Home / Rumah Tangga / My Beloved Partner / Kesetiaan yang Dipertanyakan

Share

Kesetiaan yang Dipertanyakan

last update Last Updated: 2024-12-10 23:14:40

Setelah percakapan emosional mereka, Wisang dan Taka memutuskan untuk menghadapi skandal ini bersama. Namun, usaha mereka untuk mengatasi masalah itu belum selesai. Dimas masih menjadi ancaman besar. Sementara itu, berita tentang kebakaran perusahaan Taka mulai menyebar, membawa konsekuensi yang lebih besar dari sekadar kerusakan fisik.

Dua hari kemudian, Taka menerima laporan dari tim investigasi kebakaran. Dokumen yang diserahkan kepadanya mengungkapkan sesuatu yang mencurigakan: kebakaran itu bukan kecelakaan. Ada jejak bahan bakar yang tidak biasa ditemukan di lokasi.

“Ini sabotase,” kata Taka, menggenggam laporan itu dengan tangan gemetar. “Seseorang sengaja menghancurkan ini.”

Wisang, yang berada di sampingnya, mencoba menenangkan Taka. “Kita harus melapor ke polisi dan mengusut ini sampai tuntas.”

Namun, Taka menggeleng. “Tidak semudah itu. Kalau kita membawa ini ke pihak berwajib sekarang, reputasi perusahaan yang tersisa akan hancur. Investor akan pergi, dan aku akan kehilang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • My Beloved Partner   Memulai dari Awal

    Taka berdiri di depan kompor, mencoba membalik telur ceplok dengan gaya chef profesional. Telurnya hancur. Lagi.Wisang muncul dari kamar mandi dengan rambut basah terikat seadanya.“Telurnya jadi orak-arik ya?”Taka menoleh cepat, mencoba menutupi hasil eksperimennya dengan tisu. “Enggak, ini... seni abstrak kuliner.”Wisang duduk di meja makan kecil, mengambil sisa roti dari kemarin. “Hari ini kamu ngajar lagi?”“Hmm,” gumam Taka sambil menyendok nasi. “Tapi nggak ke rumah Bu Neneng. Hari ini anaknya les online.”Wisang mengangkat alis. “Yang waktu itu lempar kamu pake Hulk?”Taka menunjuk bekas merah samar di pelipisnya. “Luka perang.”“Kenapa kamu mau sih terusin ngajarin dia?”Taka berhenti sebentar, lalu berkata pelan. “Karena aku tahu rasanya jadi anak kecil yang butuh dimengerti. Dan... karena honorannya lumayan buat beli sabun cair varian mahal.”Wisang tersenyum tipis. “Kamu tuh absurd, tapi hatinya benar.”Siang Hari – Di Ruang Tamu KecilTaka duduk menghadap laptop, kamera

  • My Beloved Partner   Kembali Normal

    Suara alarm dari HP Wisang meraung dari bawah bantal. Ia mengeluh, membalik badan sambil memeluk guling… yang ternyata adalah kaki Taka.“Wisang, alarm-mu udah kayak sirine ambulans. Bangun, hari pertama kamu ngajar privat anak Bu Neneng.”“Kenapa namanya Bu Neneng terdengar seperti karakter antagonis?” gumam Wisang tanpa membuka mata.Taka melempar bantal ke wajahnya. “Karena kamu punya trauma dengan ibu-ibu komplek.”“Karena mereka menyeramkan.”Wisang duduk berhadapan dengan anak laki-laki usia 9 tahun yang sedang memainkan pensil seperti lightsaber. Bu Neneng memperhatikan dari balik pintu.“Mas Wisang, anak saya ini memang agak sulit fokus. Tapi katanya dulu Mas pernah ngajar anak-anak korban trauma. Harusnya bisa, ya?”Wisang tersenyum canggung. “Tentu, Bu. Saya juga mantan korban—eh, maksud saya… mantan guru di tempat terapi.”Anak laki-laki itu menatap Wisang. “Kak, kamu bisa ngajarin matematika sambil cerita horor gak?”Wisang menghela napas panjang. “Ini akan jadi hari yang

  • My Beloved Partner   Kehidupan Normal Kembali

    Beberapa Bulan Setelah Kemenangan – Kota Cyradon BaruLangit kota metropolitan Cyradon Baru berwarna keemasan sore itu. Bangunan-bangunan tinggi berarsitektur futuristik berdiri berdampingan dengan reruntuhan yang kini dijadikan monumen peringatan perdamaian. Mobil terbang melintas di udara, dan layar hologram menampilkan berita utama: “Wisang Si Api dan Komandan Taka Resmi Pensiun dari Pasukan Gabungan”.Di balkon apartemen lantai 42, Taka menyeduh teh dari teko batu hitam warisan suku leluhur api. Rambutnya kini digelung sederhana, dan pakaian tempurnya tergantung rapi di balik lemari kaca. Ia mengenakan piyama linen abu muda, tampak tenang, meski pikirannya berkelana jauh.Dari dalam apartemen, suara tumit beradu dengan lantai terdengar ringan.“Lagi-lagi teh jam lima,” kata Wisang, muncul dengan rambut masih basah dan kaus lusuh. “Kau memang tak bisa dipisahkan dari tradisi perang, ya?”Taka menoleh dan tersenyum. “Tradisi itu... mengingatkanku padamu. Kita dulu selalu minum teh s

  • My Beloved Partner   Melewati Batas Badai

    Pagi Hari – Pos Pertemuan Pasukan Gabungan di Lembah DargathMentari menyibak kabut pagi, menghangatkan tenda-tenda pasukan yang tersebar di sepanjang lembah. Di tengahnya, berdiri panggung darurat dengan lambang tiga faksi besar: Elven Selatan, Pasukan Hutan Utara, dan Pasukan Api Cyradon.Wisang dan Taka berdiri berdampingan di depan para pemimpin fraksi. Shandra sudah bersiap di sisi kiri, sementara Raina berdiri tegap di sisi kanan.“Tak kusangka, kita akan tiba di hari ini—hari di mana musuh bersama membuat kita lupa dendam lama,” ucap Shandra, menatap kerumunan prajurit dan komandan.Wisang melangkah maju. Suaranya lantang, tenang, dan penuh harap.“Kita tak lagi punya waktu untuk membenci satu sama lain. Kerajaan Gelap bukan hanya ancaman bagi satu bangsa, tapi bagi semua makhluk yang mencintai kebebasan. Jika kita ingin melihat cahaya esok, kita harus berdiri sebagai satu—hari ini.”Sorak sorai meledak dari bawah panggung. Para pemimpin fraksi saling menatap, lalu satu per sat

  • My Beloved Partner   Pegunungan Cyradon

    Pukul 10:30 WIB – Reruntuhan Stasiun Komunikasi, Gunung CyradonSetelah ledakan reda dan situasi dinyatakan aman oleh Shandra, mereka berlindung di ruang bawah tanah stasiun yang masih kokoh. Raina sibuk memperbaiki sambungan komunikasi, sementara Taka membersihkan serpihan peluru dari lengannya.Wisang duduk di sudut ruang, memandangi tangan kirinya yang gemetar. Luka fisik mulai membaik, tapi luka batin yang disembunyikannya kembali terasa menyiksa.Taka menghampirinya dengan kain basah. “Masih sakit?” tanyanya pelan.Wisang menggeleng. “Aku baik-baik saja.”Taka duduk di sampingnya, tapi jarak di antara mereka terasa membentang jauh.“Aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk bicara soal kita,” bisik Taka, “tapi aku harus tahu... kenapa kau begitu menjauh sejak Bara menghilang?”Wisang menunduk. Suaranya lirih. “Karena aku takut kehilangan lagi. Aku kehilangan Bara, dan aku belum siap kehilangan kamu juga.”Taka menatapnya lama, sebelum menghela napas. “Kau tidak akan kehilanganku.

  • My Beloved Partner   Argenta Mount

    Pukul 08.00 WIB, Dua Hari Setelah Operasi LeviathanLokasi: Kediaman Darurat di Pegunungan ArgentaKabut tebal menggantung rendah di lereng gunung saat Wisang membuka pintu kabin tua yang dijadikan markas sementara. Di dalam, suasana sunyi. Hanya denting pelan alat komunikasi yang terus menyala, menerima siaran-siaran dari dunia luar yang kini mulai bergolak.Taka duduk di dekat perapian, memandangi layar tablet yang menampilkan berita utama dari berbagai negara:“Eksperimen Manusia Super Terbongkar: Pemerintahan Bayangan Wira Diguncang Skandal Internasional.”“Benteng Leviathan Meledak: Pertanda Akhir Rezim Rahasia?”“Rakyat Bergerak: Demonstrasi Serentak di 17 Negara.”Wisang berdiri di belakangnya. “Kita berhasil mengguncang dunia.”Taka mengangguk. “Tapi Wira belum jatuh. Dan kita kehilangan Bara.”Mereka terdiam sejenak, hingga langkah ringan terdengar dari luar. Raina masuk dengan wajah cemas.“Ada masalah,” katanya singkat.Pusat Komando Rahasia – Ruang Intelijen RainaRaina me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status