Share

My Beloved Trouble
My Beloved Trouble
Penulis: EN ERR

PROLOG

Aku benci gelap. 

Berdiri di tengah antah berantah yang diselimuti kegelapan mengerikan membuat perasaanku tidak nyaman. Pohon-pohon besar mengurungku dengan bayangannya yang seram. Angin berhembus kuat, membuatku menggigil dingin di balik piyama tipis yang aku kenakan. Aku mendongak, tidak ada bintang, apalagi bulan. Langit hitam membentang luas tanpa ujung.

Mendadak, sorot cahaya muncul membeliakkan mata. Sebuah sedan berhenti tak jauh dari tempatku berdiri. Ada tiga siluet hitam tubuh manusia keluar dari sedan lalu berdiri di samping badan sedan yang lampu depannya dibiarkan menyala terang. Mereka sedang beradu mulut dalam nada cepat dan tidak aku mengerti. 

Setelah berdebat, dua orang dari mereka pergi menggotong sesuatu dari dalam bagasi mobil, tampak sedikit keberatan saat memindahkannya ke jok pengemudi. Dua orang itu tampak sibuk berkutat dengan sesuatu di sana. Setelah pintu dibanting menutup, barulah aku tahu kalau ‘sesuatu’ itu ternyata ‘seorang lelaki’ yang sepertinya sedang tak sadarkan diri. 

Oh Tuhan. Aku mengenalnya.

Dia Revi. Laki-laki yang pernah membuatku jatuh cinta dan sakit hati dalam satu waktu bersamaan.

Tawa samar mengalir dari ketiga siluet hitam. Lalu, perlahan mobil yang ditumpangi Revi mulai bergerak. Ban-ban mobil meluncur semakin cepat di jalanan yang menurun menuju laut hitam yang terhampar luas di bawah jurang. Lelaki itu akan jatuh ke dalam jurang jika ketiga orang itu tidak segera berusaha menghentikan mobil.

Panik, aku berbalik cepat. Kemudian perasaan terkejut dan takut menyelimuti tubuhku tiba-tiba. Tidak ada orang di sana. Tiga pria sebelumnya menghilang entah kemana.

Keadaan berubah menjadi sunyi dan gelap. Aku sendirian.

Menembus kabut tebal, aku refleks berlari mengejar mobil Revi tanpa peduli kerikil-kerikil tajam menusuk kakiku yang telanjang. Aku meneriaki Revi agar segera keluar dari mobil bodoh itu, tapi suaraku tak kunjung keluar. Entah berapa kali aku membuka mulut, tak satupun suara yang berhasil aku keluarkan. Sialan, ada apa ini?! 

Bagaikan film 3D, aku menyaksikan saat mobil yang ditumpangi Revi menumbuk pagar pembatas. Terpelanting ke udara dengan beberapa putaran singkat sebelum akhirnya jatuh ke dasar jurang.

Bagian depan sedan itu menghantam keras batu karang terjal yang muncul dari permukaan laut dengan suara mengerikan.

Mobil itu ringsek. Tersangkut di antara tajamnya batu karang hampir dalam posisi vertikal yang sempurna. Terdengar beberapa suara ledakan, diikuti kobaran api liar mulai menjilati seluruh badan mobil dan gulungan asap hitam tebal membumbung tinggi ke langit malam.

Suara detak jantungku menggema di telinga. Kedua pipiku sudah basah oleh banjir air mata yang tidak aku sadari. Keringatku bercucuran dan seolah darahku habis diserap tanah. Aku gemetaran menatap hampa jurang panas di bawah kaki. Semilir angin kering merayapi tengkuk. Kembali perasaan tidak enak menyelimuti.

Berpaling cepat ke sisi kanan, aku mendapati Daniel berdiri santai tak jauh dari tempatku. Dia mengalihkan pandangannya dari dasar jurang untuk menatapku di antara seringai mencemoohnya. Tatapan sama seperti yang aku ingat. Kebencian, amarah, jijik, dan dendam.

Di sela-sela perasaan takut, terdengar jeritan menyayat hati dari bawah jurang. 

“Ana…aku mohon, tolong aku…!! Anaaa!!!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status