Aku keluar dari ruang baju dengan kesal, bagaimana perasaannya bisa berubah begitu cepat? Aku tahu dia mencintaiku, tadi saat kami mengucap janji, lalu aku menciumnya, aku merasakan balasannya, sama seperti hari-hari yang lalu, namun mengapa gayanya begini dia sekarang?
Aku melihat tempat tidur kami, ...tempat tidurku, semua ini milikku, dasar wanita tidak tahu diri, dia harusnya bersyukur menikah dengan seorang Ethan Samuel, bukannya malah menghindari ciumanku! Aku menyentuh bibirku tanpa sadar, cih dasar brengs*k l! Aku keluar dari kamar, aku tak mau tidur bersamanya malam ini.
Aku naik ke atas kembali ke kamarku waktu kecil dan duduk disana merenung. Lalu walaupun aku tak mau, aku kembali teringat akan kata-kata opa, Anna dari ke
Aku keluar dengan kepalaku yang terasa berputar, karena aku kurang tidur, aku tak pernah begadang, malah sepertinya kemarin adalah pertama kalinya aku tidak tidur semalaman, aku hanya tidur saat dia datang memelukku, namun sepertinya itu hanya mimpi, karena saat aku terbangun, di sebelahku hanya angin yang dingin.Dengan hati yang hancur aku masuk ke ruang tengah yang kosong, aku kembali seperti melihatnya di dapur membuat sarapan, aku tidak ada selera makan, lalu aku memeriksa kamarnya tapi dia ternyata sudah tak ada disana, hatiku mencelos, dia benar sudah pergi, suamiku benar-benar telah meninggalkan diriku? Dasar penggila kerja.Aku berjalan gontai kembali ke ruang tengah dan melempar diriku ke sofa.
Walau sudah kedua kalinya dalam waktu singkat, rasanya aku tidak pernah puas dengan tubuhnya, tubuhnya yang lembut itu meresponnya dengan sempurna, Anna, ooh Anna, aku bisa gila jika harus berjauhan dengannya. Aku masih mengagumi kecantikannya yang murni, hanya dengan mengenakan pakaian dalam bergambar kartun babi, dia berhasil menggodaku, wajahnya yang polos kini tertidur pulas di dadanya.Aku mengingat ciuman pertama mereka yang disaksikan Leona, hmph... bukan bukan itu ciuman pertama kami, ciuman pertama kami adalah di tempat tidur ini, ciuman curian Ethan. Aku mendengus geli mengingat itu, ternyata saat itu pun aku sudah jatuh cinta padanya, bahkan lebih jauh ke belakang, saat melihatnya menangis untuk opa saat pertama kali melihatnya, jantungku sudah berhenti berdetak saat matanya menatapku.Aku memandang istriku dengan penuh cinta, dia mendengkur pelan, dengkuran yang membuatn
Aku menatap wajah tampan suamiku, desah napasnya masih terdengar, pertanda dia masih pulas tidur, inti tubuhku sakit setelah bertarung berulang kali, sebenarnya aku ingin istirahat lebih lama namun setiap dia kembali menyentuhku, tubuhku bereaksi diluar kemauanku. Aku bahkan menjerit memalukan semalam, aku tidak tahu dari mana asal suara itu, tapi ternyata aku bisa bersuara aneh seperti itu.Aku lalu berusaha melepaskan pelukannya dari tubuhku, rasanya hangat dan nyaman dalam pelukannya tapi aku mau berkemih."Kamu mau kemana?" Dia ternyata terbangun karena gerakanku. Matanya masih terpejam namun dia mengeraskan pelukannya di pinggangku menahanku agar aku tak bisa pergi kemana-mana. Tak lama aku merasa gerakan tangannya yang mu
Aku tak mengerti apa yang ada di kepala wanita itu, aku pikir aku telah menenangkannya tadi, aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk menyenangkan hati Anna, aku sudah mengantarnya ke rumah mamanya yang sumpek, bahkan berbasa basi untuk mengajak wanita tua itu tinggal bersama kami, dan aku bersyukur karena dia tidak mau, dia terlalu menempel dengan barang-barang di rumahnya. Aneh buat apa menjaga barang rongsokan itu?Tapi kini istriku kembali termenung saat kami di mobil menuju bulan madu kami? Apa yang harus lakukan? Wajahnya yang cantik terlihat lelah dan sayu? Rambutnya yang indah dia ikat asalan. Sepertinya Anna harus di make-over, tidak bisa istri dari CEO berdandan terlalu biasa seperti ini, walau dia tetap luar biasa cantik."Sayan
Aku terbangun saat Ethan tersentak kaget, dia memasang alarm? Siapa yang memasang alarm saat sedang berbulan madu, tapi ternyata suamiku begitu. Aku menyipitkan mataku yang masih perih, percintaan kami semalam masih menyisakan rasa pegal-pegal di tubuhku.Ethan segera mematikan alarm sedangkan aku masih meletakkan kepalaku di dadanya, aku mengeratkan pelukanku. Tapi dia menggeserku pelan agar aku tak terbangun, dia mau kemana?"Kamu mau kemana?" Aku duduk di pinggir tempat tidur ketika dia berdiri. Dia menoleh dan tersenyum, tubuhnya yang kekar membuatku kembali ingin menyentuhnya, dia kembali dan mengecup keningku."Aku harus kerja." Apa? Kerja? Dia kerja di hari kedua bulan madu kami? Aku mendengus kesal. Kala
Seharian perasaanku gelisah, aku kesal karena tidak bisa meninggalkan RUPS ini, aku harus hadir tepat waktu karena di Jepang sama sekali tidak boleh terlambat, kalau sampai terlambat, aku akan dicap buruk dan tidak dapat dipercaya.Sebenarnya aku tidak mau meninggalkan Anna sendirian, mungkin jika semua berjalan lancar RUPS ini akan cepat selesai dan aku bisa kembali bermain dengan istri cantikku. Aku melepaskan pelukannya yang nyaman, terlihat kekecewaaan di matanya, maafkan aku sayang, aku terikat pada pekerjaanku ini.Saat makan siang, Leona menghampiriku, dia dan suaminya juga datang sebagai perwakilan dari grup mereka. Leona marah dan lagi-lagi membuat kericuhan, suaminya yang meski tampan tapi bodoh, bagaimana dia tidak
Aku tertidur di pesawat, setelah air mata tak berhenti mengalir dengan kecewa. Lebih baik aku tertidur yang lama, siapa tahu saat aku terbangun keadaan akan berbeda.Namun tidak ada, tidak ada perbedaan, Ethan dengan dingin mendiamkanku sepanjang perjalanan saat aku bangun, sayangnya tubuhku terlalu segar untuk kembali tertidur. Hingga sampai rumah pun aku berusaha untuk tertidur pun tak bisa.Karyawan lain yang sama diamnya dengan Daniel yang mengurus kami. Daniel sendiri masih tinggal di Jepang mengurus kepergian Ethan yang tiba-tiba.Aku sekilas melihat wajah tampan suamiku, dia juga terlihat sedih. Entah kenapa dia sedih, aku tidak melakukan apa-apa, dia yang justru keterlaluan langsung memukul Tamaki seperti itu.Dia tidak berkata apa-apa lagi m
"Anna!" Pekik Ethan kesal, menatap kembali bajunya yang penuh muntah Anna. Ethan menatap istrinya yang melihatnya dengan penuh rasa bersalah. Aish kejadian ini berulang lagi, wanita itu muntah di badan Ethan. Dia mendengus jijik dan segera berdiri."Maaf, aku tidak tahu kenapa aku tiba-tiba jadi mual, badanmu bau." Anna segera mencari tissu dalam tasnya segera mencoba menghapus bekas muntahnya di badan Ethan, tapi dia malah kembali mual dan memuntahkan lagi seporsi iga."Badanku bau? Kemarin saja aku habis olah raga kamu menempel terus, nggak ada muntah!" Ethan kesal dibilang bau badan. Anna menatapnya dengan malu, dia juga tidak mengerti mengapa sekarang dia jadi tidak suka aroma tubuh Ethan.