Happy reading ;)
---------------
Walnut Tara pun ikut menajam saat pria yang tak lain adalah Nick Scotti berada didepan kamar Vin.
"Tara, aku butuh bantuanmu!" Nick berjalan cepat menghampiri wanita itu yang mendelik sebal.
"I'm so sorry, aku tak akan mencarimu jika tak terdesak. This is about my patient!" Nick meraih jemari Tara, namun Vin menariknya cepat hingga genggaman itu terlepas spontan.
"Jangan menyentuhnya, jika kau tak ingin kehilangan tanganmu." Nick menghela nafas merentangkan kedua tangan.
"Aku segera kembali," Tara tersenyum hangat meraih rahang prianya yang mengeras, dan menanamkan kecupan singkat di bibir Vin lalu berjalan mengikuti Nick.
Matt terkekeh geli, Vin benar benar seperti anak remaja jatuh cinta. Pria itu benar benar tak waras.
Sedangkan Fyodor tercengang untuk ke sekian kalinya, bagaimana bisa boss Mafia kejam itu berlagak seperti Romeo.
"Sepertinya kau benar-benar mencintainya.
Happy reading ;)--------------------Satu minggu berlalu, keadaan Vin telah membaik. Sejujurnya ia sudah merasa baikan dari empat hari yang lalu, namun Tara ingin memastikan semuanya telah kembali pulih, wanita itu yakin sepulang dari perawatan nanti, prianya akan kembali bergelut dengan aktivitas berat.Terkadang Vin merasa geli saat ia tak dapat menyangkal apapun yang Tara ucapkan bahkan ia menuruti kemauan wanitanya daripada harus meluluhkan rajukan manja yang sulit reda.Wanita itu tak segan segan mengekspresikan perasaannya pada Vin seakan pria itu adalah tempatnya untuk pulang dan mencurah. Vin justru bahagia melihat sikap asli wanitanya yang menggemaskan. Ia masih merasa mimpi saat hidupnya berwarna oleh hadirnya wanita riang dan lembut seperti Tara."Kau ingat, kau harus istirahat hingga benar-benar pulih." Mungkin ini adalah kalimat ke seribu yang Vin dengar, keseribu pula Vin menjawabnya dengan kekehan kecil.Wanita itu membantu Vin men
Happy reading ;)------------------"Wanita itu ada di markas." Fyodor membuka pintu mobil Audi R8 hitam untuk sang boss.Sepulang dari perawatan, Vin memutuskan mendatangi markas besar di New York, ia tahu jika wanita itu mendatangi markas, ada masalah besar yang mengganggunya.Ia telah mengetahui banyak pergerakan wanita itu selama di New York, yang ia tak tahu adalah rencana Loginova dengan mengirimnya untuk mengawal CEO besar Citi Group yang terkenal brengsek. (Ada di novel My Wife is Bodyguard).Dan tak mungkin Loginova tidak mengetahui keberadaan keluarga Cloves di negara ini. Lalu dengan segala kemampuan yang wanita itu miliki, mustahil rasanya jika ia tak becus mengurus keluarga tikus seperti Cloves. Lalu, apa yang membuatnya mendatangi markas?Vin menghela nafas kasar kemudian meraih iPad untuk memantau perkembangan perusahaan Lukoil di Republik Ceko. Pasalnya ia telah membuat pusat layanan bersama di Republik Ceko untuk memberikan
Happy reading ;)-----------------Walnut itu kembali terpejam, ia pikir kedatangan Vin secara tiba-tiba seperti ini hanyalah sebuah mimpi. Bukankah pria itu akan menghubunginya, tidak mungkin tiba-tiba datang menjemput mengingat kesibukan yang pria itu hadapi.Kening Vin mengerut dalam, benarkah wanita itu tertidur lagi? Senyum pria itu mengembang sebelum akhirnya duduk menghadap Tara. Vin melipat kedua tangan di dada, memperhatikan walnut legam itu terpejam damai, ada rasa kelegaan bercampur kebahagiaan dengan hanya menatap seperti ini.Namun, akan ada waktu dimana wanita itu mengetahui segala bisnis underground yang ia lakukan hingga sekarang. Lalu apa yang akan ia terima nanti? Mungkin akan lebih baik jika tamparan keras atau semacam pukulan yang Tara berikan padanya daripada harus tersiksa dengan kehilangan wanita itu.Vin mengulurkan jemari hingga membelai surai lembut Tara yang memanjakan telapak tangannya, seolah menyuarakan maaf dari apa
Happy reading ;)Have you fun enjoy it !-----------------Ada rasa gugup sesaat sebelum akhirnya ia meraih daun pintu dan mendorong perlahan. Vin termenung kala walnut itu bertubrukan dengan Tara yang telah melepas pakaian dan menyisakan brassiere dan underwear yang melekat sempurna menutupi titik sensitif di tubuhnyaHalusnya kulit Tara seakan menyambut gelora dalam sekali sentak, Vin susah payah menelan saliva saat gerakan wanita itu yang meraih bathrobe tampak seperti gerakan slow motion ditambah cara ia mengikat rambutnya sendiri.Vin tak pernah sekalipun berhadapan langsung seperti ini dengan para wanita mengingat trauma yang belum hilang darinya, tetapi keberadaan Tara dengan atau tidak memakai sehelai benang pada tubuhnya tak memacu ingatan sialan yang biasanya akan mulai menyergap.Denyutan di setiap nadi mampu membakar apa yang tak pernah ia rasa sebelumnya, getaran halus itu terpacu hanya dengan memandang kulit putih Tara bahkan s
Happy reading ;)------------------Tara terbuai oleh desakan lembut dalam rongga mulutnya, kuasa Vin benar benar berlabuh dalam diri terdalamnya. Ia merasakan getaran hebat saat erangan pria itu menelusup lembut di lorong pendengaran. Segala kerelaan yang ia berikan telah tertangkap tepat pada setiap denyut nadi.Vin terus mengerang saat tarian liar lidah Tara mengeksplor seluruh dinding lembab yang kini basah oleh pertukaran saliva mereka, ia tak mampu berkata cinta kala letupan hangat berderu layaknya gelombang ombak menghantam bibir pantai.Tak ada yang rela jika udara melepas dahaga mereka yang berlabuh di tempat paling menggairahkan. Vin tak kuasa menahan desakan haru bercampur gelora dalam dadanya. Ini begitu istimewa, ini begitu mengagumkan.Jemari kokoh itu tak bisa hanya membelai kulit halus sang wanita dari luar, ia menelusup tangkas meraih apa yang telah dinantikan oleh pecutan hasrat. Ia menangkup dada wanita itu dan berhasil menciptak
Happy reading ;)--------------------Segala pertanyaan yang terus memutar acak dalam pikirannya, kini perlahan sirna saat walnut legam itu menatap keindahan kota di siang hari dari atas private jet sang kekasih.Ia tak pernah membayangkan akan berada di posisi seperti ini, terduduk di dalam private jet milik prianya. Bahkan memiliki kekasih seperti Vin terasa mimpi, bahkan saat ini, ia justru tengah berada dalam salah satu kekayaan yang pria itu miliki.Sedang Vin, ia tak tahu hal apa yang tengah menari indah dalam otak dan fikiran wanitanya. Yang ia tangkap hanya keterkejutan dan itu wajar, bahkan hingga saat ini ia belum mampu memberi penjelasan akan kejujuran tentang siapa dirinya.Walnut legam itu berpendar cerah seakan menyuarakan kekaguman yang mendalam pada keindahan yang ia lihat. Dan itu berhasil membuat Vin mengukir senyum.Vin menggenggam erat jemari mungil itu lalu menghadiahkan kecupan hangat sebagai rasa haru yang lapang. "Kau
Happy reading ;) ------------- Tara merapatkan turtleneck yang ia kenakan seiring langkah itu kian menjauh dari private jet milik sang kekasih. Ia menoleh pada area pinggang yang tak lepas sedikitpun dari rengkuhan Vin. Le Royal Monceau - Raffles Paris, disinilah kaki itu menghentak melewati beberapa bodyguard dan salah satu manager hotel ter mewah di dunia ini yang turut menyambut kedatangan Vin dengan begitu hormat. "Selamat datang Mr Vin Hogan, Mr Brooke tak bisa menyambut kedatangan anda. Maafkan kami." ujar seorang pria paruh baya yang merupakan manager hotel tersebut. "Tak masalah, ku dengar ia sedang memiliki sedikit masalah." Vin menjabat tangan pria itu kemudian kembali melangkah menuju lift. "Ya, sepertinya akan segera selesai." jawab pria itu kemudian menekan tombol lift menuju kamar yang telah di sediakan oleh pihak hotel. "Ku harap begitu." Vin merangkul Tara memasuki lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai ka
Happy reading ;)-------------Vin terperangah saat rengkuhan itu terlepas begitu saja, tak mungkin jika pria itu tak sengaja menabrak Tara. Setelah membantu Tara berdiri, langkah itu teramat lebar dan sarkas hingga Vin meraih baju pria yang telah menabrak wanitanya hingga terangkat."Astaga!" pekik Tara, ia terkejut saat pria asing itu telah melayang di udara oleh cengkraman amarah kekasihnya. Bahkan ia sempat tak percaya jika Vin terlampau kuat.Tubuh kekar dan tinggi menjulang memang tak mungkin jika hanya memiliki sedikit tenaga, namun jika mampu mengangkat tubuh pria asing itu, apakah tak keterlaluan?Vin menyeret tubuh itu hingga membentur dinding Arc The Triomphe, ia tak peduli dengan berpuluh puluh pasang mata tertuju padanya. "Siapa yang menyuruhmu?!" desis Vin tepat didepan wajah pria asing tersebut.Raut ketakutan tampak kentara di wajahnya yang terlampau lebih kecil dari Vin. Tara tak sampai hati melihat getaran di iris walnut pr