itu. Bamb! Pintu ke
"Apa-apaan ini?" hardik seseorang yang tak lain adalah Rey. Matanya melotot dengan deru napas yang memburu. Dia menarik kerah baju Sakha dan menyudutkan pria itu ke dinding. "Apa yang kalian lakukan?" cecarnya lagi dengan nada tinggi. "Kamu yang apa-apaan?" balas Sakha tak kalah sengit, ditepisnya