"maaf Ero, kau terlalu terburu-buru," Cloris bangkit dari posisinya.
Piero tak menjawab, ia hanya diam saja bahkan dia membantu Cloris berdiri.
"Kau ini merepotkan saja," Ero membisikka dan menyentuh pantat Cloris.
******
Keesokan pagi hari.
Cloris membuka matanya, dia sudah berada di ranjang berukuran king size yang empuk dan nyaman, sorot mata Cloris tak mendapati Piero di samping, itu berarti kemarin Piero tidak menyetetubuhinya.
Cloris berjalan ke arah dapur membuatkan makanan untuk perutnya, "buatkan juga untukku," tiba-tiba suara Piero dari belakang.
Piero langsung dudu
Irene berada di sebuah mini kedai bersama Sanders teman lelakinya, terlihat ia sedang mengaduk kopi dengan kesal."apa? Ero mengendong seorang wanita tanpa busana," Geram Irene dengan syok saat mendengarkan penjelasan dari Sanders."Yah.. dia sangat cantik Ren,"Irene menatap Sanders dengan tatapan mata sinis. "masih cantik aku,"Sanders hanya menjawab dengan berdehem, "apa kau tahu siapa dia?"Irene mengambil gelang karet lalu ia ikatkan pada rambutnya, "Tentu aku mengerti.. dia adalah budak sex nya Ero,""Apa? Budak sex?" Sanders mengeraskan suaranya."Yah." balas Irene singkat.
"Ugghhh," Piero melepas hisapan itu pada puting kiri Cloris, terlihat puting Cloris sangat basah dan begitu merah memar.Piero mengelus puting kiri Cloris dengan jari telunjuknya, "sedikit lagi," ucap Piero memperhatikan dada Cloris dengan tatapan nafsu.Piero memasukan batang kemaluannya kedalam liang kewanitaan Cloris.Mengocok nya dengan cepat, sangat cepat, membuat kedua payudara Cloris naik turun tak karuan."Aghhhhh, ayo menjeritlah budak!" Bantah Piero menampar payudara kanan Cloris dengan sangat keras.Cloris meremas erat sprei bantal dengan sangat kuat, ia sudah tak mengerti, ia sudah tak tahan dengan semua ini. Tapi Cloris mencoba tak mengeluarkan air matanya, tidak..
"Yah... Karena kau tidak bisa melihat mana yang berpura-pura dan tidak," Ketus Cloris menyeringai Piero."Ayok pergilah cepat!" Piero mendorong tubuh Cloris seperti yang dilakukannya pada Irene.Namun ini sedikit berbeda.. Cloris terjatuh dan menyentuh tanaman.Cloris berdiri tak menghiraukan sorak tawa seseorang dari samping kiri atau kanan, tangannya menepuk beberapa kali karena terkena tanah.Piero menepuk bahu Cloris satu kali, "kerjamu bagus," bisik Piero."Jangan mencari ku saat kau sudah mengetahuinya.. jangan sekali-kali menemuiku ketika dirimu baru menyadarinya.. karena sekarang aku sudah menyelesaikan apa yang seharusnya aku lakukan.. anggap saja kita tidak pern
Seorang wanita terus berjalan memasuki kapsul besar dan menikmati keindahan kota London.Ditemani matahari yang hampir tenggelam di arah Istana Buckingham, puncak Big Ben sangat sempurna. Warna emas menyala dari pantulan cahaya di ujung utara Istana Westminster tempat Big Ben berada, bukan dari cahaya ligthing lampu. Pemandangan menara setinggi 96,3 meter itu nyaris sempurna.Mungkin saat ini, disinilah dia bisa sedikit mengeluarkan perasaannya.Cloris berteriak kepada dunia yang tak pernah adil untuk dirinya, dia berteriak, "kumohon hentikan ini."Dia lelah, bagaimana pun keadaannya, sekuat apapun fisik dan batinnya namun dia adalah wanita, dia tetap wanita yang membutuhkan perlindungan dari seorang lelaki.
Drt... drt... ponsel Lindsey pun bergetar."Hallo.... ya Ero, ada apa?" jawab Lindsey dari suara telpon."Kau sudah di apartemen ku? Baikkah aku akan membuka pintu,"Cloris menjadi ketakutan mendengar nama ERO... ERO... ERO dia adalah lelaki jahat... bukan hanya jahat... tetapi kejam dan tak memiliki perasaan, tangannya sedikit bergetar, jantungnya sudah berdetak tak teratur, baru saja ia bisa bernafas lega karena bebas dari Ero, tapi sekarang ia mendengar bahwa Ero akan kesini? "Oh Tuhan ... aku harus bagaimana?" batin Cloris.Lindsey mengakhiri pembicaraan nya."Linds. Ero akan datang kesini? Untuk apa?" Tanya Cloris cemas."Aku t
Detik berubah menjadi menit, menit berganti menjadi jam, tak terasa sudah 1 minggu Cloris menjalani kehidupan nya tanpa ada nama Piero lagi di sisi nya.Ia bekerja sebagai salah satu karyawan di sebuah restauran cepat saji, "aku ingin memesan dua minuman dan dua makanan ini," ujar tamu tersebut sambil menunjuk pada buku menu."Baiklah, silahkan tunggu nona," Cloris berusaha sangat ramah kepada setiap pembeli.Mulailah ia mengambil dua gelas lalu ia menuangkan vanilla latte, ditambah serbuk coklat sebagai hiasan topping di atas nya."Clo, ini waktumu istirahat, biar aku yang menangani ini," tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menepuk pundak Cloris."Oh astaga Anna, kau membuatku kag
Cloris terbangun dari tidurnya, matanya melirik ke arah jarum jam. "Astaga mengapa sudah siang, padahal aku merasa baru memejamkan mataku," mulut Cloris mengeluarkan uap khas bangun tidurnya.Saat ia sudah rapi dengan baju yang dikenakan, Cloris hanya butuh membaurkan bedak tabur di area wajahnya, mungkin hanya sebagai penyegar dan lipstik berwarna pink glossy untuk warna bibir favoritnya.Beberapa menit kemudian saat Cloris sampai di tempat kerja"Hai Anna, bagaimana kabar anakmu? tanya Cloris dengan mengiris beberapa potongan wortel."Seperti biasa Clo, sangat rewel," ucap Anna dengan memarutkan keju di atas roti bakar."Baiklah aku akan mengantarkan pesanan ini dahulu Clo." Anna p
Di sisi lain....."Astaga perutku sangat lapar," Cloris menggerutu di dalam motel sendirian.Cloris mengambil beberapa uang di meja, ia pun membeli beberapa makanan untuk perutnya yang lapar."Ero itu adalah Cloris," ucap Derry yang hampir dua jam selalu mengamati motel tersebut.Flashback"Tunggu .. itu adalah Cloris," ucap Irene pada Malio, dan Malio pun melihat bahwa benar itu memang Cloris."Jadi kau sembunyi disini." Irene tersenyum.Namun Irene melihat Cloris terburu-buru berbalik badan sehingga menjatuhkan sebuah nampan dan ia pun pergi begitu